Saturday, January 30, 2016

Bila di Kiblat Masjid Ada Makam

Saturday, January 30, 2016 0

Bila di Kiblat Masjid Ada Makam

Berikut ini adalah fatwa Syeikh Muqbil bin Hadi al Wadi'i- rahimahullahu- tentang permasalahan di atas. Fatwa beliau ini kami jumpai di buku kumpulan fatwa beliau yang berjudul Tuhfah al Mujib fi As-ilah al Hadhir wa al Gharib terbitan Dar Haramain Kairo, halaman 88-89, cetakan pertama 1424.

أما بعد: فهذه أسئلة وردت من إخواننا في دولة إندونيسيا المسلمة إلى شيخنا أبي عبدالرحمن مقبل بن هادي الوادعي حفظه الله.
السؤال: ما حكم الصلاة في المسجد الذي أمامه مقبرة؟

Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang datang dari saudara-saudara kita yang tinggal di sebuah negara Islam bernama Indonesia. Pertanyaan-pertanyaan ini ditujukan kepada guru kami Abi Abdirahman Muqbil bin Hadi al Wadi'i.
Teks pertanyaan, "Apa hukum shalat di masjid yang di sisi kiblatnya terdapat pemakaman?"

الجواب: الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وأصحابه ومن والاه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله.
أما بعد: فالصلاة في المسجد الذي أمامه مقبرة خارج جدار المسجد صحيحة، لأنّ النهي عن الصلاة في المسجد الذي فيه مقبرة، كما جاء عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم أنه قال: ((الأرض كلّها مسجد، إلاّ المقبرة والحمّام)).

Jawaban Syeikh Muqbil:

"Segala puji hanyalah milik Allah. Sanjungan dan keselamatan semoga selalu dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarga, para sahabatnya dan semua orang yang loyal kepada beliau.
Saya bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah semata tiada sekutu baginya/ Saya juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusannya.

Sholat yang dikerjakan di dalam masjid yang pada sisi kiblatnya terdapat pemakaman dan pemakaman tersebut ada di luar tembok masjid adalah sholat yang sah.

Yang terlarang adalah mengerjakan sholat di masjid yang di dalamnya terdapat makam sebagaimana dalam sebuah hadits dari Abu Said al Khudri, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Semua bagian bumi itu bisa dipergunakan untuk sholat asalkan bukan pemakaman dan bukan hammam (tempat mandi umum)".

وفي "صحيح مسلم" من حديث جندب عن النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم قال: ((ألا وإنّ من كان قبلكم كانوا يتّخذون قبور أنبيائهم وصالحيهم مساجد، ألا فلا تتّخذوا القبور مساجد، إنّي أنْهاكم عن ذلك)).

Dalam Shahih Muslim dari Jundub, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Ingatlah, sesungguhnya orang-orang sebelum kalian itu menjadikan kubur para nabi dan orang shalih mereka sebagai masjid (baca:tempat ibadah). Ingatlah, janganlah kalian menjadikan makam sebagai masjid. Sesungguhnya aku melarang kalian melakukan hal tersebut".

وحديث: أنّ النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم قال: ((لا تصلّوا إلى القبور، ولا تجلسوا عليها)).
فهذا إذا كانت الصلاة إليها بدون حائط أو جدار. أما إذا وجد الجدار أو الحائط وهي خارج المسجد، فالصلاة صحيحة إن شاء الله.

Sedangkan maksud hadits, "Janganlah kalian sholat dengan menghadap makam dan janganlah kalian menduduki makam" adalah larangan sholat menghadap makam secara langsung tanpa terhalang tembok.
Oleh karena itu, jika sudah terdapat tembok sehingga posisi makam itu di balik tembok maka sholat yang dikerjakan di masjid semacam itu adalah sholat yang sah, insya Allah".

***
Ada beberapa pelajaran yang bisa kita petik dari kutipan fatwa di atas:

1. Syeikh Muqbil berpendapat sahnya sholat di masjid yang di sebelah baratnya terdapat makam meski makam tersebut tidak memiliki pagar atau tembok makam yang tersendiri. Landasan beliau dalam hal ini sangat kuat karena yang dimaksud dengan menjadikan kubur sebagai masjid adalah masjid yang di dalamnya terdapat makam, sedangkan dalam hal ini posisi makam ada di luar masjid.

2. Jika ada orang yang beralasan bahwa sholat di masjid tersebut berarti sholat dengan menghadap makam atau kubur dan hal ini dilarang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam maka jawabannya adalah dengan kita katakan bahwa sholat semacam itu tidak bisa disebut sholat menghadap kubur namun sholat menghadap tembok masjid.

3. Jika ada orang yang mengatakan bahwa tembok masjid semata itu belum cukup untuk terhindar dari larangan sholat menghadap kubur maka kita bisa balik bertanya mengapa keberadaan tembok masjid dinilai belum cukup? Adakah dalil atas anggapan ini? Apa dalil yang mengharuskan adanya tembok atau pembatas tambahan selain tembok masjid? Mengapa dua tembok atau dua pembatas dinilai cukup? Adakah dalil yang membedakan antara adanya dua pembatas dengan satu pembatas saja yaitu tembok masjid?

4. Anggapan bahwa orang yang sholat di masjid yang di bagian kiblatnya terdapat kuburan adalah orang yang kesalafiannya diragukan adalah anggapan yang tidak benar. Terlebih lagi bahwa masalah ini adalah masalah fiqh dan bukan masalah yang menjadi tolak ukur seorang ahli sunah ataukah bukan. Tidak perlu menambahkan tolak ukur ahli sunah dengan tolak ukur yang tidak dikenal oleh para ulama ahli sunah itu sendiri. Bahkan ada orang yang meragukan kesalafian seorang ustad yang dikenal sebagai ustad salafy gara-gara masalah ini. Sungguh suatu hal yang aneh sekali.

5. Kaedah fiqh mengatakan bahwa keluar dari perselisihan ulama adalah suatu hal yang dianjurkan. Mengingat hal tersebut maka adanya pembatas tambahan selain tembok masjid adalah suatu hal yang baik dalam rangka keluar dari perselisihan di antara para ulama.

http://ustadzaris.com/bila-di-kiblat-masjid-ada-makam

Aku heran dengan tiga orang

Sebuah petuah mengatakan:

"Aku heran dengan tiga orang:

1. Orang yg selalu mengejar harta, padahal harta itu pasti meninggalkannya.

2. Orang yg khawatir dg rezekinya, padahal Allah pasti memberikan rezekinya.

3. Orang yg membangun istana untuk dirinya, padahal kuburanlah tempat tinggalnya".

-----------

Berusahalah mencari dunia semampunya, jangan sampai melanggar batas-batasNya...

Dan agar Anda selalu bahagia dalam setiap keadaan; berusahalah utk MENIKMATI dan mensyukuri jalan takdir Anda.

Semoga bermanfaat...

oleh: Musyafa Ad Dariny

Friday, January 29, 2016

🔊 Kajian 27 | Hāidh, Nifās Dan Istihādhah

Friday, January 29, 2016 0

🌍 BimbinganIslam.com
Jum'at, 19 Rabi'ul Akhir 1437H / 29 Januari 2016M
👤 Ustadz Fauzan ST, MA
📗 Matan Abu Syuja' | Kitab Thahārah
🔊 Kajian 27 | Hāidh,  Nifās Dan Istihādhah
⬇ Download audio: https://goo.gl/Zav6L0
~~~~~~~~~~~~~
MATAN KITAB:

(فصل) ويخرج من الفرج ثلاثة دماء دم الحيض والنفاس والاستحاضة فالحيض هو الدم الخارج من فرج المرأة على سبيل الصحة من غير سبب الولادة ولونه أسود محتدم لذاع والنفاس هو الدم الخارج عقب الولادة والاستحاضة هو الدم الخارج في غير أيام الحيض والنفاس وأقل الحيض يوم وليلة وأكثره خمسة عشر يوما وغالبه ست أو سبع وأقل النفاس لحظه وأكثره ستون يوما وغالبه أربعون وأقل الطهر بين الحيضتين خمسة عشر يوما ولا حد لأكثره وأقل زمن تحيض فيه المرأة تسع سنين وأقل الحمل ستة أشهر وأكثره أربع سنين وأقل الحمل ستة أشهر وأكثرها أربع سنين وغالبه تسعة أشهر.

DEFINISI DAN HUKUM HĀIDH, NIFĀS, ISTIHĀHDAH

Ada 3 macam darah yang keluar dari kemaluan wanita: (a) darah hāidh, (b) darah nifās, (c) darah istihādhah.

Darah haidh adalah darah yang keluar dari kemaluan perempuan dengan cara sehat bukan karena melahirkan. Dan warnanya kehitam-hitaman, terasa panas dan diikuti mual-mual pada perut.

Nifās adalah darah yang keluar setelah melahirkan.

Istihādhah adalah darah yang keluar di selain hari-hari haid dan nifas.

Paling sedikitnya darah haidh adalah satu hari satu malam. Dan yang paling banyak adalah 15 hari. Umumnya 6 (enam) atau 7 (tujuh) hari.

Paling sedikitnya nifas adalah sebentar dan paling banyak 60 hari dan umumnya 40 hari.

Paling sedikitnya masa suci di antara dua masa haidh adalah 15 hari. Dan tidak ada batas untuk paling banyaknya.

Usia minimal wanita haidh adalah 9 (sembilan) tahun. Paling sedikitnya usia kehamilan 6 bulan. Paling panjang kehamilan 4 tahun. Umumnya masa hamil adalah 9 bulan.
➖➖➖➖➖➖➖

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله و بعد

Para Sahabat Bimbingan Islam yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla, pada halaqah yang ke-27 ini kita akan lanjutkan pelajaran thahārah dalam Kitab Matan Abū Syujā'.

قال المصنف:
((ويخرج من الفرج ثلاثة دماء دم الحيض والنفاس والاستحاضة))

((Dan dari kemaluan wanita keluar 3 macam darah: ⑴ darah hāidh, ⑵ darah nifas dan ⑶ darah istihādhah))

Ketiga darah ini adalah darah yang biasa keluar dari kemaluan seorang wanita.

■ HĀIDH

قال المصنف:
((فالحيض هو الدم الخارج من فرج المرأة على سبيل الصحة من غير سبب الولادة ولونه أسود محتدم لذاع))

((Dan darah hāidh adalah darah yang keluar dari kemaluan seorang wanita dalam keadaan sehat dan bukan disebabkan karena kelahiran. Warna darah tersebut hitam matang [maksudnya adalah merah kehitaman])) 

Hāidh adalah proses peluruhan dinding rahim. Dan secara umum memiliki siklus yang tetap pada seorang wanita. Dan ciri-ciri hāidh yang normal dapat dilihat secara umum dari warna, tekstur maupun baunya.

✓Darah hāidh berwarna merah matang
✓Bertekstur kental
✓Lebih bau dibandingkan darah biasa

Para Sahabat sekalian,

● BAGAIMANA PENENTUAN MASA HĀIDH?

Dia dapat dilakukan oleh 2 hal;

⑴ Dengan adat kebiasaan yang terjadi pada seorang wanita pada tanggal tertentu, siklus tertentu atau kebiasaan yang biasa terjadi setiap bulannya.

⑵ Dengan tamyīz (membedakan) darah yang keluar. Jika memiliki ciri-ciri hāidh maka dia adalah darah haidh.

● BAGAIMANA CARA MENENTUKAN SELESAINYA MASA HĀIDH?

Dapat diketahui dengan 2 cara:

⑴ Dengan keluarnya cairan putih dari kemaluannya di akhir masa haidhnya, masa adat kebiasaannya.

⑵ Dengan kekeringan.
Maksudnya dengan melihat kemaluannya sudah kering atau belum. Yaitu dengan cara menggunakan kain katun atau yang semisalnya, kemudian dimasukkan ke dalam kemaluannya, jika tetap kering maka dia telah suci.

■ DARAH NIFAS

قال المصنف:
((والنفاس هو الدم الخارج عقب الولادة))

((Dan darah nifas adalah darah yang keluar disebabkan proses persalinan))

Walaupun yang keluar masih berbentuk gumpalan daging (mudghah) atau gumpalan darah ('alaqah), baik dalam keadaan hidup atau dalam keadaan meninggal dunia, baik yang keluar itu sempurna & lengkap ataupun yang keluar tidak sempurna atau hanya bagian tertentu saja, maka dia masuk ke dalam hukum nifas karena nifas secara bahasa artinya al-wilādah (persalinan).
Dan pernah disinggung pada pertemuan sebelumnya tentang khilaf para ulama: Kapan masuk ke dalam masa nifas, kapan darah tersebut disebut darah nifas, apakah sebelum kelahiran, atau masa kelahiran ataukah setelah kelahiran.

■ ISTIHĀDHAH

قال المصنف
((والاستحاضة هو الدم الخارج في غير أيام الحيض والنفاس))

((Dan istihādhah adalah darah yang keluar dari kemaluan wanita, bukan pada masa haidh dan juga bukan pada masa nifas. Dan darah istihādhah, dia memiliki sifat dan ciri seperti darah biasa (berwarna merah segar, encer dan tidak berbau).))

Dan untuk darah istihādhah tidak ada batasan waktu. Darah istihādhah memiliki hukum sama seperti darah biasa. Oleh karena itu, orang yang keluar darah istihādhah dia hukumnya sama seperti orang biasa, dia tetap wajib shalat, puasa dan boleh berhubungan dengan suaminya.

Hukumnya orang yang terkena darah istihādhah sama seperti hukumnya orang yang suci. Hal ini berdasarkan hadits 'Āisyah radhiyallāhu Ta'āla 'anhā tentang Fāthimah bintu Abi Hubaisy yang diriwayatkan oleh Imām Bukhāriy dan Muslim. Beliau berkata:

قالت :يا رسول الله إني أستحاض فلا أطهر ، أفأدع الصلاة ؟ فقال : لا ، إنما ذلك عرق ، وليس بالحيضة ، فإذا أقبلت الحيضة فاتركي الصلاة ، فإذا ذهب قدرها فاغسلي عنك الدم وصلي .

Beliau bertanya: "Yā Rasūlullāh, saya seorang wanita yang mengalami istihādhah (keluar darah secara terus menerus) sehingga saya tidak bisa bersuci. Haruskah saya meninggalkan shalat?" Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam pun menjawab: "Tidak, sesungguhnya darah itu berasal dari urat. Apabila datang haidh maka tinggalkanlah shalat. Dan jika sudah habis ukuran waktunya maka cucilah darah tersebut dan shalatlah."

Penjelasan berikutnya dalam Matan Abū Syujā' adalah mengenai:

● DURASI/MASA/WAKTU DARI MASING-MASING DARAH TERSEBUT

قال المصنف:
((وأقل الحيض يوم وليلة))

((Dan masa yang paling sedikit dari haidh adalah 1 hari 1 malam))

Hal ini berdasarkan pengamatan ataupun kejadian di lapangan dan juga berdasarkan hadits 'Ali radhiyallāhu Ta'āla 'anhu yang diriwayatkan oleh Imām Bukhāriy.

((وأكثره خمسة عشر يوما))

((Dan masa haidh yang paling banyak adalah 15 hari))

Dan ini pula berdasarkan istiqrā (pengamatan) dan kejadian di lapangan dan juga berdasarkan hadits 'Ali radhiyallāhu Ta'āla 'anhu, beliau mengatakan:

ما زاد على خمسة عشر فهو استحاضة

"Apa yang lebih dari 15 hari maka dia adalah istihādhah." (HR Bukhāriy secara mu'allaq)

قال المصنف:
((وغالبه ست أو سبع))

((Dan secara umum/kebanyakan adalah 6 hari atau 7 hari))

Hal ini berdasarkan hadits Hamnah bintu Jahsy, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

تحيضي في علم الله ستا أو سبعا كما تحييض النسآء و يطهرن

"Ambillah masa haidh berdasarkan ilmu Allāh Subhānahu wa Ta'āla sebanyak 6 atau 7 hari sebagaimana para wanita haidh dan bersuci." (HR Ash-hābus Sunān)

قال المصنف:
((وأقل النفاس لحظه وأكثره ستون يوما))

((Dan masa nifas yang paling sedikit/pendek adalah sesaat atau tidak ada batasannya dan paling banyak adalah 60 hari))

Dalilnya berdasarkan istaqrā (pengamatan) dan kejadian yang terjadi di lapangan.

قال المصنف:
((وغالبه أربعون))

((Dan secara umum adalah 40 hari))

Dalilnya adalah berdasarkan hadits dari Ummu Salamah, beliau mengatakan:

كانت النفساء تجلس على عهد رسول الله صلى الله عليه وسلم أربعين يوما و أربعين ليلة

"Para wanita yang nifas di zaman Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mereka mereka duduk (yaitu tidak shalat) selama 40 hari dan 40 malam."

(HR? Abū Dāwūd dan Tirmidzi dan diperselisihkan derajat hasannya, akan tetapi Syaikh Al-Albāniy menshahihkannya)

Apabila seorang wanita yang mengalami nifas kemudian darahnya berhenti maka dia wajib untuk bersuci dengan mandi besar walaupun belum sampai 40 hari, walaupun baru 1 minggu atau kurang dari itu.

قال المصنف:
((وأقل الطهر بين الحيضتين خمسة عشر يوما ولا حد لأكثره))

((Masa suci antara 2 haidh adalah paling sedikit 15 hari. Dan masa suci yang paling banyak tidak ada batasannya))

Hal ini berdasarkan istiqrā (penelitian) atau pengamatan di lapangan bahwa ada seorang wanita yang masa sucinya hanya 15 hari dan ada seorang wanita yang haidhnya hanya sekali dalam setahun, artinya masa sucinya cukup panjang.

قال المصنف:
((وأقل زمن تحيض فيه المرأة تسع سنين))

((Dan umur yang paling kecil bagi seorang wanita untuk mengalami haidh adalah 9 tahun))

Hal ini berdasarkan istiqrā (pengamatan/penelitian) dan kejadian yang terjadi di lapangan.

قال المصنف:
((وأقل الحمل ستة أشهر وأكثره أربع سنين وأقل الحمل ستة أشهر وأكثرها أربع سنين وغالبه تسعة أشهر))

((Masa kehamilan yang paling pendek normal adalah 6 bulan. Dan masa kehamilan yang paling panjang yang pernah ada yaitu 4 tahun. Dan secara umum, masa kehamilan seorang wanita adalah selama 9 bulan))

Dalil masa hamil yang terpendek yaitu 6 bulan adalah firman Allāh Subhānahu wa Ta'āla:

وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا ۚ 

"Dan masa mengandung dan masa menyusui adalah 30 bulan." (QS Al-Ahqāf: 15)

Disini Allāh menggabungkan 2 masa, totalnya adalah 30 bulan.

Kemudian firman Allāh Ta'āla di ayat yang lain:

وَفِصَاله فِي عَامَيْنِ

"Dan masa menyusui selama 2 tahun." (QS Luqmān: 14)

⇒ 2 tahun = 24 bulan.
⇒ Artinya masa hamil minimal = 30 bulan, dikurangi 24 bulan yaitu 6 bulan.

Sedangkan dalil yang lainnya adalah berdasarkan istiqrā (pengamatan) dan kejadian yang ada.

Demikian yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan kita cukupkan.

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
وآخر دعونا أن الحمد لله رب العلمين
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
______________________________
📦 Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004

🌐 Website: 
http://www.bimbinganislam.com
👥 Facebook Page: 
Fb.com/TausiyahBimbinganIslam
📣 Telegram Channel:
http://goo.gl/4n0rNp
📺 TV Channel:
http://BimbinganIslam.tv

Wednesday, January 27, 2016

🔊 Halaqah 14 | Tanda-tanda Besar Dekatnya Hari Kiamat

Wednesday, January 27, 2016 0

🌍 BimbinganIslam.com
Kamis, 18 Rabi'ul Akhir 1437 H /28 Januari 2016 M
👤 Ustadz 'Abdullāh Roy, MA
📘 Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir
🔊 Halaqah 14 | Tanda-tanda Besar Dekatnya Hari Kiamat
⬇️ Link Download: https://goo.gl/1Nbhrg
➖➖➖➖➖➖➖➖➖

TANDA-TANDA BESAR DEKATNYA HARI KIAMAT

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول لله و على آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke-14 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang"Tanda-tanda Besar Dekatnya Hari Kiamat".

Tanda-tanda besar dekatnya hari kiamat adalah 10 tanda menjelang datangnya hari kiamat.

Yang apabila sudah muncul 10 tanda tersebut, terjadilah setelahnya; hari kiamat.

Tanda-tanda besar tersebut apabila muncul satu, maka akan segera diikuti oleh yang lain.

Suatu saat Nabi Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam melihat para Shahābat sedang saling berbicara di antara mereka.

Beliau bertanya:

"Apa yang sedang kalian bicarakan?"

Merekapun menjawab:

"Kami sedang mengingat hari kiamat."

Maka, Beliau Shallallāhu 'Alayhi wa Sallam bersabda:

إِنَّهَا لَنْ تَقُومَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ

"Sesungguhnya hari kiamat itu tidak akan datang sampai kalian melihat sebelumnya 10 tanda-tanda."

Maka Beliau Shallallāhu 'Alayhi wa Sallam menyebutkan 10 tanda :

1. Asap
2. Dajjāl
3. Dābbah (seekor hewan melata)
4. Terbitnya matahari dari barat
5. Turunnya 'Īsā bin Maryam
6. Ya'jūj dan Ma'jūj
7. Gerhana di timur
8. Gerhana di barat
9. Gerhana di Jazirah Arab
10. Api yang keluar dari Yaman yang menggiring manusia ke padang pengumpulan.

(Hadīts shahīh riwayat Imām Muslim rahimahullāh)

Apa yang tersebut di dalam hadits di atas bukanlah berurutan.

Dan in syā Allāh akan kita pelajari satu-persatu dari tanda-tanda tersebut pada halaqah-halaqah selanjutnya.

Itulah yang bisa kita sampaikan.
وبالله التوفيق والهداية
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Saudaramu,
'Abdullāh Roy
Di kota Al Madīnah

✒Ditranskrip oleh
Tim Transkrip BiAS
➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Anak demam


Ibu-ibu ini (Bapak-bapak juga) memang harus selalu diingatkan, agar tidak pakai "tangan-meter" untuk menentukan anaknya...
Posted by Arifianto Apin on Wednesday, January 27, 2016

🔊 Pengajian Islam | Kiat-Kiat Meningkatkan Iman (Bagian 2 Dari 6)

🌍 BimbinganIslam.com
Rabu, 17 Rabi'ul Akhir 1437 H / 27 Januari 2016 M
📝 Materi Tematik
👤 Ustadz Firanda Andirja, MA
🔊 Pengajian Islam | Kiat-Kiat Meningkatkan Iman (Bagian 2 Dari 6)
⬇️ Download Audio: https://goo.gl/Ru67zl
KIAT-KIAT MENINGKATKAN IMAN (BAGIAN 2 DARI 6)
Ikhwan dan akhwat yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla,
Apa yang akan disebutkan oleh Syaikh 'Abdurrazzāq Al Badr hafizhahullāhu Ta'āla adalah poin-poin terpenting dari amalan shalih yang dapat menambah keimanan.
■ 1 | BELAJAR ILMU AGAMA
Ini merupakan perkara yang sangat penting yang sangat menambah keimanan.
Yaitu seluruh ilmu yang berkaitan dengan agama, baik ilmu halal wal haram, ushul fiqih, mushthalah hadits, ilmu tentang akhlaq, zuhud dan adab.
Keutamaan menuntut ilmu sangat luar biasa, oleh karenanya Allāh Subhānahu wa Ta'āla tidak pernah memerintahkan Nabi-Nya untuk meminta tambahan kecuali tambahan ilmu.
Kata Allāh :
وَقُل رَّبِّ زِدْنِي عِلْمًا
"Katakanlah wahai Muhammad,  'Ya Rabbku, tambahkanlah bagiku ilmu'."
(QS Thāha: 114)
Oleh karenanya, dalam hadits yang masyhur Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ 
"Barangsiapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka untuk meraih ilmu (menuntut ilmu), maka Allāh akan mudahkan jalannya menuju surga."
(HR Muslim)
Perhatikan hadits ini!
Bukankah kita semua sepakat bahwa seluruh amalan shalih mengantarkan kepada surga?
Shalat, puasa, zakat mengantarkan kepada surga, lantas kenapa Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam mengkhususkan penyebutan menuntut ilmu mengantarkan kepada surga? Dimudahkan jalannya menuju surga?
Karena jalan yang paling cepat mengantarkan kepada surga adalah menuntut ilmu.
Dengan ilmu seseorang akan beribadah kepada Allāh dengan ibadah yang benar dan akan mengetahui keburukan-keburukan yang untuk dia jauhi.
Ilmu merupakan pintu yang membuka berbagai macam kebaikan.
Ini dalil yang sangat kuat menunjukkan bahwasanya menuntut ilmu akan menambah keimanan.
Dalam hadits yang lain, kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dalam Shahīh Al Bukhāri:
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ
"Barangsiapa yang Allāh kehendaki baginya kebaikan, Allāh akan buat dia paham tentang agama."
Perhatikan! 
Dalam hadits ini Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan "Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allāh untuk dirinya..."
Seperi kata Al Hāfizh Ibnu Hajar rahimahullāh; "khairan" di sini dalam bentuk tanwin (nakirah) dan kalau ada kalimat nakirah dalam kalimat syarat maka memberikan faidah keumuman dan juga memberikan faidah tafkhim.
Sebagaimana perkataan Ibnu Hajar rahimahullāh, tatkala kalimat nakirah datang dalam bentuk kalimat syarat,
⇒ Nabi tidak mengatakan "man yurīdillāhu bihi al khaira" dengan alif lam, tapi "bihi khairan" dengan tanwin.
Dalam kaidah ushul fiqh, kalau kalimat nakirah disebutkan dalam konteks kalimat syarat maka memberikan kaidah keumuman, sehingga seakan-akan Nabi mengatakan:
"Barangsiapa yang Allāh ingin berikan kepada dia kebaikan dengan berbagai macam kebaikan (umum mencakup kebaikan apa saja), maka Allāh akan buat dia paham tentang agama."
Selain itu, Ibnu Hajar juga mengatakan, "Lītafkhim," khairan di situ menunjukkan agungnya kebaikan tersebut.
Seakan-akan Nabi mengatakan:
"Barangsiapa yang ingin Allāh berikan kepada dia kebaikan yang spesial (bukan sembarang kebaikan) maka Allāh akan buat dia paham tentang agama."
Dan yang paling menunjukkan akan keutamaan ilmu adalah sabda Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dalam hadits Abu Dardā (hadits riwayat muslim di atas).
Kemudian kata Nabi shallallahu alaihi wasallam:
... وَ إِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ بِمَا يَصْنَعُ...
"Sesungguhnya malaikat akan meletakkan sayap-sayap mereka...."
⇒ Menunjukkan malaikat tawādhu' di hadapan penuntut ilmu karena penuntut ilmu diagungkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Orang yang mencari ilmu dicintai oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla sehingga para malaikat meletakkan sayap-sayap mereka karena ridha dengan apa yang dilakukan oleh penuntut ilmu.
Kemudian, kata Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam:
وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ حَتَّى الْحِيتَانُ فِي الْبَحْرِ
"Sesungguhnya seorang yang menuntut ilmu (yang berilmu), akan dimintakan ampunan baginya oleh seluruh penghuni langit dan penghuni bumi, sampai-sampai ikan di lautan juga berdo'a kepada Allāh agar mengampuni orang ini..."
Maka saya katakan bahwasanya menuntut ilmu merupakan sebab utama untuk diampuni dosa-dosa.
Kemudian kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:
 وَفَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ
"Dan keutamaan seorang yang alim dibandingkan dengan seorang ahli ibadah seperti keutamaan rembulan dibanding seluruh bintang."
Kita bayangkan, di malam hari tatkala bulan purnama, bulan cuma satu namun cahaya bulan itulah yang menerangi bumi yang bagi orang-orang cahaya tersebut bermanfaat.
Adapun bintang-bintang walaupun jumlah banyak, cahayanya tidak akan sampai menerangi bumi.
Artinya, kalau ada satu orang yang benar-benar alim, maka dia lebih afdhal daripada jutaan ahli ibadah yang tidak alim.
Karena dia bisa memberi petunjuk kepada masyarakat, sedangkan ahli ibadah hanya untuk kepentingan dirinya sendiri.
Orang alim bisa memberikan penerangan kepada masyarakat tatkala timbul fitnah-fitnah dan syubhat-syubhat.
Dialah yang bisa menjelaskan kepada masyarakat untuk menepis kerancuan dalam pemikiran dan menjelaskan pintu-pintu kebaikan.
Maka satu orang alim lebih baik daripada jutaan ahli ibadah. 
Kemudian kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:
إِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ ، إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ 
"Sesungguhnya para Nabi tidaklah mewariskan harta dinar dan dirham, akan tetapi mereka mewariskan ilmu. Barangsiapa yang telah mengambil ilmu maka dia telah mengambil warisan para Nabi."
Oleh karenanya, ikhwan dan akhwat yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla,
Apa yang sedang kita pelajari setiap hari dalam kajian, baik melalui televisi, radio-radio ataupun langsung bermajlis di hadapan para ustadz atau para ulama maka itu semua adalah warisan nabi yang sedang kita ambil.
Maka hendaknya kita berbahagia.
Lebih banyak warisan nabi yang kita ambil maka makin banyak keimanan kita yang bertambah.
Namun ada perkara yang penting yang harus saya ingatkan, ini diingatkan oleh para ulama dan juga diingatkan oleh Syaikh 'Abdurrazzāq dalam kitabnya tersebut bahwasanya:
◆ Menuntut ilmu bukanlah ibadah lidzatihi, tapi ibadah lighairihi.
Ilmu merupakan wasilah kepada sesuatu dan hanya bernilai ibadah kalau dia bisa mengantarkan kepada sesuatu tersebut, sesuatu tersebut adalah agar dia bisa beribadah, bertakwa kepada Allah.
⇒ Artinya, kalau seorang menuntut ilmu hanya sekedar sebagai wawasan (pengetahuan), bukan untuk diamalkan, maka ilmu tersebut tidak menjadi ibadah.
Ilmu itu menjadi ibadah ketika ilmu tersebut bisa mengantarkan kepada ibadah (bernilai ibadah) disisi Allāh Subhānahu wa Ta'āla
Dan ini seperti firman Allāh Subhānahu wa Ta'āla dalam Surat Al Baqarah ayat 21
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Bahwasanya tujuan kita diciptakan adalah untuk beribadah dan ilmu adalah sarana untuk ibadah.
Kalau ternyata seseorang menuntut ilmu tetapi tidak mengantarkan dia kepada ibadah, maka bisa jadi bumerang bagi dia.
Oleh karenanya, Allāh memuji kita di dalam Al Qurān, Allāh mengatakan:
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
"Sesungguhnya yang takut kapada Allāh diantara hamba-hambaNya adalah para ulama (orang-orang berilmu)."
(QS Fāthir: 28)
Kalau ternyata ilmunya tidak mengantarkan dia untuk takut kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla maka dia keluar dari ulama yang dimaksudkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Allāh hanya memuji orang-orang yang berilmu yang takut kepada Allāh.
Adapun orang yang memiliki ilmu tetapi tidak takut kepada Allāh (lisannya tidak dia jaga, omongannya kotor, mudah menjatuhkan orang lain, menuduh orang lain sembarangan) maka ini adalah ilmu yang terkontaminasi.
Allāh juga sebutkan dalam surat Az Zumar ayat 9, ini ayat yang sangat indah:
أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ ۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ 
"Ataukah seseorang yang dia beribadah kepada Allāh qunut (ibadah yang lama) dia malam hari dalam keadaan sujud atau dalam keadaan berdiri, dalam keadaan takut dengan akhirat dan berharap rahmat Allāh Subhānahu wa Ta'āla..."
Ini menunjukkan bahwa orang yang berilmu yaitu dia shalat malam.
Setelah Allāh menunjukkan ciri orang yang beribadah di malam hari (sujud, berdiri, takut kepada akhirat, berharap kepada Allāh, kemudian kata Allāh di akhir ayat:
"Apakah sama antara orang-orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu?"
Jawabannya tidak sama dalam segala hal.
Perhatikan di sini!
Allāh mengkaitkan antara shalat malam (beribadah di malam hari; sujud, berdiri karena Allāh, takut, berharap kepada Allāh)  dengan orang yang berilmu.
Ini dalil bahwasanya ilmu itu adalah sarana untuk mencapai ibadah.
Ketika ilmu tersebut tidak mengantarkan kepada ibadah maka ilmu tersebut bukan ibadah, ilmu tersebut tidak berpahala. Bahkan ilmu tersebut akan menjadi bumerang.
Perhatikan kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:
وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ 
"Al Qurān itu adalah pembelamu di akhirat kelak atau akan menjadi bumerang untuk menyerang engkau pada hari akhirat kelak."
(HR Muslim no. 223)
Demikianlah ilmu itu, akan membela pelakunya di akhirat kelak atau akan menyerang pelakunya di akhirat kelak.
Oleh karenanya, disebutkan dalam hadits yang shahih:
Bahwasanya di akhirat kelak dua kaki seorang hamba tidak akan bergeser sampai ditanya tentang empat perkara, diantaranya ditanya tentang ilmunya; apa yang telah dia amalkan dari ilmunya tersebut.
(HR At Tirmidzi No. 2417)
Ini adalah pertanyaan yang akan ditujukan kepada kita semua.
Oleh karenanya, agar ilmu kita ini menambah keimanan kita dan mendekatkan kita kepada Allāh, memudahkan kita sampai kepada surga, maka tatkala kita berilmu (belajar), maka ingat dan niatkan jangan sekedar untuk wawasan tapi kita niatkan untuk kita amalkan, menghilangkan kejahilan dan untuk mendekatkan diri kita kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, baik kita bersendirian atau di hadapan orang, kita semakin takut dan taqwa kepada Allāh.
Karenanya, saya tutup masalah ilmu dengan perkataan Ibnul Qayyim yang sangat indah, dia mengatakan:
كل عمل وعلم  لا يزيد الإيمان قوة فمدخول
◆ Seluruh ilmu dan seluruh amal yang tidak menambah keimanan maka terkontaminasi.
Seluruh ilmu yang tidak menambah iman berarti menuntut ilmunya tidak beres, terkontaminasi, pasti ada niat niat yang buruk dalam hatinya.
Entah karena riya', karena ingin dimuliakan oleh masyarakat, karena untuk menyaingi ustadz yang lain misalnya.
Demikian juga misalnya dia beramal ternyata tidak menambah keimanan, pasti termasuki dengan sesuatu yang merusaknya, terkontaminasi dengan niat-niat yang tidak beres.
Oleh karenanya, perkara yang pertama yang menambahkan keimanan bagi seorang adalah menuntut ilmu yang dituntut dengan penuh keikhlasan dan ilmu tersebut mengantarkan dia untuk bertakwa kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan beramal shalih.
__________________________
📦 Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004
🌐 Website: 
http://www.bimbinganislam.com
👥 Facebook Page: 
Fb.com/TausiyahBimbinganIslam
📣 Telegram Channel:
http://goo.gl/4n0rNp
📺 TV Channel:
http://BimbinganIslam.tv

Tuesday, January 26, 2016

🔊 Halaqah 07 | Kematian

Tuesday, January 26, 2016 0
🌍 BimbinganIslam.com
Selasa, 25 Rabi'ul Awwal 1437 H / 05 Januari 2016 M
👤 Ustadz 'Abdullāh Roy, MA
📘 Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir
🔊 Halaqah 07 | Kematian
⬇ Download Audio: https://goo.gl/Np2AW8
~~~~~~~~~~~~~
KEMATIAN
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة و السلام على رسول الله
Halaqah yang ke-7 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Kematian".
Kematian adalah keluarnya nyawa seseorang dari jasadnya.
Kematian adalah ciptaan Allāh Subhānahu wa Ta'āla untuk menguji siapa di antara kita yang paling baik amalannya.
Dia adalah sunnatullāh bagi setiap jiwa, bagaimanapun dia berusaha untuk lari dari kematian tersebut.
Allāh berfirman :
ﻛُﻞُّ ﻧَﻔْﺲٍ ﺫَﺍﺋِﻘَﺔُ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕِ ۗ
"Setiap jiwa akan merasakan kematian."
(QS Ali Imran: 185)
Seseorang tidak mengetahui kapan dan dimana dia akan meninggal.
Dan apabila datang maka kematian tersebut tidak bisa diundurkan.
Sering mengingat mati adalah perkara yang diperintahkan oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Diharapkan dengan mengingat mati, seseorang:
✓Lebih khusyū' di dalam beribadah.
✓Bersegera bertaubat.
✓Dan tidak lalai dari kenikmatan dunia yang fana ini.
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
ﺃَﻛْﺜِﺮُﻭﺍ ﺫِﻛْﺮَ ﻫَﺎﺫِﻡِ ﺍﻟﻠَّﺬَّﺍﺕِ
"Hendaklah kalian memperbanyak mengingat sesuatu yang memutus semua kelezatan."
(Hadits riwayat Tirmidzi, Nasāi, Ibnu Mājah, berkata Syaikh Al Albāni: "hasan shahīh")
Harapan setiap Muslim adalah meninggal dalam keadaan husnul khātimah, yaitu meninggal dalam keadaan taat kepada Allāh, caranya adalah:
⑴ Dengan berdo'a.
⑵ Dan menjaga ketaatan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla selama hidupnya.
Di dalam sebuah hadist yang shahih yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya:
◆ Allāh Subhānahu wa Ta'āla apabila menghendaki kebaikan bagi seseorang hamba maka akan diberikan taufik untuk beramal shalih sebelum dia meninggal dunia.
⇒ Dan diantara amal shalih tersebut adalah mengucapkan lā ilāha illallāh.
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
ﻣﻦ ﻛﺎﻥ ﺁﺧﺮ كلامه ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﺩﺧﻞ ﺍﻟﺠﻨﺔ
"Barangsiapa ucapan terakhirnya adalah lā ilāha illallāh maka dia akan masuk ke dalam surga."
(Hadist shahīh diriwayatkan oleh Abū Dāwūd rahimahullāh)
Kecanduan melakukan dosa, baik terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi tanpa diiringi dengan taubat, dikhawatirkan akan menjadi sebab sūull khātimah.
Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla membersihkan hati kita dari ketergantungan dengan dosa.
Itulah yang bisa kita sampaikan.
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
Saudaramu,
'Abdullāh Roy
✒Ditranskrip oleh Tim Transkrip BiAS
________________________________

🔊 Kajian Islam | Jalan Menuju Kebahagiaan (Bagian 1 dari 5)

🌍 BimbinganIslam.com
Rabu, 26 Rabi'ul Awwal 1437 H / 06 Januari 2016 M
📝 Materi Tematik
👤 Ustadz Firanda Andirja, MA
🔊 Kajian Islam | Jalan Menuju Kebahagiaan (Bagian 1 dari 5)
⬇️ Download audio:  https://goo.gl/0e7vdS

Sumber: https://m.youtube.com/watch?v=JKtnxwEEcfc
➖➖➖➖➖➖➖

JALAN MENUJU KEBAHAGIAAN (BAGIAN 1 DARI 5)

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
إن الحمد لله، نحمدُه ونستغفره ونستعينه ونستهديه ونعوذُ بالله من شرورِ أنفسنا ومن سيئاتِ أعمالنا، من يهْدِ اللهُ فلا مضِلَّ له ومن يضلل فلا هادي له.  وأشهد أنْ لا إله إلا اللهُ وحده لا شريك له وأشهد أنَّ محمداً عبدُه ورسولُه، لا نبي بعده.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً

أم بعد فإن أصدق الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم وشر الأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة في النار 

Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla,

Segala puji dan syukur wajib senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allāh Subhānahu wa Ta'āla atas segala limpahan karunia, kenikmatan dan kemudahan yang Allāh berikan kepada kita.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, imam kita, suri tauladan kita, Nabi Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam dan juga keluarganya, serta seluruh shahābat Beliau tanpa terkecuali dan juga pada pengikut Beliau yang setia hingga akhir zaman kelak.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, kita akan membahas tentang "Hal-Hal Yang Bisa Mendatangkan Kebahagiaan Seorang Hamba".

Sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta'āla telah berfirman dalam Al Qurān yang artinya:

لَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَـٰنَ فِى كَبَدٍ

"Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam keadaan bersusah payah."

(QS Al Balad: 4)

Dalam menjalani kehidupan di atas muka bumi ini, penuh kepayahan yang kita hadapi.

Bersusah payah dalam menghadapi godaan syaithan, dalam bekerja dan dalam berbagai macam urusan.

Oleh karenanya, seseorang terkadang bergembira dan terkadang bersedih; terkadang dia bisa menguasai urusannya; terkadang dia terkapar/tersungkur di hadapan permasalahan yang dia hadapi.

Demikianlah kondisi manusia, senantiasa dalam keadaan bersusah payah.

Dan tidak ada istirahat yang hakiki kecuali di akhirat (surga)

Selama dia masih di dunia maka dia akan menghadapi pernak-pernik kehidupan yang akan menimpa/mengganggu dirinya.

Dan tidak ada kehidupan yang benar-benar indah secara total kecuali di akhirat.

Terlebih-lebih lagi seorang yang beriman kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, dimana Allāh sudah menjanjikan bahwasanya orang-orang yang beriman pasti akan diuji.

أَمۡ حَسِبۡتُمۡ أَن تَدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ وَلَمَّا يَأۡتِكُم مَّثَلُ ٱلَّذِينَ خَلَوۡاْ مِن قَبۡلِكُم‌ۖ مَّسَّتۡہُمُ ٱلۡبَأۡسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ وَزُلۡزِلُواْ

"Apakah kalian menyangka akan masuk surga, sementara belum datang kepada kalian ujian yang pernah menimpa orang-orang sebelum kalian, mereka ditimpa dengan kesulitan, dengan kemudharatan, bahkan diguncang oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla (dengan bermacam-macam cobaan)."

(QS Al Baqarah: 214)

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ

"Dan sungguh benar-benar Kami akan menguji kalian dengan sedikit ketakutan (kekhawatiran), kelaparan, ujian dalam hal ekonomi (sulitnya/kurangnya pemasukan), jiwa dan buah-buahan."

(QS Al Baqarah: 155)

Demikianlah kondisi seorang yang beriman; semakin beriman seseorang maka akan semakin banyak ujian yang menimpanya.

Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam pernah bersabda:

أَشَدُّ النَّاسِ بَلَاءً الْأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الصَّالِحُونَ، ثُمَّ الْأَمْثَلُ فَالْأَمْثَلُ،

"Sesungguhnya yang paling berat ujiannya adalah para nabi, kemudian orang-orang yang shalih, kemudian selanjutnya, dan selanjutnya."

(HR Ahmad dan At Tirmidzi, hadits shahih)

Seorang diuji oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla berdasarkan kadar keimanannya.

Sampai-sampai Al Imam Asy Syāfi'ī rahimahullāh Ta'āla pernah berkata yang menggambarkan betapa banyak ujian yang menimpa beliau rahimahullahu ta'ala, yaitu:

◆ محنُ الزَّمانِ كثيرة ٌ لا تنقضي, وسرورهُ يأتيكَ كالأعيادِ

◆ Sesungguhnya ujian zaman datang terus tidak berhenti (silih berganti). Dan kegembiraan datang sesekali sebagaimana sesekalinya datangnya hari lebaran.

⇒ Ini gambaran yang pernah di ungkapkan oleh Al Imam Asy Syāfi'ī rahimahullāh, dimana begitu banyak ujian yang beliau hadapi.

Oleh karenanya, kita dapati ternyata seorang mu'min yang benar-benar beriman kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla adalah orang yang berbahagia.

Meskipun banyak ujian yang menghadapinya, banyak tantangan dan banyak susah payah yang dia alami.

Kenapa?

Karena dia menghadapi semua itu dengan keimanan dan ketakwaan.

Dia bisa mengkondisikan dirinya dalam menghadapi kondisi-kondisi berat dalam kehidupan ini.

Oleh karenanya, yang menjadi patokan kebahagiaan bukanlah banyaknya harta dan bukan juga sehatnya tubuh, tapi apa yang ada di hati.

Jika seseorang hatinya tentram, maka itulah orang yang berbahagia.
______________________________
📦 Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004

🌐 Website: 
http://www.bimbinganislam.com
👥 Facebook Page: 
Fb.com/TausiyahBimbinganIslam
📣 Telegram Channel:
http://goo.gl/4n0rNp
📺 TV Channel:
http://BimbinganIslam.tv

🔊 Halaqah 08 | Fitnah Kubur

🌍 BimbinganIslam.com
Kamis, 27 Rabi'ul Awwal 1437 H / 07 Januari 2016 M
👤 Ustadz 'Abdullāh Roy, MA
📘 Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir
🔊 Halaqah 08 | Fitnah Kubur
⬇️ Download audio: https://goo.gl/uLpPkO
➖➖➖➖➖➖➖

FITNAH KUBUR

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة و السلام على رسول الله

Halaqah yang ke-8 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir, adalah tentang "Fitnah Kubur".

Diantara beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya fitnah kubur.

Fitnah secara bahasa artinya adalah ujian.

Fitnah kubur adalah 3 pertanyaan yang akan diajukan oleh malaikat Munkar dan Nakīr kepada mayyit, baik seorang mukmin, kafir maupun orang munafik.

Ditanya tentang:

⑴ Siapa Rabbnya?

⑵ Siapa nabinya?

⑶ Apa agamanya?

Suatu hari Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam pernah menguburkan mayat bersama para shahābat, kemudian Beliau berkata kepada mereka:

اسْتَغْفِرُوا لِأَخِيكُمْ وَسَلُوا لَهُ بِالتَّثْبِيتِ فَإِنَّهُ الْآنَ يُسْأَلُ

"Hendaklah kalian memohon ampun untuk saudara kalian dan mintalah untuknya ketetapan hati karena sesungguhnya dia sekarang sedang ditanya".

(Hadits shahih, riwayat Abū Dāwūd)

Yang akan menjawab pertanyaan dengan baik adalah orang yang Allāh tetapkan hatinya, yang dia dahulu di dunia mengenal Allāh, mengenal RasulNya dan juga mengenal agama Islam.

Kewajiban seorang Muslim adalah bersungguh-sungguh mempersiapkan jawaban yang benar untuk menghadapi ujian yang soal-soalnya sudah dibocorkan ini.

Dan penjelasan tentang mengenal Allāh, Rasūlullāh dan agama Islam telah kita sebutkan di dalam Silsilah 'Ilmiyyah 2, 3 dan juga 4.

Ada beberapa orang yang mereka kelak tidak akan menghadapi fitnah kubur, diantaranya adalah:

• ⑴ Para syuhada

Yaitu orang-orang yang meninggal di dalam peperangan di jalan Allāh Subhānahu wa Ta'āla

Seorang laki-laki pernah bertanya kepada Rasūlullāh Shallallāhu 'alayhi wa sallam:

يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا بَالُ الْمُؤْمِنِينَ يُفْتَنُونَ فِي قُبُورِهِمْ إِلَّا الشَّهِيدَ قَالَ كَفَى بِبَارِقَةِ السُّيُوفِ عَلَى رَأْسِهِ فِتْنَةً

"Ya Rasūlullāh, mengapa orang-orang yang beriman diuji di dalam kuburan mereka kecuali orang-orang yang syahid?".

Maka Rasūlullāh Shallallāhu 'alayhi wa sallam menjawab :

كَفَى بِبَارِقَةِ السُّيُوفِ عَلَى رَأْسِهِ فِتْنَةً

"Cukuplah kilatan pedang di atas kepalanya sebagai ujian".

(Hadist shahih riwayat An Nasāi)

Diantara mereka adalah;

• ⑵ Orang yang meninggal pada hari Jum'at atau malam Jum'at.

Rasūlullāh Shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

ما من مسلم يموت يوم الجمعة أو ليلة الجمعة إلا وقاه الله فتنة القبر

"Tidaklah seorang Muslim meninggal pada hari Jum'at atau malam Jum'at kecuali Allāh Subhānahu wa Ta'āla akan menjaganya dari fitnah kubur."

(Hadist Hasan Riwayat Tirmidzi)

Kita memohon kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla menetapkan hati kita dan orang-orang yang kita cintai di dalam menghadapi fitnah kubur ini.

Itulah yang bisa kita sampaikan dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.

وبالله التوفيق والهداية
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

'Abdullāh Roy,
Di kota Al Madīnah

✒Ditranskrip oleh Tim Transkrip BiAS
________________________________

🔊 Ceramah Singkat | Keutamaan Dzikir Setelah Shalat Fardhu

🌍 BimbinganIslam.com
Jum'at, 28 Rabi'ul Awwal 1437 H / 08 Januari 2016 M
📝 Materi Tematik
👤 Ustadz Ahmad Zainuddin,  Lc
🔊 Ceramah Singkat | Keutamaan Dzikir Setelah Shalat Fardhu
⬇ Download audio:  https://goo.gl/cvoxLj

Sumber:
https://yufid.tv/9307-keutamaan-dzikir-setelah-sholat-fardhu-ustadz-ahmad-zainuddin-lc.html
➖➖➖➖➖➖➖

KEUTAMAAN DZIKIR SETELAH SHALAT FARDHU

بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

الحمدللّه ربّ العلمين وصلى الله وسلم وبارك على عبده ورسوله نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين، أمابعد

Saudaraku seiman, semoga selalu dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Sebagian orang terkadang setelah selesai shalat dia langsung keluar dari masjid.

Seakan dia tidak merasa nyaman berada di dalam masjid.

Seakan masjid adalah bangunan yang sangat angker yang dia masuki.

Sebagian orang kadang di dalam masjid tidak merasa nyaman dan tidak merasa enak.

Maka mudah-mudahan dengan hadits yang saya sebutkan sekarang ini kita tergugah untuk berlama-lama di masjid.

Untuk sering-sering duduk di dalam masjid, rumah dari rumah-rumah Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imām Bukhari, Imām Muslim dan juga Imām Abū Dāwūd, Ibnu Mājah dan yang lainnya, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa ālihi wa sallam bersabda:

إِذَا دَخَلَ الْمَسْجِدَ كَانَ فِى الصَّلاَةِ مَا كَانَتِ الصَّلاَةُ هِىَ تَحْبِسُهُ وَالْمَلاَئِكَةُ يُصَلُّونَ عَلَى أَحَدِكُمْ مَا دَامَ فِى مَجْلِسِهِ الَّذِى صَلَّى فِيهِ يَقُولُونَ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ اللَّهُمَّ تُبْ عَلَيْهِ مَا لَمْ يُؤْذِ فِيهِ مَا لَمْ يُحْدِثْ فِيهِ

"(Sesungguhnya salah seorang dari kalian) apabila ia telah memasuki masjid maka ia telah dianggap sebagai orang yang sedang shalat, selama shalat yang menahannya (di masjid).

Dan para malaikat berdo'a atas salah seorang tersebut selama dia duduk di tempat di mana dia shalat tersebut.
Mereka berdo'a:

'Wahai Allāh rahmati dia, wahai Allah ampuni dia , wahai Allah terimalah taubatnya, selama dia tidak melakukan perbuatan yang memburukkan (menyakiti) orang lain dan selama dia belum berhadats."

Saudaraku seiman,

Bandingkan ketika kita duduk di tempat-tempat duduk yang di sana tidak ada malaikat yang mendoakan.

Bandingkan ketika kita duduk di depan televisi.

Yang didepannya hanya melihat aurat-aurat wanita.

Hanya mendengar musik-musik.

Hanya mendengar banyolan-banyolan yang bohong dan dusta.

Yang merupakan sarana yang mendekatkan kita kepada dosa dan maksiat.

Bandingkan kalau kita duduk di masjid; selama kita duduk di masjid dido'akan oleh malaikat-malaikat (makhluk-makhluk suci).

Dan tentunya do'a kepada Allāh dari makhluk-makhluk suci tidaklah sama dengan makhluk-makhluk biasa.

Malaikat yang mendo'akan kita:

اللّهم اغفرله اللّهم ارحمه اللّهم طب عليه

"Yā Allāh, ampuni Si Fulān, rahmati Si Fulān dan berikan taubat kepada Si Fulān."

Semoga kita semakin gemar duduk di masjid dan semakin senang berlama-lama di rumah-rumah Allāh.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

____
📦 Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004

🌐 Website: 
http://www.bimbinganislam.com
👥 Facebook Page: 
Fb.com/TausiyahBimbinganIslam
📣 Telegram Channel:
http://goo.gl/4n0rNp
📺 TV Channel:
http://BimbinganIslam.tv

🔊 Ceramah Singkat | Satukan Hati Umat Islam

🌍 BimbinganIslam.com
Sabtu, 29 Rabi'ul Awwal 1437 H / 09 Januari 2016 M
📝 Materi Tematik
👤 Ustadz DR Syafiq Reza Basalamah, MA
🔊 Ceramah Singkat | Satukan Hati Umat Islam
⬇ Download audio:  https://goo.gl/I1XN37

Sumber:
http://yufid.tv/8984-satukan-hati-umat-islam-ustadz-dr-syafiq-reza-basalamah-m-a.html
➖➖➖➖➖➖➖

SATUKAN HATI UMAT ISLAM

بسم اللّه والصلاة والسلام على رسول الله
   
Ada satu fenomena yang mungkin semua kita melihatnya, yaitu fenomena perpecahan & pertikaian yang terjadi diantara umat Islam yang terjadi di negeri kita ini.

Kalau kita berbicara tentang penyebab terjadinya, maka akan banyak dan solusinya pun akan beragam.

Tapi ada satu hal yang in syā Allāh kalau kita menyelesaikan satu masalah ini, maka perpecahan dan pertikaian yang terjadi yang begitu besarnya niscaya akan menjadi kecil.

Masalah apa?

Yaitu masalah shaf pada waktu shalat.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan:

لَتُسَوُّنَّ صُفُوفَكُمْ أَوْ لَيُخَالِفَنَّ اللَّهُ بَيْنَ وُجُوهِكُمْ أَوْ بَيْنَ قُلُوبِكُم

"Kalian ini benar-benar luruskan/rapihkan shaf kalian atau kalau tidak, kita akan bertikai atau hati kita akan berselisih."

Kalian ini benar-benar luruskan shaf kalian, rapihkan shaf kalian atau kalau tidak, apa yang akan terjadi?

Hati kita akan bertikai, hati kita akan berselisih.

Shalat berjama'ah itu diperintahkan agar kita melaksanakannya.

Tapi yang jadi masalah dan yang kita lihat di masjid-masjid kita, yaitu ketika orang-orang berada di rumah Allāh, ternyata di situ mereka belum bisa meluruskan shaf mereka.

Kalau tidak lurus dan rapih shaf kita (kadangkala renggang-renggang), maka hati kitapun akan bertikai.

Tatkala shalat ada salah satu diantara kita yang maju ke depan sedikit dan yang lain ke belakang sedikit, kemudian kadangkala ada yang renggang.

Bahkan ada yang membawa sajadah besar sehingga kalau ada orang yang ingin merapatkan shafnya ke dia, diapun melihatnya karena mungkin sajadahnya harganya mahal.

Oke, kita ini sedang shalat berjama'ah, kita sedang menghadap Allāh Jalla Jalāluh.

Kita sama rata dan satu pangkat di hadapan Allāh, hamba semuanya...

Maka semua titel, semua jabatan, semua kedudukan, tatkala berada di hadapan Allāh, ditanggalkan semuanya...

Yang ada adalah (predikat) hamba Allāh Jalla Jalāluh.

Karena terus terang, ada beberapa teman yang ketika hendak meluruskan shafnya, imam masjid malah mengatakan:

"Bagi yang ingin rapat-rapat shafnya maka jangan shalat disini !"

Subhanallāh..

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah Nabi kita, kita semua adalah umatnya Muhammad Shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Siapa panutan kita?

Yaitu Nabi kita Muhammad Shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Bagaimana Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam tatkala akan shalat?

Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam tatkala akan shalat itu tidak sembrono, tidak langsung masuk dan langsung bertakbir "Allāhu akbar", tidak !

Akan tetapi Beliau luruskan terlebih dahulu shafnya.

Bahkan dalam hadits Ibn 'Umar Radhiyallāhu Ta'āla 'anhu, Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan:

أَقِيْمُوُا صُفُوْفَكُمْ فَإِنَّمَا تَصُفُّوْنَ بِصُفُوْفِ الْمَلاَئِكَةِ, وَحَاذُوْا بَيْنَ الْمَنَاكِبِ وَسَدُّوْا الْخَلَلَ وَلِيْنُوْا بِأَيْدِيْ إِخْوَانِكُمْ وَلاَ تَذَرُوْا فُرُجَاتٍ لِلشَّيْطَانِ. وَمَنْ وَصَلَ صَفًّا وَصَلَهُ اللهُ وَمَنْ قَطَعَ صَفًّا قَطَعَهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ

"Luruskanlah shaf-shaf, sejajarkanlah pundak dengan pundak, isilah bagian yang masih renggang, bersikap lembutlah terhadap lengan teman-teman kalian (ketika mengatur shaf), dan jangan biarkan ada celah untuk (dimasuki oleh) syaithan.

Barangsiapa yang menyambung shaf maka Allāh akan menyambungnya (dengan rahmat-Nya), dan barangsiapa yang memutus shaf maka Allāh akan memutuskannya (dari rahmat-Nya)."

(HR Ahmad, Abū Dāwūd, An Nasā'iy dan lainnya. Dishahihkan oleh Al Albaniy dalam Silsilah Al Ahādits Ash Shahīhah (743))

⇒Nabi berkata:

"Luruskan shaf kalian itu, pundak kalian ini lurus, jangan ada yang lebih, jangan ada yang kurang, mundur luruskan, itu yang renggang-renggang dirapatkan !"

Dan bila diajak merapatkan shaf maka ikutlah, karena kita ingin bersatu, kita ingin umat Islam bersatu.

Jangan tinggalkan sela-sela untuk syaithān karena syaithān main diantara sela-sela kita, dia mempermainkan hati kita

Tapi tatkala kita tutup rapat celah syaithān, dan kalau ada seorang di samping kita dia akan merasa kalau dia saudara kita; baik kaya atau miskin, tatkala di hadapan Allāh kita bersatu, maka in syā Allāh hati kita akan bersatu.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam juga melanjutkan dalam hadits itu:

"Barangsiapa yang menyambung shaf, maka Allāh akan sambung dia."

⇒ Walaupun seseorang memiliki urusan yang susah dan memiliki berbagai problematika yang mungkin dia tidak dapat menyelesaikannya, tetapi dengan menyambung shaf maka Allāh akan menyambungkan dia.

"Barangsiapa yang memutuskan shaf, maka Allāh akan memutuskan dia."

Tolonglah Saudara-saudaraku..

Kita ini kalau ke masjid hendaknya ingat bahwa kita adalah hamba Allāh dan memang,

النَّاسُ أَعْدَاءُ مَا جَهِلُوا

"Orang itu memusuhi sesuatu yang tidak dia ketahui."

⇒ Dia berpikir bahwa meluruskan shaf adalah tidak benar, padahal ini ajaran Nabi kita.

Kalau tidak percaya, bacalah itu kitab-kitab hadits, kitab Bukhāri, kitab Muslim...

Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam tidak memulai shalatnya, kecuali Beliau sudah meluruskan shaf.

Tetapi kalau sudah mengerti semua (tentang meluruskan shaf), maka Nabi langsung shalat.

Tapi ingat, kalau kita ingin persatuan umat Islam dan meninggalkan perpecahan/pertikaian, maka luruskan shaf shalat kita dan apa yang dijanjikan oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, yaitu persatuan umat akan kita dapatkan.

Kita akan saling tolong menolong, tidak ada perbedaan diantara kita karena satu perbedaanpun.

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ 

"Yang paling baik (mulia) diantara kalian disisi Allāh adalah yang paling bertaqwa."

(QS Al Hujurāt: 13)

Semoga kita bisa mengamalkannya.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
______________________________
📦 Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004

🌐 Website: 
http://www.bimbinganislam.com
👥 Facebook Page: 
Fb.com/TausiyahBimbinganIslam
📣 Telegram Channel:
http://goo.gl/4n0rNp
📺 TV Channel:
http://BimbinganIslam.tv

🔊 Kajian Islam | Jalan Menuju Kebahagiaan (Bagian 2 dari 5)

🌍 BimbinganIslam.com
Senin, 01 Rabi'ul Akhir 1437 H / 11 Januari 2016 M
📝 Materi Tematik
👤 Ustadz Firanda Andirja, MA
🔊 Kajian Islam | Jalan Menuju Kebahagiaan (Bagian 2 dari 5)
⬇️ Download Audio:  https://goo.gl/KVaYMw

Sumber: https://m.youtube.com/watch?v=JKtnxwEEcfc
➖➖➖➖➖➖➖

JALAN MENUJU KABAHAGIAAN (BAGIAN 2 DARI 5)

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

Ikhwani fillāh a'āzaniyallāhu wa iyyakum,

Pada kesempatan yang berbahagia ini saya akan menyebutkan beberapa point yang bisa menenangkan hati dan membahagiakan kita dalam menghadapi pernak-pernik kehidupan yang tidak mungkin kita hindari.

Diantaranya:

■ SEBAB PERTAMA | KETAKWAAN KEPADA ALLĀH SUBHĀNAHU WA TA'ĀLA.

Takwa merupakan kalimat yang kita semua sudah hafal, tapi bukan kalimat yang sederhana, melainkan kalimat yang indah, tinggi dan butuh pembuktian.

Semua orang bisa mengucapkannya, tapi bagaimana kita mewujudkan ketakwaan tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla telah menjanjikan:

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (٢) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا (٣)

"Barangsiapa bertakwa kepada Allāh niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allāh niscaya Allāh akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allāh melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allāh telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." 

(QS Ath Thālaq: 2-3)

Allāh Subhānahu wa Ta'āla juga berfirman:

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً

"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." 

(QS An Nahl: 97)

Oleh karenanya, tidak diragukan bahwasanya ketakwaan merupakan sumber kebahagiaan.

Lalu, bagaimana kita meraih ketaqwaan ini?

(Yaitu) Dengan banyak beramal shalih seperti: puasa, baca Al Qurān, shalat malam, bershadaqah. Ini merupakan bukti-bukti takwa.

Dan semua sebab-sebab yang akan saya sebutkan dari hal-hal yang bisa mendatangkan kebahagiaan, dari poin kedua dan seterusnya merupakan rincian dari ketaqwaan (dimana) semuanya kembali kepada ketaqwaan.

Ikhwani fillah a'āzaniyallāhu wa iyyakum,

Diantara perkara yang penting dalam masalah ketakwaan adalah,

● BERIMAN KEPADA TAKDIR ALLĀH SUBHĀNAHU WA TA'ĀLA

Ini adalah perkara yang sangat utama, sangat urgen dalam menghadapi pernak-pernik kehidupan ini; musibah, ujian, kesusah-payahan.

Yang kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam tatakala ditanya oleh malaikat Jibril: "Kabarkanlah kepadaku tentang iman."

Kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam: "Engkau beriman kepada Allāh, kepada rasul-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada hari akhirat dan engkau beriman kepada takdir, takdir yang baik maupun yang buruk."

Beriman dengan keyakinan yang pasti bahwasanya segala yang terjadi, yang baik maupun yang buruk, semuanya atas kehendak Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Dan beriman bahwasanya di balik apa yang Allāh tetapkan itu ada hikmah yang mungkin kita tahu ataupun mungkin tidak kita ketahui.

Ikhwani fillah a'āzaniyallāhu wa iyyakum,

Orang yang mudah marah/emosi berarti imannya kepada takdir kurang.

Rukun iman ada enam (rukun ke-6 adalah Beriman Kepada Takdir) dan kita semua sudah hafal. Tetapi bagaimana menerapkan iman kepada takdir tersebut.

Oleh karenanya, sangat sedih tatkala kita melihat ada seseorang yang penampilannya, mā syā Allāh, islami, tetapi kemudian baru ada masalah sedikit lalu langsung ngamuk/marah-marah.

Mana iman kepada takdir? Mana bab tentang bersabar (dalam kitab Tauhid)?

(Karena) Sabar merupakan praktek dari tauhid, sehingga orang yang tidak sabar berarti tauhidnya dipertanyakan, keimanannya kepada takdir dipertanyakan.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

وَعَسَىٰٓ أَن تَكۡرَهُواْ شَيۡـًٔ۬ا وَهُوَ خَيۡرٌ۬ لَّڪُمۡ‌ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّواْ شَيۡـًٔ۬ا وَهُوَ شَرٌّ۬ لَّكُمۡ‌ۗ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ وَأَنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ

"Bisa jadi engkau membenci suatu perkara dan Allāh menjadikan kebaikan yang banyak pada perkara yang kau benci tersebut. Bisa jadi kau membenci sesuatu, ternyata itu lebih baik bagimu. Dan bisa jadi kau mencintai sesuatu, ternyata itu buruk bagimu. Allāh mengetahui dan kalian tidak mengetahui."

(QS Al Baqarah: 216)

Ini perkara yang kelihatannya sepele tapi berpengaruh dalam masalah kebahagiaan.

Orang yang beriman kepada takdir dengan tenang maka dia akan qāna'ah, dia akan menerima apa yang Allāh takdirkan kepada dia; jika terkena musibah maka bersabar, jika mendapatkan kebaikan maka tidak 'ujub.

Yang ini semua berkaitan dengan ketakwaan.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذۡنِ ٱللَّهِ‌ۗ وَمَن يُؤۡمِنۢ بِٱللَّهِ يَہۡدِ قَلۡبَهُ ۥ‌ۚ

"Tidak ada suatu musibah yang menimpa, kecuali dengan izin Allāh. Barangsiapa yang beriman kepada Allāh, maka Allāh akan berikan hidayah kepada hatinya."

(QS At Taghābun: 11)

Seorang Salaf (Alqamah) menafsirkan ayat ini mengatakan:

هو الرجل تصيبه المصيبة فيعلم أنها من قضاء الله، فيرضى بها ويسلم

"Yaitu seorang yang terkena musibah, kemudian dia mengetahui bahwasanya musibah tersebut dari sisi Allāh Subhānahu wa Ta'āla, maka dia ridhā dan dia menyerahkan urusannya kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla."

Sebagaimana ketakwaan merupakan sumber dari segala kebahagiaan, maka sebaliknya, maksiat merupakan sumber dari segala kesengsaraan.

Kata Allah Subhānahu wa Ta'āla:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا

"Barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku (Al Qurān), maka bagi dia kehidupan yang sempit." (QS Thāhā: 124)

⇒ Maka bagi dia kehidupan yang penuh dengan kesulitan, penderitaan (hatinya menderita).

Bisa jadi hartanya banyak, memiliki rumah yang mewah dan luas, akan tetapi hatinya sempit.

Kenapa? Karena maksiat yang dia lakukan.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

وَمَآ أَصَـٰبَڪُم مِّن مُّصِيبَةٍ۬ فَبِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِيكُمۡ

"Dan tidak ada satu musibahpun yang menimpa kalian kecuali akibat perbuatan kalian."

(QS Asy Syūrā: 30)

⇒ Artinya, banyak orang yang heran tatkala mereka terkena musibah, mereka mengatakan: "Darimana musibah ini?"

Terkadang orang lupa, "Kenapa saya mendapat musibah? Kenapa saya begini?"

Dia lupa bahwasanya dia terjerumus dalam kemaksiatan, padahal segala maksiat yang dia lakukan merupakan sumber kesengsaraan dalam hatinya.

Bahkan para ulama menyebutkan:

"Bahkan pandangan haram yang kita umbarkan dengan melihat aurat wanita yang tidak halal bagi kita, sengaja kita berlezat-lezat melihat hal yang diharamkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla, itu adalah sumber kesengsaraan bagi hati seseorang."

Karenanya Ibnul Qayyim menyebutkan:

"Segala kesedihan, gundah gulana, kekhawatiran yang menimpa hati seseorang, itu merupakan hukuman yang Allāh segerakan bagi seseorang dan merupakan neraka Jahannam yang Allāh segerakan di dunia ini."

Seseorang yang ingin berbahagia, hindarkan kemaksiatan sebisa mungkin, jauhkan kemaksiatan, dan bertakwa kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Karena seluruh kesengsaraan, seluruh kegelisahan hati, kembalinya kepada kemaksiatan yang dilakukan oleh seseorang.
______________________________
📦 Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004

🌐 Website: 
http://www.bimbinganislam.com
👥 Facebook Page: 
Fb.com/TausiyahBimbinganIslam
📣 Telegram Channel:
http://goo.gl/4n0rNp
📺 TV Channel:
http://BimbinganIslam.tv

🔊 Halaqah 09 | Nikmat Dan Adzab Kubur

🌍 BimbinganIslam.com
Selasa, 02 Rabi'ul Akhir 1437 H / 12 Januari 2016 M
👤 Ustadz 'Abdullāh Roy, MA
📘 Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir
🔊 Halaqah 09 | Nikmat Dan Adzab Kubur
⬇️ Download Audio: https://goo.gl/mr1d3W
➖➖➖➖➖➖➖

NIKMAT DAN ADZAB KUBUR (BAGIAN 1)

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة و السلام على رسول الله

Halaqah yang ke-9 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Nikmat Dan Adzab Kubur (Bagian 1)".

Diantara beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya adzab dan nikmat kubur.

Kewajiban seorang mu'min adalah beriman meskipun belum atau tidak mengetahui hakikat caranya.

Kata "kubur" di sini adalah kebanyakan (keumuman) dan bukan merupakan pembatasan.

Artinya, seseorang akan tetap mendapatkan adzab atau nikmat kubur kalau memang dia berhak,  meskipun dia mati dalam keadaan tenggelam atau terbakar sehingga menjadi abu atau dimakan binatang buas dan lain-lain.

⇒Tentunya dengan cara yang Allāh ketahui.

Dalil adanya adzab kubur di dalam Al Qurān diantaranya adalah firman Allāh Subhānahu wa Ta'āla tentang orang orang-orang munāfiqīn :

ﺳَﻨُﻌَﺬِّﺑُﻬُﻢْ ﻣَﺮَّﺗَﻴْﻦِ ﺛُﻢَّ ﻳُﺮَﺩُّﻭﻥَ ﺇِﻟَﻰٰ ﻋَﺬَﺍﺏٍ ﻋَﻈِﻴﻢ

"Kami akan mengadzab mereka dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada adzab yang besar."

(QS At Taubah: 101)

◆ Al Imam Ath Thabariy rahimahullāh berkata dalam tafsirnya: "Adzab yang pertama adalah di dunia dan adzab yang kedua adalah di kubur."

Di dalam hadits Al Barra Ibnu 'Ādzib radhiyallāhu 'anhu yang panjang yang menceritakan tentang fitnah, nikmat dan adzab kubur.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayihi wa sallam bersabda:

استعيذوا بالله من عذاب القبر

"Hendaklah kalian berlindung kepada Allāh dari adzab kubur."

(HR Abū Dāwūd dan juga yang lain, hadits shahīh)

Hadist-hadits tentang adzab kubur termasuk muttawātir menurut para ulama.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah yang selanjutnya.

وبالله التوفيق والهداية
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

Saudaramu,
'Abdullāh Roy
Di Kota Al Madīnah

✒Ditranskrip oleh Tim Transkrip BiAS
________________________________

🔊 Kajian Islam | Jalan Menuju Kebahagiaan (Bagian 3 dari 5)

🌍 BimbinganIslam.com
Rabu, 02 Rabi'ul Akhir 1437 H / 13 Januari 2016 M
📝 Materi Tematik
👤 Ustadz Firanda Andirja, MA
🔊 Kajian Islam | Jalan Menuju Kebahagiaan (Bagian 3 dari 5)
⬇️ Download audio:  https://goo.gl/HG3skf

Sumber: https://m.youtube.com/watch?v=JKtnxwEEcfc
➖➖➖➖➖➖➖

JALAN MENUJU KEBAHAGIAAN (BAGIAN 3 DARI 5)

بسم الله الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

Ikhwānī fillāh a'āzaniyallāhu wa iyyākum,

Pada kesempatan yang berbahagia ini saya akan menyebutkan beberapa point yang bisa menenangkan dan membahagiakan hati kita dalam menghadapi pernak-pernik kehidupan yang tidak mungkin kita hindari.

Saya akan lanjutkan beberapa perincian hal-hal yang bisa mendatangkan kebahagiaan:

■ SEBAB KEDUA | BERBUAT IHSAN (BERBUAT BAIK) KEPADA ORANG LAIN

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

لَّا خَيْرَ فِى كَثِيرٍ مِّن نَّجْوٰىهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلٰحٍۭ بَيْنَ النَّاسِ ۚ وَمَن يَفْعَلْ ذٰلِكَ ابْتِغَآءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا

"Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang memerintahkan (manusia) untuk bershadaqah atau berbuat ma'ruf (kebaikan) atau mendamaikan manusia (yang bersengketa).

Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mengharapkan keridhaan Allāh, maka kelak Kami akan memberi kepadanya ganjaran (pahala) yang besar."

(QS An Nisā: 114)

Syaikh Nāshir As Sa'diy mengatakan (demikian juga dengan Ibnul Qayyim rahimahullāh):

"Diantara ganjaran yang besar yang Allāh berikan kepada orang yang berbuat baik kepada orang lain adalah kebahagiaan."

Karenanya, tatkala ada seseorang yang datang menemui Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dan mengeluh tentang kerasnya hatinya dan ia ingin hatinya menjadi lembut, kata Nabi  shallallāhu 'alayhi wa sallam:

إِنْ أَرَدْتَ تَلْيِيْنَ قَلْبِكَ فَأَطْعِمِ اْلمـِسْكِيْنَ وَ امْسَحْ رَأْسَ اْليَتِيْمِ

"Kalau engkau ingin hatimu lembut maka berilah makan kepada fakir miskin dan usapkanlah tanganmu di atas kepala anak yatim (berbuat baik kepada orang)."

(HR Ahmad: II/ 263, 387 dan Ath Thabrāniy di dalam Mukhtashar Makārim Al Akhlaq. Berkata Asy Syaikh Al Albāniy: Hasan)

Orang yang menyibukkan dirinya memikirkan (kesusahan) orang lain maka Allāh akan berikan kebahagiaan kepada dia.

Kenapa?

Karena dia sibuk memikirkan hamba-hamba Allāh, lalu bagaimana Allāh tidak memperhatikannya?

Dia sibuk memperhatikan hamba-hamba Allāh yang miskin, yang kekurangan, sehingga anak yatim dia santuni, fakir miskin dia berikan makanan, ada orang bersengketa dia berusaha meng-islah-kan.

Ini adalah sebab-sebab yang mendatangkan kebahagiaan.

Kenapa?

Karena dia telah merelakan sebagian waktunya dan sebagian hartanya untuk bisa memikirkan hamba-hamba Allāh yang benar-benar kekurangan.

Orang seperti ini sangat berhak untuk mendapatkan kebahagiaan.

Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah orang yang paling memikirkan orang lain.

Tatkala Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam didatangi oleh malaikat Jibrīl, kemudian Beliau pulang ke rumah untuk menemuhi Khadījah dengan dalam keadaan takut, Beliau mengatakan:

"Ada sesuatu yang menimpa diriku."

Kata Khadījah radhiyallāhu Ta'āla 'anhā:

"Bergembiralah wahai suamiku, Allāh tidak akan menghinakan engkau selamanya.

Engkau senantiasa menyambung silaturahmi, engkau senantiasa jujur dalam berkata dan engkau senantiasa bekerja untuk diberikan kepada orang yang tidak mampu.

Engkau bantu orang yang belum bisa mandiri, engkau menjamu tamu dan engkau senantiasa membantu orang-orang yang terkena musibah.

Orang seperti engkau tidak akan celaka, selamanya tidak akan celaka."

Karena sifat dasar Nabi sejak sebelum diangkat menjadi Nabi yaitu memperhatikan orang lain maka begitu tegarnya Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam tatkala ditimpa dengan berbagai macam ujian yang Allāh berikan, yaitu: dihina , diusir, dan hendak dibunuh, sehingga Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bisa menjalaninya dengan penuh kebahagiaan.

Kenapa?

Karena diantara sifat utama Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah memperhatikan orang lain.

■ SEBAB KETIGA | MENUNTUT ILMU

Ikhwānī fillāh a'āzaniyallāhu wa iyyākum,

Diantara hal-hal yang mendatangkan kebahagiaan adalah menuntut ilmu (menghadiri majelis ilmu).

Kita tahu bahwa Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ

"Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu masjid Allāh, kemudian mereka membacakan ayat-ayat Allāh lalu mereka mempelajari isi dari kandungan ayat-ayat Allāh Subhānahu wa Ta'āla, kecuali akan turun kepada mereka ketenangan."

(HR Muslim)

Majlis yang seperti ini adalah majlis yang mendatangkan kebahagian, yaitu turunnya ketenangan, dimana Allāh akan menurunkan rahmatnya kepada mereka dan akan diliputi oleh malaikat.

Kemudian sabda Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam :

إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ، حَتَّى النَّمْلَةَ فِى جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ، لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ »

"Sesungguhnya Allāh dan para Malaikat, serta semua makhluk di langit dan di bumi, sampai semut dalam lubangnya dan ikan (di lautan), benar-benar bershalawat/mendoakan kebaikan bagi orang yang mengajarkan kebaikan (ilmu agama) kepada manusia."

(HR At Tirmidzi (no. 2685) dan Ath Thabrāni dalam Al Mu'jamul Kabīr (no. 7912))

Luar biasa ikhwan !

Kita ini banyak dosa, banyak maksiat, banyak omong, banyak memandang dan mendengar yang tidak-tidak.

Seandainya kita belajar (menuntut ilmu), maka ada kesempatan bagi kita untuk dido'akan oleh para malaikat penghuni langit dan dido'akan oleh para penghuni bumi agar kita diampuni oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Kemudian diantara sebab-sebab kebahagiaan, yaitu:

■ SEBAB KEEMPAT | KONSENTRASI DENGAN PEKERJAAN HARI INI

Konsentrasi dengan pekerjaan kita hari ini dan jangan terlalu khawatir dengan perkara yang akan datang dan jangan bersedih dengan masa yang lalu.

Kekhawatiran (kesedihan) dengan suatu yang akan datang dalam bahasa arab disebut dengan "al ham", dan kesedihan yang berkaitan dengan masa lalu disebut dengan "al huzn".

Oleh karenanya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berdoa:

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ

"Ya Allāh, aku berlindung kepada Engkau dari kekhawatiran masa depan yang menimbulkan kesedihan (hammi) dan dari perkara yang lalu yang menimbulkan kesedihan (hazn)."

Kita konsentrasi dengan yang kita lakukan sekarang ini, jangan sampai kita tidak melakukannya dengan baik.
Adapun perkara ke depan kita boleh berencana tapi jangan terlalu menyedihkan kita dan membuat kita khawatir.

Kita harus konsentrasi yang ada di depan kita dan jangan sampai melakukan dengan tidak baik.

Karenanya Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam pernah bersabda:

احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجَزْ

"Hendaknya engkau bersemangat untuk melakukan apa yang bermanfaat bagi engkau dan mintalah pertolongan Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan jangan kau lemah."

(HR Ahmad 9026, Muslim 6945, dan yang lainnya)

Jangan merasah, "Ah, tidak mungkin, tidak mungkin,"

Jangan! Bismillāh, jangan menyerah!

Ada usaha, rencanakan kegiatan, kerjakan dengan konsentrasi amalan yang ada di hadapan kita, kerjakan dengan baik.

Dan jika engkau sudah berusaha kemudian salah dan terjadi musibah atau ternyata rugi, bangkrut, maka jangan katakan:

"Seandainya saya begini tentu akan begini."

Karena "seandainya-seandainya" itu akan membuka pintu-pintu syaithan.

Sampai sebagian ulama  mengatakan:

"Bersedih (terlalu memikirkan) karena masa lalu adalah perbuatan kebodohan."

Kenapa?

Karena tidak mungkin dia mengembalikannya lagi, sudah mustahil, sudah hilang.

Yang telah lalu biarlah berlalu, jadi pelajaran bagi kita.

Adapun kemudian bersedih dan terus menangis sehingga tidak bisa bergerak karena terlalu diliputi dengan kesedihan maka ini adalah orang yang bodoh dan dia telah dikuasai oleh syaithān.

Kita berjalan, kerjakan apa yang ada di hadapan kita dan kita husnuzhan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Kalau kita berusaha, maka Allāh akan berikan jalan yang baik di hadapan kita, berusaha dan bertaqwa.

Tatkala kita sudah menjalankan sebab-sebab seperti ini, serius dalam bekerja, kemudian bertaqwa kepada Allāh, maka Allāh akan berikan kebahagiaan.

Sehingga jika terjadi sesuatu, hati kita akan lapang.

Yang menjadi masalah kalau kita malas kemudian ditimpa musibah, sehingga berkata:

"Aduh, karena memang saya kemarin begini, kenapa kemarin begini."

Akhirnya datang syaithān kemudian menjadikan kita gelisah.
______________________________
📦 Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004

🌐 Website: 
http://www.bimbinganislam.com
👥 Facebook Page: 
Fb.com/TausiyahBimbinganIslam
📣 Telegram Channel:
http://goo.gl/4n0rNp
📺 TV Channel:
http://BimbinganIslam.tv

🔊 Halaqah 10 | Nikmat Dan Adzab Kubur (bagian 2)

🌍 BimbinganIslam.com
Kamis, 04 Rabi'ul Akhir 1437 H / 14 Januari 2016 M
👤 Ustadz 'Abdullāh Roy, MA
📘 Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir
🔊 Halaqah 10 | Nikmat Dan Adzab Kubur (bagian 2)
⬇️ Download audio: https://goo.gl/4Vj2sR
➖➖➖➖➖➖➖

NIKMAT DAN ADZAB KUBUR (Bagian 2)

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة و السلام على رسول الله و على آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke-10 dari Silsilah Beriman kepada Hari Akhir adalah tentang "Nikmat Dan Adzab Kubur (Bagian 2)".

Di dalam hadist Al Barra' radhiyallāhu 'anhu di sebutkan bahwasanya:

⑴ Orang yang beriman apabila bisa menjawab fitnah kubur dengan baik akan:

✓Diberi alas dari surga.

✓Diberi pakaian dari surga.

✓Dibuka pintu menuju surga sehingga ia diterpa angin surga dan mencium wanginya bau surga.

✓Diluaskan kuburannya sejauh mata memandang.

✓Ditemani amal shalih yang selama ini lakukan di dunia, yang Allāh wujudkan berupa seorang yang:

• Berwajah bagus

• Berpakaian indah

• Berbau wangi

Adapun,

⑵ Orang yang kafir ketika tidak bisa menjawab fitnah kubur dia akan:

✓Diberi alas dari neraka.

✓Pakaian dari neraka.

✓Dibuka pintu menuju neraka sehingga dia diterpa angin yang panas dari neraka.

✓Disempitkan kuburnya sehingga tulang rusuknya saling bersilangan.

✓Ditemani dosa-dosa yang selama ini dilakukan di dunia yang Allāh wujudkan berupa seorang yang:

• Buruk rupa dan pakaian

• Menyengat bau badannya.

◆ Secara umum, kemaksiatan adalah sebab adzab kubur.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam telah menyebutkan beberapa kemaksiatan yang merupakan sebab adzab kubur diantaranya:

⑴ Namimah (mengadu domba).
⑵ Tidak menjaga kesucian diri dan juga pakaian dari air kencing.

⇒ Sebagaimana di dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan juga Muslim.

◆ Adzab kubur bagi orang yang beriman bisa terhenti dan terputus dengan sebab tertentu, diantaranya adalah :

• ⑴ Doa orang yang berziarah.

• ⑵ Menghindari kemaksiatan.

•⑶ Bertaubat dari kemaksiatan.

• ⑷ Berdo'a sebelum salam yang diajarkan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam hendaklah jangan diremehkan meskipun hukumnya sunnah.

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ،و مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ.

(HR Muslim)

Kita memohon kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla melindungi kita semua dari adzab kubur. 

Dan sampai bertemu kembali pada halaqah yang selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

'Abdullah Roy,
Di kota Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam

✒Ditranskrip oleh
Tim Transkrip BIAS
➖➖➖➖➖➖➖➖➖

🔊 Kajian 26 | Macam-Macam Najis Dan Cara Menghilangkannya

🌍 BimbinganIslam.com
Jum'at, 05 Rabi'ul Akhir 1437 H /  15 Januari 2106 M
👤 Ustadz Fauzan ST, MA
📗 Matan Abū Syujā' | Kitāb Shalāt
🔊 Kajian 26 | Macam-Macam Najis Dan Cara Menghilangkannya
⬇ Download audio: https://goo.gl/8b6VE4
➖➖➖➖➖➖➖

MACAM-MACAM NAJIS DAN CARA MENGHILANGKANNYA

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وبعد

Para Sahabat bimbingan Islam yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla, pada halaqah ke 26 ini, kita akan membahas seputar "Najis Dan Cara Menghilangkannya".

Sebagiannya pernah disinggung pada awal pembahasan kitab matan Abu Syuja'.

■ PEMBAHASAN PERAMA | Tentang najis

قال المصنف:
((وكل مائع خرج من السبيلين نجس إلا المني))

((Dan setiap cairan yang keluar dari dua jalan (baik qubul dan dubur) hukumnya najis kecuali cairan mani))

Di dalam manuskrip yang lain disebutkan:

((وكل ما يخرج من السبيلين نجس))

((Dan apa saja yang keluar dari dalam qubul dan dubur adalah najis))

Pada teks yang kedua ini lebih umum meliputi cairan maupun kotoran, baik darah, air kencing, kotoran dan cairan lainnya seperti madzi dan wadi.

Dalil bahwasanya hal itu adalah najis, diantaranya adalah:

⑴ Hadits Anas radhiyallāhu 'anhu yang diriwayatkan oleh Imam Bukhāri, beliau berkata:

كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا تبرز لحاجته، أتيته بماء فيغسل به

"Nabi Shallallāhu 'alyhi wa sallam apabila keluar untuk buang hajat atau buang air, maka saya pun membawakan air untuk beliau, kemudian beliau mencuci dengan air tersebut".

(HR Bukhāri)

⑵ Hadits lain diriwayatkan Imam Bukhari dari 'Ali radhiyallāhu 'anhu, beliau berkata:

كنت رجلا مذاء فاستحييت أن أسأل رسول الله صلى الله عليه وسلم، فأمرت المقداد بن الأسود فسأله فقال: «فيه الوضوء»

"Saya adalah seorang yang sering keluar air madzi, namun saya malu untuk bertanya kepada Rasūlullāh Shallallāhu 'alyhi wa sallam, maka saya perintahkan Miqdād bin Aswad untuk bertanya kepada beliau, maka beliaupun bersabda: 'Wajib berwudhū'."

Di dalam riwayat Muslim:

فقال: «يغسل ذكره ويتوضأ»

"Hendaknya dia mencuci kemaluannya, kemudian berwudhu."

قال المصنف:
((إلا المني))

((Kecuali air mani))

Disini diperkecualikan cairan mani, maka cairan mani itu tidak najis, baik cairan mani dari manusia maupun cairan mani dari hewan, kecuali anjing dan babi.

• Dalil:

⑴ Tatkala Rasūlullāh Shallallāhu 'alyhi wa sallam ditanya tentang cairan mani, maka beliau bersabda:

إنما هو  كالبصاق

"Bahwasanya cairan mani itu seperti ludah (yaitu tidak najis)."

(HR Daruqutni, Baihaqi dengan sanad yang shahih)

Begitu pula di dalam hadits yang lain,

⑵ Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari 'Āisyah radhiyallāhu Ta'āla 'anhā tatkala beliau menceritakan bahwasanya 'Āisyah mengerik cairan mani yang menimpa baju Rasūlullāh Shallallāhu 'alyhi wa sallam yang telah mengering dan beliau tidak mencucinya dan pakaian itu digunakan oleh Rasūlullāh Shallallāhu 'alyhi wa sallam untuk shalat.

■ PEMBAHASAN KEDUA | Tentang cara membersihkan najis

قال المصنف:
((وغسل جميع الأبوال والأرواث واجب))

((Dan mencuci seluruh kencing dan kotoran adalah wajib))

Ini adalah hukum asal, berdasarkan dalil-dalil diantaranya:

Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, bahwasanya Rasūlullāh Shallallāhu 'alyhi wa sallam memerintahkan para shahābatnya untuk menyiramkan air diatas kencing seorang badui yang kencing di masjid.

⇒ Ini menunjukkan bahwasanya menghilangkan najis, itu adalah wajib.

قال المصنف:
((إلا بول الصبي الذي لم يأكل الطعام فإنه يطهر برش الماء عليه))

((Bahwasanya diperkecualikan kencing bayi laki-laki yang belum makan makanan, maka cara mensucikannya cukup dengan memercikkan air di atasnya))

⇒ Dan hal ini tidak berlaku bagi bayi perempuan.

Dan bayi, selama masih menyusui dan belum makan makanan selain susu, maka cara membersihkan atau mensucikan kain yang terkena kencing bayi tersebut cukup dengan dipercikkan air di atasnya.

Adapun bayi perempuan, maka tetap harus dicuci walaupun belum makan makanan.

Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh para pemilik kitab Sunan (Ash-hābus Sunan), mereka mengatakan:

"Di dalam hadits tersebut, Rasūlullāh Shallallāhu 'alyhi wa sallam bersabda:

«يُغْسَلُ مِنْ بَوْلِ الْجَارِيَةِ، وَيُرَشُّ مِنْ بَوْلِ الْغُلَامِ»

"Bahwasanya najis kencing bayi perempuan dicuci dan najis kencing bayi laki-laki cukup dipercikkan air di atasnya".

Dan di dalam riwayat lain ditambahkan:

{مالم يطعم}

"Sebelum bayi tersebut makan makanan".

⇒ Yakni berlaku sebelum bayi tersebut makan makanan lain selain susu.

قال المصنف:
((ولا يعفى عن شيء من النجاسات إلا اليسير من الدم))

((Dan keberadaan najis tidak ditoleransi atau tidak dimaafkan, kecuali apabila hanya sedikit dari darah ataupun nanah))

Hal ini terkait dengan ibadah shalat, dimana ibadah shalat harus suci dari najis dan hadats.

Namun apabila terdapat sedikit darah ataupun nanah, baik di badan ataupun dalam pakaian maka dimaafkan dan diberikan toleransi serta tetap sah shalatnya.

Dan perkataan para ulama mengenai ini cukup banyak, tentang jenis dan kadar najis yang dimaafkan, apabila mengenai pakaian ataupun badan.

Namun secara umum yang menjadi acuan/dhābith/patokan adalah sesuatu yang darurat atau banyak terjadi serta sulit untuk dihindari serta sulit untuk dihilangkan.

قال المصنف:
((وما لا نفس له سائلة إذا وقع في الإناء ومات فيه فإنه لا ينجسه))

((Dan hewan yang tidak memiliki aliran darah, apabila terjatuh diatas bejana dan mati diatasnya, maka bangkai tersebut tidak membuat air dalam bejana menjadi najis))

Ini adalah lanjutan dari najis yang dimaafkan dalam Madzhab Syāfi'ī. Dan dianggap sebagai najis karena dianggap sebagai bangkai dan bangkai adalah najis.

Akan tetapi karena dia termasuk yang ma'fu (dimaafkan) maka dia tidak membuat najis air yang tercemar atau terjatuh ke dalamnya hewan-hewan tersebut.

Akan tetapi disini dikatakan oleh Ibnu Mundzir:

"Dan saya tidak mengetahui seorang pun yang berpendapat dengan pendapat ini, kecuali Imam Syāfi'ī."

Karena sudah dijelaskan pada pertemuan yang lampau bahwasanya hewan yang tidak memiliki aliran darah apabila mati, maka dia tidaklah najis dan bukan merupakan bangkai yang najis.

قال المصنف:
((والحيوان كله طاهر إلا الكلب والخنزير وما تولد منهما أو من أحدهما))

((Dan hewan-hewan seluruhnya adalah suci dalam keadaan hidupnya, kecuali anjing dan babi dan apa-apa yang keluar dari keduanya (yaitu peranakan dari keduanya) atau dari salah satunya))

⇒ Dan poin ini telah dibahas pada pertemuan sebelumnya.

قال المصنف:
((والميتة كلها نجسة إلا السمك والجراد والآدمي))

((Dan semua bangkai najis, kecuali bangkai ikan, bangkai belalang dan bangkai manusia))
⇒ Dan poin inipun pernah kita jelaskan pada halaqah yang telah lampau.

قال المصنف:
((ويغسل الإناء من ولوغ الكلب والخنزير سبع مرات إحداهن بالتراب))

((Dan bejana yang dijilat anjing dan babi dicuci sebanyak 7x, dan salah satunya adalah dengan tanah))

Hal ini berdasarkan hadits Bukhari dan Muslim tatkala Rasūlullāh Shallallāhu 'alyhi wa sallam bersabda:

"Cara membersihkan bejana kalian apabila dijilat oleh anjing adalah dengan mencucinya sebanyak 7x dan salah satunya adalah dengan tanah."

قال المصنف:
((ويغسل من سائر النجاسات مرة تأتي عليه))

((Dan untuk jenis najis-najis yang lain maka cukup dicuci sekali saja))

Hal ini berdasarkan pada hadits Ibnu Umar:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ: «كَانَتِ الصَّلَاةُ خَمْسِينَ، وَالْغُسْلُ مِنَ الجَنَابَةِ سَبْعَ مِرَارٍ، وَغَسْلُ الْبَوْلِ مِنَ الثَّوْبِ سَبْعَ مِرَارٍ، فَلَمْ يَزَلْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْأَلُ حَتَّى جُعِلَتِ الصَّلَاةُ خَمْسًا، وَالْغُسْلُ مِنَ الْجَنَابَةِ مَرَّةً، وَغَسْلُ الْبَوْلِ مِنَ الثَّوْبِ مَرَّةً»

"Dahulu kewajiban shalat sebanyak 50 waktu, dan mandi janabah sebanyak 7x dan bersuci dari kencing sebanyak 7x.

Maka Rasūlullāh Shallallāhu 'alyhi wa sallam pun senantiasa meminta ( yaitu meminta kepada Allāh agar diberikan keringanan) sampai Allāh jadikan shalat hanya 5 waktu shalat dan mandi janabah hanya 1x dan mencuci dari air kencing cukup 1x."

(HR Abū Dāwūd dan beliau tidak mendha'ifkan hadits ini)

قال المصنف:
((والثلاثة أفضل))

((Dan mencuci sebanyak 3x itu lebih baik/afdhal))

Berdasarkan hadits:

«إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ، فَلَا يُدْخِلْ يَدَهُ فِي الْإِنَاءِ حَتَّى يَغْسِلَهَا ثَلَاثَ مَرَّاتٍ »

"Apabila kalian bangun dari tidur, maka janganlah memasukkan tangannya ke dalam bejana sebelum mencucinya sebanyak 3x."

(HR Ash-hābus Sunan)

قال المصنف:
((وإذا تخللت الخمرة بنفسها طهرت وإن خللت بطرح شيء فيها لم تطهر))

((Apabila khamr berubah menjadi cuka dengan sendirinya, maka dia menjadi suci. Namun apabila berubah menjadi cuka dengan menambahkan sesuatu kedalamnya, maka dia tidak menjadi suci))

Ini adalah permasalahan yang kembali kepada masalah "Apakah khamr itu najis atau tidak?"

Dan bagi jumhur yang mengatakan bahwasanya khamr itu najis, maka dia bisa menjadi suci apabila berubah menjadi cuka dengan sendirinya, bukan dengan faktor kesengajaan.

Namun apabila disana ada faktor kesengajaan, apakah dengan menambahkan unsur atau dengan proses tertentu yang disengaja, maka khamr tersebut menurut jumhur tidaklah menjadi suci, walaupun dia berubah bentuknya menjadi sesuatu yang lain, yaitu menjadi cuka.

Demikian.

و الله تعالى أعلم
وصلى الله على نبينا محمد و على آله و صحبه و سلم
السلام عليكم ورحمة الله و بركاته
______________________________
📦 Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004

🌐 Website: 
http://www.bimbinganislam.com
👥 Facebook Page: 
Fb.com/TausiyahBimbinganIslam
📣 Telegram Channel:
http://goo.gl/4n0rNp
📺 TV Channel:
http://BimbinganIslam.tv

 
Catatan Damar. Design by Pocket - Fixed by Blogger templates