Ada yang menarik pada acara "Dua Sisi" di TV One tanggal 22 September 2017. Sebagai sebuah acara diskusi, maka acara ini dikemas dengan menampilkan pembicara yang berimbang, yaitu, pada satu sisi, Pak Kivlan Zen yang didampingi oleh sejarahwan, Rusdi Husein. Pada sisi lain, ada Ilham Aidit yang didampingi oleh Prof. Hermawan Sulistyo.
Apa yang menarik ?
Hermawan Sulistyo yang sedianya mendampingi dan mendukung pendapat Ilham Aidit, malah justru semakin mempertegas keterlibatan PKI sebagai dalanag dan pelaku G30S 1965.
Hermawan Sulistyo juga menjelaskan betapa naifnya versi Cornell Paper, yang mengatakan bahwa G30s disebabkan oleh masalah intern AD. Saking naifnya sampai-sampai pada tahun 1970-an awal, Nugroho Notosusanto, Ali Murtopo dan LB Moerdani membawa empat koper dokumen hasil sidang Mahmilub terhadap tokoh-tokoh PKI yang terlibat, untuk diteliti oleh Ben Anderson dan kawan kawan.
Dari korespondensi Hermawan Sulistyo dengan Ben Anderson, terungkap bahwa setelah membaca semua dokumen itu, Ben Anderson mengakui bahwa versinya yang mengatakan bahwa penyebab G30S adalah "Masalah Intern AD" adalah SALAH. Ben juga mengatakan bahwa PKI benar-benar terlibat, melalui Biro Chusus yang dibentuknya. Namun sayang, Ben Anderson, sampai akhir hayatnya, tidak mau mempublikasikan perubahan pendapatnya itu, sampai akhir hayatnya.
Bila kita telusuri versi ini, maka akan kita temukan bahwa Versi yang mengatakan bahwa penyebab G30S adalah "Masalah Intern AD" merupakan "upaya penggelapan sejarah paling awal".
Pasalnya versi ini, merupakan versi resmi PKI yang ditulis pada surat kabar PKI, yaitu Harian Rakyat, pada tanggal 2 Oktober 1965. Pada saat itu tehnologi belum secanggih sekarang, sehingga untuk menerbitkan tulisan di koran sebuah tulisan, diketik dua hari sebelum terbit. Jadi, versi "Masalah Intern AD" sudah ditulis sejak tanggal 30 September 1965, ketika para jenderal belum dibunuh dan dimasukkan ke Lubang Buaya.
Atau paling cepat diketik sehari sebelum diterbitkan yaitu tanggal 1 Oktober 1965, maka ini pun menyimpan kejanggalan. Pasalnya walau sudah ada pengumuman dari Letkol Untung, namun sebab musabab yang jelas tentang terjadi G30S, tentu masih perlu penelitian dan penyelidikan yang cermat dan membutuhkan waktu.
John Roosa peneliti dari Colombia, berusaha untuk mengklarifikasi dan memverifikasi, versi ini dengan berusaha menemui dan mewawancarai salah seorang tokoh PKI, yaitu Rewang. Dalam keterangannya kepada John Roosa, Rewang berkata bahwa "memang versi yang mengatakan bahwa penyebab G30S adalah masalah intern TNI AD" merupakan versi yang sudah dipersiapkan oleh PKI sejak sebelum peristiwa G30S terjadi.
Dengan kata lain, versi "Masalah Intern TNI AD" ini merupakan versi penggelapan sejarah yang tertua mengenai sejarah G30S 1965. Bisa juga dikatakan bahwa versi ini merupakan fitnah terhadap TNI AD yang paling awal. Versi hoax paling aal, atau apapun istilahnya.
Dan ternyata, usaha penggelapan semacam ini masih terus berlanjut dari masa ke masa, hingga kini. InsyaaAllah akan kita bahas pada tulisan berikutnya.
Intinya, benar apa yang dikatakan oleh Prof. Aminuddin Kasdi, pelaku dan saksi sejarah, professor dan penulis buku tetang G30s, bahwa "Ojok Percoyo Ilate PKI, Pasti Bohong" yang artinya, "Jangan Percaya Omongan PKI, Pasti Bohong"
(Bersambung)
Oleh
Hermawan wibisono