oleh: Ust Musyaffa Ad Dariny Lc
Beberapa teman menanyakan tentang kebenaran berita di atas, apakah benar demikian, ataukah itu isu dari berita yg telah dipelintir.
Beberapa kali saya jawab, bahwa itu hanyalah berita yg dipelintir oleh media saja.. itu hanya berita hoax, alias isu dan kabar burung.
Dan Alhamdulillah ulama yg dijadikan sandaran sumber isu tersebut akhirnya memberikan klarifikasi tentang berita tersebut, beliau adalah Syeikh Abdullah Al-Muthlaq -hafizhahullah-.
Berikut ini berita yg memuat klarifikasi beliau, dan dibuat oleh halaman berita "Sabaq".
"Syeikh Abdullah Al-Muthlaq, seorang penasehat dewan kerajaan dan anggota kibar ulama, telah mengeluarkan klarifikasi mengenai pendapatnya tentang perayaan Maulid Nabi, untuk membantah isu yg beredar, yg mengatakan bahwa:
'Saudi akhirnya mengakui (perayaan) Maulid Nabi, dari seorang anggota dalam dewan kerajaannya, dan dia menganggap itu termasuk amal saleh'.
… … …
Syeikh Abdullah Al-Muthlaq mengatakan dalam klarifikasinya: bahwa telah disandarkan kepadaku akhir-akhir ini bahwa aku membolehkan perayaan maulid (kelahiran) Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam-, makhluk paling mulia, dan kekasihku. Dan bahwa aku memasukkannya dalam ibadah-ibadah yg bisa mendekatkan kaum muslimin kepada Allah ta'ala.
Ini adalah kedustaan yg disandarkan kepadaku dan tindakan membohongi kaum muslimin secara umum yg mereka berprasangka baik kepada para ulamanya.
Seandainya orang-orang yg berdusta melalui judul berita yg mereka susun sendiri, membaca perkataanku yg dia sebutkan di bawah judulnya, tentu mereka akan tahu bahwa aku tidak membolehkan perayaan maulid (kelahiran) orang terkasih dan terpilih (Muhammad) shallallahu alaihi wasallam-.
Sungguh orang yg paling besar dalam kecintaannya kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah Ali bin Abi Thalib, Dua putranya; Hasan dan Husein, dan para Khulafa' Rosyidin yg lainnya seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Umar bin Abdul Aziz -radhiallahu anhum- dan juga selain mereka; tidak ada satu pun yg melakukan maulid tersebut, mereka juga tidak mengajak manusia untuk melakukannya. Hal itu juga tidak pernah dilakukan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam, dan beliau tidak juga mengajak kepadanya.
Para penyair dari kalangan sahabat -radhiallahu anhum- yg mencintai Nabi -shallallahu alahi wasallam- dg kecintaan yg agung, seperti: Hassan bin Tsabit, Ka'ab bin Malik, Ka'ab bin Zuhair, dan selainnya, mereka tidak pernah memuji Nabi -shallallahu alaihi wasallam- dg pujian yg diberikan oleh para penyair maulid, seperti Al-Bushairi dan yg lainnya, sungguh mereka telah melampui batas dalam memuji beliau, hingga mereka jatuh dalam kesyirikan yg tidak diridhai oleh beliau -shallallahu alaihi wasallam-, tidak akan beliau terima, bahkan beliau telah memperingatkan dan melarang umat beliau darinya".
Damar Muhisa
0 comments:
Post a Comment