Thursday, February 17, 2022

Biografi Pendiri Jama’ah Tabligh

Thursday, February 17, 2022 0


بِسْمِ اللهِ الرَّ حْمٰنِ الرَّ حِيْمِ

Jama'ah Tabligh adalah salah satu dari jama'ah dakwah yang hingga sekarang tetap eksis keberadaannya. Jama'ah ini didirikan pada pertengahan abad XIV H yang lalu, oleh Syaikh Muhammad Ilyas bin Muhammad Isma'il Al-Kandahlawi.

Biografi Pendirinya
------------------------
Muhammad bin Ilyas pendiri jama'ah ini dilahirkan pada tahun 1302 H, menghafal Al-Quran, membaca Kutubussittah (Kitab hadits yang enam) berdasarkan metodologi Dyubandi, bermazhab Hanafi, berakidah Asy'ari-Maturidi dan beraliran sufi.
Mereka mempunyai empat tarekat, yaitu:

Naqsyabandiyah.
Sahruridiyah.
Qadiriyah.
Jasytiyah.
Syaikh Muhammad Ilyas telah memberikan bai'at sufinya kepada Syaikh Rasyid Ahmad Al-Kankuhi. Sepeninggal Syaikh Rasyid, ia memperbaharui bai'atnya kepada Syaikh Ahmad As-Saharanfuri yang memberikan kepadanya ijazah membai'at berdasarkan jalan sufi tersebut.

Kebiasaannya adalah duduk bersemedi di sisi kubur Syaikh Nur Muhammad Al-Badayuni, sedangkan dalam acara muraqabah Jasytiyah dia duduk di sisi kubur Abdul Quddus Al-Kankuhi[174] yang telah dikuasai oleh pemikiran wihdatul wujud[175].

Dia menetap untuk belajar dan mengajar sampai meninggal pada tahun 1363 H. (Dinukilkan dengan sedikit perubahan dari kitab Hakekat Da'wah Ilallah, tulisan Syaikh Sa'd bin Abdurrahman Al-Hushain).

Latar Belakang Berdirinya Jama'ah Tabligh
------------------------------
Syaikh Abul Hasan An-Nadwi berpendapat sesungguhnya Syaikh Muhammad Ilyas memilih cara ini dalam berdakwah setelah dia tidak sanggup lagi memperbaiki berbagai tradisi di kampungnya[176]. Sedangkan Syaikh Mayyan Muhammad Aslam menukil dari Malfuzhat Ilyas, tulisan Muhammad Manzhur An-Nu'mani, ucapan Syaikh Muhammad Ilyas sendiri, bahwa dia mendapatkan kasyaf (pembukaan tabir dari Allah 'Azza wa Jalla) tentang cara dakwah ini dengan cara diilhamkan ke dalam jiwanya -ketika bermimpi- sebuah penafsiran baru tentang firman Allah 'Azza wa Jalla:

"Kamu adalah umat yang terbaik yang dikeluarkan untuk manusia. Kalian menyuruh kepada yang ma' ruf, dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah." (QS. Ali Imran: 110)

Tafsir ayat ini menuntut untuk keluar berdakwah mengajak kepada Allah 'Azza wa Jalla, sebab sesungguhnya dakwah itu tidak akan terwujud dengan tetap berdiam di satu tempat; berdasarkan firman Allah 'Azza wa Jalla:

'Yang dikeluarkan untuk manusia."

Serta keimanan akan bertambah dengan keluar, berdasarkan firman-Nya:

"Dan kalian beriman pada Allah."

Sesudah firman-Nya:

"Yang dikeluarkan untuk manusia." 

Yang dimaksud dengan 'Umat' dalam firman Allah Azza wa Jalla itu ialah bangsa Arab, sedangkan kata 'manusia' ialah 'ajam (selain bangsa Arab).

Tanggapan atas pernyataan di atas:

1- Sesungguhnya Al-Quran tidak boleh ditafsirkan dengan kasyaf dan mimpi-mimpi sufi yang kebanyakannya -bahkan seluruh-nya- adalah bersumber dari wahyu syaitan.

2- Nampak dari pernyataan di atas bahwa pendiri Jama'ah ini telah tenggelam ke dalam pemahaman sufi dari ujung rambut hingga ujung kakinya, dia telah memberikan dua kali bai'at sufi, terfitnah oleh thaghut-taghutnya serta menghabiskan waktunya dengan duduk di sisi kuburan mereka.

3- Pendiri dakwah ini adalah seorang peribadah kubur dan ahli khurafat. Hal ini nampak dari ucapan penulis "Kebiasaannya adalah duduk bersemedi di sisi kubur Syaikh Nur Muhammad Al-Badayuni, sedangkan dalam acara muraqabah Jasytiyah dia duduk di sisi kubur Abdul Quddus Al-Kankuhi yang telah dikuasai oleh pemikiran wihdatul wujud". Na'udzu billah, bagaimana mungkin akan didapati kebajikan dari seseorang yang beri'tikaf di sisi kubur seorang yang telah dikuasai oleh pemikiran wihdatul wujud?? Sesungguhnya i'tikafnya dia di sisi kubur seorang yang dikuasai oleh paham seperti ini sungguh merupakan bukli nyata bahwa dia meyakini paham ini pula. Andaikan dia tidak mengimaninya tentu tidak akan melakukannya.

_________________________________

[174] Jama'ah Tabligh, tulisan Mayyan Muhammad Aslam (halaman 12-13), dari kitab Hakekat Da'wah Ilallah, tulisan Syaikh Sa'd bin Abdurrahman Al-Hushain.

[175] Imam Sarhindi Hayatuhu wa A'maluhu, Abul Hasan An-Nadwi (halaman 118), melalui sumber Hakekat Da'wah ilallah, tulisan Syaikh Sa'd bin Abdurrahman Al-Hushain.

[176] Dari surat Syaikh Abul Hasan An-Nadwi yang dikirimkan pada tanggal 18-5-1401 H. kepada Syaikh Abdul Aziz bin baz sebagai dukungan untuk Jama'ah Tabligh. Melalui Hakekat Da'wah ilallah, tulisan Syaikh Sa'd bin Abdurrahman Al-Hushain.

10 PEMBATAL KEISLAMAN


1. Syirik kepada Allah Ta'ala dalam ibadah
Pembatal keIslaman yang pertama dan paling besar ialah syirik kepada Allah Ta'ala. "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa di bawah itu (syirik), bagi siapa yang dikehendaki-Nya" (QS. An Nisa' : 48). 

2., Menetapkan adanya perantara antara seseorang dengan Allah, dalam rangka memohon syafaat dan bertawakkal kepadanya.
Padahal, Allah telah berfirman (yang artinya), "Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Aku kabulkan." (QS. Ghafir : 60), dan Allah tidaklah berfirman, "Berdoalah kepadaKu melalui perantara Fulan, atau dengan perantara ini, itu!". Sungguh, inilah keyakinan kaum kafir Quraisy, yang Allah turunkan Rasul kepada mereka dalam rangka membantah keyakinan sesat tersebut. Allah berfirman (yang artinya), "Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan Kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya" (QS. Az Zumar : 3).

3. Tidak mengkafirkan kaum musyrikin, atau ragu dengan kekafiran mereka, atau (bahkan) membenarkan keyakinan mereka.

4. Meyakini bahwasanya ada petunjuk selain dari Nabi yang lebih sempurna, atau meyakini bahwa ada hukum yang lebih baik dari hukum beliau.
. Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya sebaik-baik perkataan ialah kalamullah (Al Quran), dan sebaik-baik petunjuk ialah petunjuk Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam" (HR. Muslim).
Sebagian dari kaum muslimin, bermudah-mudahan dalam mengkafirkan sesama kaum muslimin yang tidak berhukum dengan hukum Allah, dengan berdalil pada ayat "Barangsiapa yang tidak berhukum dengan hukum Allah, maka mereka adalah orang-orang kafir." (QS. Al Maidah : 44). Maka masalah mengkafirkan secara mu'ayyan (personal), perlu dikembalikan kepada para ulama. Masalah ini juga memiliki banyak rincian dan batasan-batasan lebih lanjut. Semoga Allah Ta'ala memberi taufiq kepada para penguasa di negeri-negeri kaum muslimin, untuk berhukum dengan hukum Allah.

5. Membenci suatu perkara yang merupakan ajaran Nabi , walaupun ia sendiri mengamalkannya.
Perbuatan ini merupakan jenis nifaq i'tiqadiy (munafik dalam hal keyakinan). Dalilnya ialah firman Allah (yang artinya), "Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka membenci apa yang diturunkan Allah (Al Quran) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka." (QS. Muhammad : 9). Walaupun pelakunya hanya membenci satu saja diantara ajaran Nabi, dan meskipun ia sendiri juga mengamalkannya, maka ia terancam kafir.

6. Mengolok-olok salah satu ajaran Rasul , atau mengolok-olok pahala atau adzabnya.
Allah berfirman (yang artinya) , "Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman." (QS. At Taubah : 65-66). 

7. Sihir
Dalilnya ialah firman Allah (yang artinya), "Sedang keduanya (yaitu malaikat Harut dan Marut) tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanyalah cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir" (QS. Al Baqarah : 102). Contoh sihir yang populer di zaman kita ialah santet, pelet, guna-guna, pengasihan, dan sebagainya. Barangsiapa yang mempraktekkan atau menyetujui praktek sihir, maka dia kafir.

8.  Mendukung orang-orang musyrik dan membantu mereka memusuhi kaum muslimin.
Allah berfirman (yang artinya), "Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka (orang-orang kafir itu) menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (QS. Al Maidah : 51). Mendukung orang-orang kafir dalam memusuhi kaum muslimin tidak hanya melalui harta atau tenaga, tetapi juga termasuk andil dalam menyebarkan propaganda mereka seperti pluralisme dan liberalisme, atau ide-ide kufur lainnya. Maka hendaknya kita mewaspadai perbuatan tersebut.

9. Meyakini bahwa sebagian orang bisa keluar dari syariat Muhammad dengan leluasa.
Hal ini bertentangan dengan firman Allah yang menyatakan bahwa syariat telah sempurna, tidak ada lagi penambahan atau pengurangan. "Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan bagimu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam menjadi agama bagimu" (QS. Al Maidah : 3). 

10. Berpaling dari agama Allah, tidak mau mempelajari dan mengamalkannya.
"Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa" (QS. As Sajdah : 22). Mempelajari agama Islam terbagi menjadi dua, yaitu yang hukumnya fardhu 'ain dan fardhu kifayah. Fardhu 'ain yaitu kita dituntut untuk mempelajari pokok-pokok agama, aqidah yang benar, rincian rukun Islam seperti shalat, zakat, puasa. Inilah ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap muslim. Adapun mengetahui rincian ilmu seperti tafsir, ushul fiqh, mustahalah hadits, maka hukumnya fardhu kifayah.

Mengapa Syiah Hanya Mencintai Husein Saja, Bukan Anak Ali yang Lain?


Tahukah Anda, mengapa syiah senantiasa memuja dan menyembah Husein saja dan tidak mencintai anak-anak Fatimah yang lainnya?

Informasi berikut ini bisa jadi akan membuat Anda dan kaum muslimin sedunia kaget setengah mati, khususnya Syiah-syiah non Iran.

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut diatas mari kita lihat daftar anak kandung laki-laki Ali Bin Abi Thalib radhiyallahu anhu, sebagai berikut:

1.Hasan bin Ali bin Abi Thalib
2.Husein bin Ali bin Abi Thalib
3.Muhsin bin Ali bin Abi Thalib
4.Abbas bin Ali bin Abi Thalib
5.Hilal bin Ali bin Abi Thalib
6.Abdullah bin Ali bin Abi Thalib
7.Jakfar bin Ali bin Abi Thalib
8.Usman bin Ali bin Abi Thalib
9.Ubaidillah bin Ali bin Abi Thalib
10.Abu Bakar bin Ali bin Abi Thalib
11.Umar bin Ali bin Abi Thalib

Pernahkah Anda melihat bendera atau umbul-umbul Syiah yang bertulisan "Wahai Hasan…" atau يا حسن ?

Kenapa mereka hanya meminta kepada Husein saja, padahal Hasan juga anak kandung Ali bin Abi Thalib yang juga terlahir dari rahim Fatimah binti Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, baik Hasan maupun Husein sama-sama Ahlu Bait.

Pernahkah anda wahai Syiah-syiah non Persia mempertanyakan hal ini?

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ketahuilah informasi berikut ini:

Tahukah Anda bahwa 12 imam syiah seluruhnya berasal dari keturunan Husein saja?

Syiah hanya mensakralkan Husein saja, namun tidak mensakral Hasan dan tidak juga mensakralkan anak-anak Ali bin Abi Thalib yang lainnya yang semuanya diredhai Allah.

Jawabannya adalah: karena Husein menikahi wanita Persia Iran putri raja Yazdegerd yang bernama Shahrbanu atau yang dikenal dengan Syahzinan. Konon ketika Kekaisaran Persia ditaklukkan dan terbunuhnya Kaisar Yazdegerd maka putri-putrinya ditawan.

Saat itu Umar menghadiahkan putri sang Kaisar yang bernama Syahzinan kepada Husein bin Ali bin Abi Thalib dan Husein pun menikahinya. Oleh karena itulah Syiah begitu mensakralkan Husein dan para imam Syiah yang terlahir dari rahim Syahzinan berdarah Persia, dan bukan seperti klaim mereka bahwa mereka mencintai keluarga nabi Muhammad yang berasal dari Arab.

Hakikatnya, mereka sangat mencintai Ahlu Bait kaisar yang menjadi moyang 12 imam yang semuanya berasal dari ibu berdarah Persia, mereka sangat fanatis dalam mencitai dan memuja kakek anak-anak Husein sang kaisar Persia, bukan sang nabi yang berasal dari Arab.

Imam-imam yang mereka sakralkan dan mereka anggap maksum satu level dengan nabi-nabi itu hanyalah imam-imam yang berasal dari keturunan raja Persia Yazdegerd, tidak ada yg berasal dari Arab.

Mereka mencintai Husein dan para imam-imamnya karena mereka meyakini bahwa di dalam darah imam itu mengalir darah Persia keturunan kaisar.

Mereka hanya mencintai Ahlu Bait kaisar raja Persia, bukan Ahlu Bait nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam

 
Catatan Damar. Design by Pocket - Fixed by Blogger templates