بسم الله الرحمن الرحيم
Pertanyaan:
Apakah kalau sholat dhuha dengan niat agar rezki bertambah termasuk syirik?
Jawab:
Iya,berkata Syaikh Muhamad bin Abdulwahhab An-Najdiy;
باب من الشرك إرادة الإنسان بعمله الدنيا
"Bab:termasuk kesyirikan seseorang beramal dengan tujuan mendapatkan perkara dunia "lihat Kitab Tauhid:141
"Bab:termasuk kesyirikan seseorang beramal dengan tujuan mendapatkan perkara dunia "lihat Kitab Tauhid:141
Berkata Ibnu Utsaimin setelah menyebutkan permasalahan yang disebutkan Syaikh Muhamad bin Abdulwahhab An-Najdiy dalam bab diatas;
وهذا من الشرك لأنه جعل عمل الآخرة وسيلة لعمل الدنيا....والحزم والإخلاص أن يجعل عمل الدنيا للآخرة
"Ini termask syirik karena menjadikan amalan akhirat sebagai perantara untuk mendapatkan perkara dunia...sedangkan ikhlas adalah menjadikan amalan dunia sebagai perantara untuk mendapatkan akhirat"lihat Al-Qoulul Mufid 2/308
"Ini termask syirik karena menjadikan amalan akhirat sebagai perantara untuk mendapatkan perkara dunia...sedangkan ikhlas adalah menjadikan amalan dunia sebagai perantara untuk mendapatkan akhirat"lihat Al-Qoulul Mufid 2/308
والله أعلم
Yaman
Ma`bar
Ma`bar
22 Sya`ban 1438 H
Abu Bakar Rafi` bin Ladukani
Al-Bathoniy
Al-Bathoniy
tambahan::::
Fatwa Syaikh mengikuti pertanyaanya.
Yang dimaksud Syaikh adalah segala sesuatu ibadah yang dikhususkan menjadi sebab yang apabila tidak dilakukan akan membuat sebab tersebut hilang.
Contoh...
Seorang pedagang berkeyakinan bahwasanya dengan shalat dhuha rezekinya terbuka lancar.
Dagangannya laris
Dagangannya laris
Kemudian pada suatu hari ia lupa sholat dhuha , dan dagangannya itu tidak laris.
Esoknya ia bertekad akan terus sholat dhuha agar dagangannya laris.
Yang seperti ini yang syirik..
Karena ia sholat dhuha karena sebab ingin dagangannya laris.
Ia berkeyakinan sholat dhuha yang bikin dagangannya laris. Sedangkan keyakinan seperti ini termasuk penyimpangan pada Tauhid Rububiyah.
Yakni menganggap ada selain Allah yang melapangkan rezeki yakni Sholat Dhuha.
Keyakinan seperti ini dianut oleh orang Shufi pada masa kini yakni Jama'ah Tabligh dengan semboyan mereka..
Bahwasanya amal itu memiliki kekuatan (dalam hal mengatur nasib).
Sedangkan sholat dhuha hendaklah diniatkan karena Allah, baik dagangannya laris atau tidak.
Sedangkan menyangkut pasal apakah boleh mengharapkan perkara dunia dalam ibadah. Dibolehkan selama keyakinannya bahwasanya Allah yang menganugrahkan itu semua. Bukan karena amal ibadah.
Dan ketika selesai shalat dhuha kita meminta kelapangan rezeki maka itu sah sah saja karena memang kita dianjurkan berdoa meminta apa yang kita pinta dari Allah. Selama itu bukanlah perkara yang memalingkan kita dari Akhirat.
Kita meminta rezeki lancar dagangan laris. Silahkan..
Karena itu kebaikan, jika dagangan laris, maka dapat untung. Jika dapat untung maka anak istri cukup nafkahnya. Jika cukup nafkahnya maka tubuhnya sehat, jika tubuhnya sehat maka akalnya insya Allah cerdas. Jila sudaj cerdas insya Allah giat menuntut ilmu dan ibadah.
Jadi meminta perkara dunia boleh dalam ibadah selama kita tidak berkeyakinan sebab ibadah itu kita memiliki semua.
Dan sholat dhuha juga ada dalilnya melapangkan rezeki.
Dari Nu’aim bin Hammar Al-Ghathafaniy, beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تَعْجِزْ عَنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَكْفِكَ آخِرَهُ
“Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka’at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang.” (HR. Ahmad, 5: 286; Abu Daud, no. 1289; At Tirmidzi, no. 475; Ad Darimi, no. 1451 . Syaikh Al-Albani dan Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)
قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تَعْجِزْ عَنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَكْفِكَ آخِرَهُ
“Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka’at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang.” (HR. Ahmad, 5: 286; Abu Daud, no. 1289; At Tirmidzi, no. 475; Ad Darimi, no. 1451 . Syaikh Al-Albani dan Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dan Sebagaimana dalil umum, bahwasanya amal shalih akan mendatangkan rezeki.
disebutkan dalam ayat,
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا , وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3)
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا , وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3)
Sumber : https://rumaysho.com/13291-shalat-dhuha-pembuka-pintu-rezeki.html
Semoga yang lain bisa memahamminya. Terutama mas Adi W. Yeng
0 comments:
Post a Comment