Wednesday, November 29, 2017

NASAB DAN KELUARGA BESAR RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM

Wednesday, November 29, 2017 0


Oleh: Wira Mandiri Bachrun Al Bankawy

Beliau adalah Abul Qasim Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdimanaf bin Qusay bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin bin Mudhar bin Nizar bin Maad bin Adnan bin Udad bin Al Muqawwim bin Naahur bin Tayrah bin Ya'rub bin Yasyjub bin Naabit bin Ismail bin Ibrahim Khalilurrahman bin Tarih (yang dikenal dengan nama Azar) bin Nahur bin Saru' bin Ra'u bin Falikh bin Aybir bin Syalikh bin bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh (alaihis salam) bin Lamk bin Mutusyalkh bin Akhnukh -- yaitu Nabi Idris keturunan Nabi Adam yang pertama menjadi nabi dan yang menulis dengan pena -- bin Yarda bin Mahlil bin Qainan bin Yanisy bin Syits bin Adam alaihissalam.

Nasab ini disebutkan oleh Muhammad bin Ishak bin Yasar Al Madani di salah satu riwayatnya. Nasab Rasulullah sampai Adnan disepakati oleh para ulama, sedangkan setelah Adnan terjadi perbedaan pendapat. [1]

Di dalam Shahih Muslim, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى كِنَانَةَ مِنْ وَلَدِ إِسْمَعِيلَ وَاصْطَفَى قُرَيْشًا مِنْ كِنَانَةَ وَاصْطَفَى مِنْ قُرَيْشٍ بَنِي هَاشِمٍ وَاصْطَفَانِي مِنْ بَنِي هَاشِمٍ

"Sesungguhnya Allah memilih Kinanah dari anak keturunan Ismail. Allah telah memilih suku Quraisy dari bangsa Kinanah. Allah pula telah memilih bani Hasyim dari suku Quraisy, dan memilih diriku dari bani Hasyim." (HR. Muslim)

SIAPA QURAISY?

Quraisy adalah kabilah yang terkemuka di kalangan Arab. Nama Quraisy diambil dari leluhur kabilah mereka yaitu An Nadhr bin Kinanah yang dikenal dengan julukan Quraisy. Ibnu Hisyam mengatakan,

النَّضْرُ: قُرَيْشٌ، فَمَنْ كَانَ مِنْ وَلَدِهِ فَهُوَ قُرَشِيٌّ، وَمَنْ لَمْ يَكُنْ مِنْ وَلَدِهِ فَلَيْسَ بِقُرَشِيٍّ

"An Nadhr adalah Quraiys. Maka barang siapa yang merupakan anak keturunannya, maka ia adalah seorang Qurasyi. Sedangkan yang bukan anak keturunannya, maka bukanlah seorang Qurasyi."[2] 

KELUARGA BESAR NABI SHALLALLAHU 'ALAIHI WASALLAM

Keluarga besar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lebih dikenal dengan sebutan Al Usrah Al Hasyimiyyah, nisbah kepada kakek beliau, Hasyim bin 'Abdu Manaf. Hasyim adalah orang yang bertindak sebagai penanggung jawab atas as siqayah (penyediaan air minum) dan ar rifadah (penyediaan makanan) terhadap para jamaah haji. Hasyim dikenal sebagai orang yang hidup dalam kondisi yang baik dan memiliki martabat tinggi. Hasyim-lah orang pertama yang menyediakan makanan berupa tsarid [3] kepada para jama'ah haji di Makkah. 

Nama asli Hasyim adalah 'Amru. Dia dijuluki sebagai Hasyim, hal ini dikarenakan pekerjaannya yang meremuk-remukan roti, di dalam bahasa Arab disebut sebagai hasyim. Hasyim pula orang pertama yang mencanangkan program dua kali rihlah (bepergian) bagi kaum Quraisy, yaitu rihlatus syitaa' (perjalanan musim dingin) dan rihlatush shaif (perjalan musim panas).[4]

Allah kabarkan tentang kebiasaan ini di dalam Al Qur'an,

لإيلافِ قُرَيْشٍ (١)إِيلافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ (٢)

"Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. (Al Quraisy: 1-2)

ABDUL MUTTHALIB ALIAS SYAIBAH 

Hasyim lalu menurunkan kakek Rasulullah yang dikenal dengan nama Abdul Mutthalib. Ada kisah yang menarik tentang Abdul Mutthalib dan hubungannya dengan ayahnya, Hasyim. Dahulu Hasyim pergi ke kota Syam untuk berdagang. Ketika sampai di kota Yatsrib (Madinah) dia menikah dahulu dengan Salma binti 'Amru, dari Bani 'Adi bin An Najjar. Hasyim pun tinggal bersama isterinya untuk beberapa waktu kemudian berangkat ke kota Syam. Saat ditinggalkan, istrinya sedang mengandung seorang bayi. Di perjalanan itu,  Hasyim meninggal di kota Ghaza di wilayah Palestina. [5]

Di Yatsrib, Salma pun melahirkan seorang anak laki-laki. Salma memberinya nama Syaibah karena adanya rambut putih di kepalanya. Dalam bahasa Arab "syaibah" artinya orang yang sudah beruban.  Salma lalu membesarkan putranya di Yatsrib. Tidak seorang pun di antara keluarga Hasyim di Makkah yang tahu tentang dirinya. 

Ketika Syaibah menginjak usia sekitar tujuh atau delapan tahun, Al Muththalib, saudara laki-laki Hasyim mendengar berita tentang diri Syaibah lantas dia pergi mencarinya. Ketika bertemu dan melihatnya, berlinanglah air matanya, lalu dipeluknya dengan dan dinaikkannya ke atas tunggangannya, ingin dibawanya kembali ke Makkah. Syaibah menolak hingga diizinkan dahulu oleh ibunya. Al Muththalib kemudian meminta persetujuan ibunya agar mengizinkannya membawa serta keponakannya tersebut tetapi Salma menolak permintaan tersebut. [6]

Al Muththalib lalu mengatakan kepada Salma,

إنما يمضي إلى ملك أبيه، وإلى حرم الله 

"Hanya saja dia akan dibawa kepada kekuasaan bapaknya, menuju Tanah Haram Allah". 

Akhirnya Salma pun mengizinkan putranya dibawa. Syaibah lalu dibonceng oleh pamannya, Al Muththalib dengan menunggangi keledai miliknya. [7]

Ketika melihat Al Mutthalib membawa seorang anak di belakangnya, orang-orang di Makkah mengira bahwa dia sedang membawa budaknya.

Mereka mengatakan, "Inilah Abdul Mutthalib (budak milik Al Mutthalib)…  Inilah Abdul Mutthalib (budak milik Al Mutthalib)…"

Karena inilah Syaibah, kakek Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian lebih dikenal dengan panggilan Abdul Mutthalib. 

Jadi, Abdul Mutthalib pada hakekatnya bukanlah nama asli kakek beliau. Nama aslinya adalah Syaibah. Hanya saja dia dipanggil Abdul Mutthalib (budaknya si Mutthalib) karena kesalahpahaman orang-orang di Makkah yang mengira bahwa dia adalah budaknya Al Mutthalib.

Syaibah yang sekarang dikenal dengan nama Abdul Mutthalib kemudian tinggal bersama pamannya Al Mutthalib. Sampai akhirnya Al Mutthalib meninggal di Radman, Yaman dan kekuasaannya kemudian digantikan oleh keponakannya tadi yaitu Abdul Muththalib. Dia pun menerapkan kebijakan yang sama kepada kaumnya seperti apa yang dilakukan oleh leluhurnya. Bahkan Abdul Mutthalib berhasil melebihi mereka. Dia mendapatkan kedudukan dan martabat di hati kaumnya yang belum pernah dicapai oleh leluhurnya terdahulu. Abdul Mutthalib sangat dia dicintai dan dihormati di tengah-tengah mereka.[8]

UPAYA KUDETA TERHADAP KEPEMIMPINAN ABDUL MUTTHALIB

Ketika Al Muththalib meninggal dunia, Naufal (adik Al Mutthalib) melangkahi kekuasaan Abdul Mutthalib, bahkan berusaha mengambil tampuk kekuasaan tersebut. Abdul Mutthalib lalu meminta pertolongan para pemuka Quraisy untuk membantunya melawan sang paman. Namun mereka menolak sembari berkata, "Kami tidak akan ikut campur dalam pertikaian antara engkau dan pamanmu." 

Akhirnya Abdul Mutthalib pun menyurati paman-pamannya dari pihak ibunya yang berasal dari Bani An Najjar dengan rangkaian bait-bait sya'ir yang berisi ungkapan memohon bantuan mereka. Pamannya, Abu Sa'ad bin 'Adiy bersama delapan puluh pengendara kuda kemudian berangkat menuju kota Makkah. Setelah mereka sampai di Abthah, mereka disambut oleh Abdul Mutthalib yang langsung mempersilakan agar mereka mampir di rumahnya terlebih dahulu.

Abu Sa'ad dan pasukannya menolak. Dia mengatakan, "Demi Allah, aku tidak akan mampir ke rumahmu sampai aku menemui Naufal!" 

Abu Sa'ad dan pasukannya lalu mencari Naufal, dan menemukannya sedang berada di Hijr Isma'il, bersama para sesepuh Quraisy. Abu Sa'ad langsung menghunus pedangnya lalu berkata, "Demi Pemilik rumah ini (Ka'bah)! Jika tidak engkau kembalikan kewenangan anak saudara perempuanku maka aku akan pedang ini akan memenggalmu." 

Naufal langsung berkata, "Aku kembalikan!"

Ucapannya ini disaksikan oleh para sesepuh Quraisy tersebut. Kemudian barulah dia mampir ke rumah Abdul Muththalib dan tinggal di sana selama tiga hari. Selama di sana, Abu Sa'ad melakukan umrah terlebih dahulu, barulah kemudian pulang ke Yatsrib. 

Setelah kejadian tersebut, Naufal pun membuat perjanjian dengan Bani Abdi Syams bin Abdi Manaf untuk menandingi Bani Hasyim. 

Setelah melihat pertolongan yang diberikan oleh Bani An Najjar, Suku Khuza'ah tergerak juga untuk menjadi pendukung Abdul Mutthalib. Mereka mengatakan, "Kami juga ikut andil melahirkannya  seperti kalian, bahkan kami justru lebih berhak untuk menolongnya". Hal ini lantaran ibu dari Abdi Manaf berasal dari Khuza'ah.

Orang-orang Khuza'ah ini kemudian memasuki Darun Nadwah dan menyatakan dukungan mereka kepada Bani Hasyim untuk melawan Bani Abdi Syams dan Naufal. Persekutuan inilah yang kemudian menjadi sebab penaklukan Makkah sebagaimana yang akan dijelaskan nanti.[9]

(bersambung)

Jogjakarta, 10 Rabiul Awwal 1439 H, bertepatan dengan 28/11/2017

Wira Mandiri Bachrun.

Catatan Kaki:

[1] Abdul Ghani Al Maqdisi, Muktashar Siratin Nabi, tahqiq Khalid bin Abdurrahman, Riyadh: Sulaiman Ar Rajihi Foundation, 1424 H, hlm. 35-36.

[2] Ibnu Hisyam, As Sirah An Nabawiyah, tahqiq Musthafa As Saqa', Mesir: Musthafa Al Babi Al Halabi, 1955, jilid 1 hlm. 93. 

[3] Ats Tsarid yaitu semacam roti yang diremuk dan direndam dalam kuah daging. Lihat Mu'jam Al Lughoh Al Arabiyah Al Muasharah, hlm. 314.

[4] Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri, Ar Rahiqul Makhtum, (Beirut: Darul Hilal, t.t.) hlm. 40.

[5] Ibid.

[6] Ibid.

[7] Ibid. hlm. 41.

[8] Ibid.

[9] Ibid.

Sunday, November 19, 2017

Ibnu Sina dalam Timbangan

Sunday, November 19, 2017 0
 Nomor Fatwa: 53754
Judul Fatwa: Ibnu Sina dalam Timbangan
Tanggal Fatwa: Kamis, 9 Sya`bân 1425 / 23 September 2004
PERTANYAAN
Apa pendapat para ulama tentang Ibnu Sina, benarkah ada ulama yang mengkafirkannya?



FATWA
Segala puji bagi Allah, dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah beserta keluarga dan para shahabat beliau.
Sesungguhnya Ibnu Sina tertuduh sebagai orang Qaramithah Bathiniyah, dan ia mempunyai pemikiran-pemikiran filsafat atheis. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan Ibnul Qayyim telah mengkafirkannya.
Ibnul Qayyim berkata dalam kitab Ighâtsatul Lahfân, “Ibnu Sina sebagaimana ia mengabarkan dirinya sendiri: “Saya dan ayah saya termasuk penyeru Al-Hâkim.” Ia termasuk sekte Qaramithah Bathiniyyah yang tidak beriman dan dengan awal penciptaan tidak juga dengan hari pembalasan, tidak percaya Tuhan, Pencipta, dan tidak percaya rasul yang diutus Allah—Subhânahu wata`âla. Orang-orang zindiq tersebut berlindung dengan sekte Rafidhah, dan menyimpan atheisme murni dalam dirinya. Mereka menyandarkan diri kepada Ahlu Bait Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam, padahal Ahlul Bait berlepas diri dari mereka. Membunuh ulama dan orang beriman, menyerukan kepada atheisme, syirik dan kufur. Mereka tidak mengharamkan yang haram dan tidak menghalalkan yang halal. Pada masa mereka dan dalam orang-orang pilihan mereka, disusunlah risalah Ikhwan Ash-Shafa.”
Ibnu Taimiyah terus terang mengkafirkannya dalam beberapa bukunya. Ibnu Katsîr telah menukilnya dalam kitab Al-Bidayah wa An-Nihayah, Ibnu Al-Atsir dalam Al-Kamil fi At-Tarikh, Ibnul `Imad dalam Syadzarat Adz-Dzahab, pengkafirannya dari beberapa orang ulama.
Kami ingatkan, bahwa salah satu kewajiban terpenting atas kita di masa ini, adalah berusaha mendapatkan hidayah dan memberi petunjuk kepada orang-orang semasa dengan kita, mencurahkan segenap kemampuan dan usaha kita untuk itu. Kita boleh menjelaskan kesesatan orang yang menyimpang yang terdahulu, jika kita takut orang-orang sekarang terpengaruh dengan pemikiran-pemikiran mereka. Tapi yang lebih penting dan yang lebih utama adalah mendakwahi manusia kepada iman dan mengikat mereka dengan As-Sunnah dan Al-Qur’an.
Wallâhu a`lam


https://www.facebook.com/danninursalim.harun/posts/10210378426045735

Monday, November 13, 2017

Tata Cara Pemeliharaan Ayam Broiler (II)..!!

Monday, November 13, 2017 0

Pemeliharaan ayam broiler dapat dibagi menjadi 5 kelompok berdasarkan usia. pengelompokan tersebut dibagi berdasarkan umur ayam potong dengan rentang waktu satu minggu. berikut tata cara memelihara ayam pedaging berdasarkan umur tata cara memelihara ayam broiler..

Pemeliaharaan Minggu Ke (1)..

Pada pemeliharaan ternak ayam broiler minggu ke-1, sebelum DOC dimakan dilakukan sanitasi kandang terlebih dahulu, kemudian kandang dilapisi dengan koran. Metode selanjutnya adalah mempersiakan pakan dan minum, pakan yang diberikan pada minggu ini adalah sebanyak 20 gram per ekor per hari. Pada hari ke-3 dilakukan vaksinasi ND 1 dengan metode air minum. Pada pagi dan sore hari sebelum dilakukan vaksinasi ND 1 ayam diberi vitastress agar pada saat dilakukan vaksinasi ayam tidak mengalami stres. Pada saat penimbangan minggu ke-1 ini yang dilakukan antara lain adalah penimbangan bobot badan ayam, pengukuran panjang dan diameter shank, lingkar dada, serta panjang tulang dada.

Pemeliharaan Minggu Ke (2)

Pemeliharaan minggu ke-2, waktu pemberian pakan pun tetap sama seperti minggu yang sebelumnya yaitu pagi hari pakan diberikan pada pukul 06.30 sedangkan pada sore hari pakan diberikan pukul 15.30. Pakan yang diberikan pada minggu ini yaitu sebanyak 66 gram per ekor per hari. Pada minggu ke-2 tepatnya hari ke-10 dilakukan vaksinasi Gumboro yang dilakukan dengan cara mencampurkan vaksin pada air minumnya. Pada pagi dan sore hari sebelum dilakukan vaksinasi Gumboro ayam diberi vitastress agar pada saat dilakukan vaksinasi ayam tidak mengalami stres. Ayam sebelum diberi vaksin terlebih dahulu dipuasakan dua jam sebelum pemberian. Penimbangan ke-2 dilakukan pada hari ke-14. Pada penimbangan ini yang dilakukan adalah mengukur panjang dan diameter shank. Pakan yang diberikan adalah BR1 dari Japfa Comfeed dan minum yang diberikan tetap air biasa tanpa pemberian vitamin.

Pemeliharaan Minggu Ke (3)

Pada pemeliharaan minggu ke-3, koran yang melapisi kandang sudah mulai dilepas sebab ayam sudah mulai aktif bergerak dan nafsu makan tinggi. Pakan yang diberikan pada minggu ini adalah sebanyak 66 gram per ekor per hari. Pada hari ke-19 dilakukan vaksinasi ND 2 dengan metode air minum. Pada pagi dan sore hari sebelum dilakukan vaksinasi ND 2 ayam diberi vitastress agar pada saat dilakukan vaksinasi ayam tidak mengalami stres. Pada saat penimbangan minggu ke-3 ini yang dilakukan antara lain adalah penimbangan bobot badan ayam, pengukuran panjang dan diameter shank, lingkar dada, serta panjang tulang dada.

Pemeliharaan Minggu ke (4)

Pada minggu keempat, bulu sudah lebat sehingga sudah tidak membutuhkan pemanas lagi. Dilakukan penambahan jatah makan dan minum, yaitu jatah makan sebesar 92 gram per ekor per hari. Nafsu makan baik, jatah yang diberikan tidak tersisa. Pada siang hari tidak usah diberi penerang, tetapi jika pakan yang diberikan tidak habis, dianjurkan untuk diberi penerangan. Pada saat penimbangan ke-4 yang dilakukan adalah penimbangan bobot badan ayam serta pengukuran panjang dan diameter shank.

Pemeliharaan Minggu ke 5

Pada minggu ke-5 dilakukan penambahan jumlah pakan menjadi sebesar 121,6 gram per ekor per hari. Ayam juga sudah mulai tumbuh dengan baik. Pada penimbangan ke-5 yang dilakukan adalah penimbangan bobot badan pengukuran panjang dan diameter shank, lingkar dada, serta panjang tulang dada.

Lebel: Ayam Broiler (KH)

Sunday, November 12, 2017

Tata cara memlihara ayam broiler..!!

Sunday, November 12, 2017 0

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam usaha bisnis pemeliharaan ayam broiler antara lain perkandangan, pemilihan bibit, manajemen pakan, sanitasi dan kesehatan, recording dan pemasaran. Banyak kendala yang muncul apabila kebutuhan ayam tidak terpenuhi, antara lain penyakit yang dapat menimbulkan kerugian karena pemberian pakan sudah tidak efisien dibandingkan kenaikan atau pertambahan berat badan, sehingga akan menambah biaya produksi.

Mempersiapkan kandang..!!

Persiapan kandang merupakan awal dari semua kegiatan usaha ayam broiler komersial. Persiapan kandang yang dilakukan secara matang menjadi salah satu kunci sukses pemeliharaan ayam broiler komersial. Persiapan kandang dilakukan melalui dua tahapan yaitu, proses pencucian dan sterilisasi, serta mempersiapkan pemanas dan lingkaran. DOC yang berasal dari perusahaan breeding disiapkan dan diberi minum yang dicampur dengan gula. Tujuannya untuk mengembalikan energi setelah perjalanan dari produsen. Sebelum pemeliharaan DOC, ruangan dan brooder books kandang dibersihkan dengan cara dicuci, termasuk peralatan yang akan digunakan. Setelah itu, melakukan sterilisasi menggunakan disinfektan. disinfektan yang dipakai sebaiknya lebih dari satu jenis dan berspektrum luas (broad spectrum). Proses sterilisasi dilakukan ke seluruh bagian kandang dan lingkungan sekitar kandang.

Mempersiapkan peralatan kandang..!!

Peralatan yang dipakai pada periode pertumbuhan hampir sama dengan peralatan yang dipakai pada periode pemanasan. Perbedaannya hanya dalam jumlah dan ukuran. Peralatan yang diperlukan pada periode pertumbuhan sebagai berikut, tempat pakan, tempat minum, dan peralatan lain. Peralatan lain berhubungan dengan kegiatan sehari-hari seperti drum air, ember, garpu pembalik sekam, dan gerobak pengangkut pakan. Peralatan kandang yang digunakan meliputi tempat pakan dan tempat minum. Tempat pakan ada yang diletakkan berselang-seling dengan tempat minum. Tempat pakan harus diisi pakan secara seragam. Tempat pakan dan minum ini dibersihkan tiap pagi dan sore. Kekurangan tempat minum akan berpengaruh terhadap ketersediaan air minum untuk ayam broiler..

Mengatur penerangan...!!

Penerangan berguna untuk ayam, terutama pada malam hari sehingga ayam bisa bergerak untuk makan dan minim. Tingkat intensitas cahaya yang diperlukan 0,35 sampai 0,50 fc atau setara dengansatu lampu bohlam 150 watt untuk luasan 93 m2. Penerangan yang digunakan pada waktu pemeliharaan ialah bohlam lampu 40 watt berjumlah dua buah. Penerangan berguna untuk ayam, terutama pada malam hari, sehingga ayam bisa bergerak untuk makan dan minum..

Mengatur ventilasi..!!

Ventilasi yang terganggu bisa mengakibatkan tempertur di sekitar kandang naik, terjadi penumpukan gas ammonia, dan persediaan oksigen menipis. Ventilasi memiliki peranan penting untuk menjaga kesehatan ayam. Ventilasi pada waktu pemeliharaan diatur dengan kipas angin yang ditempatkan di luar kandang. Ventilasi memiliki peranan penting untuk menjaga kesehatan ayam. Beberapa fungsi ventilasi antara lain menghilangkan panas yang berlebihan, menghilangkan kelebihan kelembaban, mengurangi debu, mengurangi gas beracun, seperti gas amonia, karbon dioksida, dan karbon monoksida, menyediakan oksigen untuk pernafasan..

Pencegahan penyakit..!!

Program pencegahan penyakit erat kaitannya dengan program sanitasi, vaksinasi, dan pengobatan dini pada umur-umur tertentu ketika gejala ayam sakit mulai tampak. Mendeteksi suatu penyakit secara dini dilakukan dengan cara mengamati penyakit yang menyerang saluran pernafasan (ngorok). Pencegahan penyakit pada broiler menggunakan vaksinasi. Pada hari ketiga setelah pemasukan DOC diberikan vaksin ND 1. Vaksinasi dilakukan dengan cara tetes mata. Sebelumnya dicampurkan obat anti stres pada air minumnya, supaya ayam tidak stress ketika dilakukan vaksinasi. Pada hari ketujuh setelah vaksinasi ND 1, dilakukan vaksinasi Gumboro dengan cara mencampurkan vaksin pada air minum. Sebelumnya ayam dipuasakan terlebih dahulu � 2 jam. Tujuannya, agar ayam dapat meminum semua air yang telah dicampur vaksin tersebut. Tujuh belas hari sesudah vaksinasi gumboro dilakukan vaksinasi ND 2..

Semua program vaksinasi dibuat dengan cara menyesuaikan dengan sejarah penyakit di farm itu atau di wilayahnya. Program vaksinasi diartikan sebagai suatu aktivitas memasukkan agen penyakit (virus, bakteri, dan protozoa) yang telah dilemahkan ke dalam tubuh ayam, kemudian tingkat antibodi di dalam darah ayam meningkat sesuai dengan agen yang telah dimasukkan. Dengan melaksanakan vaksinasi diharapkan ayam akan memiliki kekebalan tubuh yang kuat untuk melawan penyakit..

Mengontrol pertumbuhan..!!

Berat badan ayam akan bertambah setiap minggu, tetapi pertambahan tersebut tidak akan seragam. Pertambahan berat badan akan berkurang setelah mancapai titik maksimim sekitar umur tujuh minggu. Pengukuran meliputi panjang badan, panjang shank, diameter shank, lingkar dada, panjang tulang dada, dan berat badan. Untuk mengetahui pertumbuhan dari ayam broiler, dilakukan penimbangan ditiap minggunya selama lima minggu.

copas dr KH-B (kang hafidz broiler)

Friday, November 10, 2017

Hukum Tongkat Saat Khutbah Jumat bid'ah?

Friday, November 10, 2017 0
Bismillah wassholaatu wassalam 'ala Rasulillah, wa ba'du.

Berkhutbah dengan bertumpu pada tongkat, adalah perkara asing menurut sebagian orang. Sehingga karena ketidaktahuan dan memandangannya sebagai hal yang asing, membawanya tergesa dalam menilai, bahwa tindakan tersebut adalah bid'ah.

Atau sebagian yang lain memandang, memegang tongkat saat khutbah adalah suatu keharusan. Tidak sah khutbah tanpanya.

Benarlah pepatah arab yang menyatakan,

الانسان عدو لما جهل

Manusia itu musuh untuk sesuatu yang belum dia ketahui.

Bila kita pelajari penjelasan para ulama terkait masalah ini, ternyata mereka berbeda pendapat. Namun dari pendapat yang ada, tak ada satupun yang berpandangan bid'ah atau menyatakan wajib. Artinya, permasalahan ini adalah masalah ijtihadi, yang sepatutnya kita saling menghargai dan berlapang dada.

Pendapat pertama, disunahkan membawa tongkat saat khutbah.

Pendapat ini dipegang oleh mayoritas ulama (jumhur), Malikiyah, Syafi'iyyah dan Hanabilah.

Imam Malik menyatakan,

وذلك مما يستحب للأئمة أصحاب المنابر ، أن يخطبوا يوم الجمعة ومعهم العصي يتوكؤون عليها في قيامهم

Diantara hal yang dianjurkan bagi para khotib adalah, membawa tongkat saat berkhutbah jumat. Untuk bertumpu di saat mereka berdiri. (Al-Mudawwanah Al-Kubra 1/232)

Demikian pula Imam Syafi'i berpandangan senada,

أحب لكل من خطب – أيَّ خطبة كانت – أن يعتمد على شيء

Saya suka (menganjurkan) para khotib -khutbah apapun itu- untuk bertumpu pada sesuatu. (Al-Umm 1/396).

Dari ulama mazhab hambali, Al-Buhuti menyatakan

ويسن أن يعتمد على سيف أو قوس أو عصا بإحدى يديه

Disunahkan bertumpu pada pedang, busur panah atau tongkat (saat berkhutbah) dengan salahsatu tangan. (Kasyaf Al-Qona' 2/36).

Mereka berdalil dengan beberapa hadis, diantaranya adalah hadis dari Fatimah bintu Qais Radhiyallahu 'anha: bahwa beliau pernah menghadiri khutbah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam di masjid Nabawi, saat menyampaikan berita tentang Dajjal yang diceritakan oleh Tamim ad-Dari.

Fatimah mengatakan,

فَكُنْتُ فِى الصَّفِّ الْمُقَدَّمِ مِنَ النِّسَاءِ وَهُوَ يَلِى الْمُؤَخَّرَ مِنَ الرِّجَال، فَسَمِعْتُ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ يَخْطُبُ…. فَكَأَنَّمَا أَنْظُرُ إِلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- وَأَهْوَى بِمِخْصَرَتِهِ إِلَى الأَرْضِ

Saya berada di shaf terdepan dari barisan wanita, belakang shaf terahir dari barisan shaf lelaki. Saya mendengar Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berkhutbah atas mimbar… saya melihat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mengarahkan tongkat beliau ke tanah. (HR. Muslim).

Pendapat kedua, makruh membawa tongkat saat khutbah.

Inilah yang dipilih oleh mazhab Hanafi. Sebagaimana dinyatakan dalam Fatawa Al-Hindiyyah (1/148),

ويكره أن يخطب متكئا على قوس أو عصا..

Makruh hukumnya berkhutbah serambi bertumpu pada busur panah atau tongkat.

Kesimpulan:

Bertumpu pada tongkat saat khutbah, bukanlah perkara bid'ah, bukan pula syarat sah khutbah atau suatu keharusan.

Pendapat yang tepat –wal'ilmu 'indallah– adalah pendapat mayoritas ulama, yang menyatakan bahwa membawa tongkat saat khutbah adalah sunah. Karena kuatnya dalil yang mendukung pendapat ini. Bahkan tiga khalifah setelah Rasulullah shallallahualaihiwasallam (khulafa' ar-rasyidin); yakni Abu Bakar, Umar bin Khatab dan Utsman bin Affan, membawa tongkat yang biasa Nabi bawa saat berkhutbah, dalam khutbah-khutbah mereka. Seperti diceritakan Ibnul Qayyim,

وكان إذا قام يخطب أخذ عصا فتوكأ عليها وهو على المنبر ، كذا ذكره عنه أبو داود عن ابن شهاب . وكان الخلفاء الثلاثة بعده يفعلون ذلك

Nabi –Shallallahu alaihi wa sallam– apabila berdiri untuk khutbah, beliau mengambil tongkat lalu beliau bertumpu pada tongkat tersebut saat beliau di atas mimbar. Demikian yang diceritakan oleh Abu Dawud dan Ibnu Syihab. Kemudian perbuatan ini diikuti oleh 3 khulafa ar rasyidin sepeninggal Nabi. (Zadul Ma'ad 1/179).

Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh (Mufti Kerajaan Saudi Arabia sebelum Syaikh Ibnu Baz), menegaskan saat menerangkan hadis dari Hakam bin Hizam, yang menceritakan bahwa Nabi berkhutbah dengan bertumpu pada tongkat (HR. Abu Dawud),

فيه فوائد : منها شرعية الاعتماد في الخطبة على قوس أو على عصا . وذلك لكونه أرفق للخطيب وأثبت له . لاسيما إذا كان يطول وقوفه أو مقصود مهم . فكونه معتمداً على قوس أو عصا هو السنة

Ada beberapa pelajaran dari hadis ini. Diantaranya, disyariatkan bertumpu pada busur panah atau tongkat saat khutbah. Hal ini karena lebih meringankan khatib dan lebih menstabilkannya (saat berdiri). Terlebih apabila khutbahnya panjang atau karena suatu tujuan penting. Maka bertumpu pada busur panah atau tongkat, hukumnya sunah. (Fatawa Wa Rasa-il Syaikh Muhammad bin Ibrahim 1/21).

Ada pula ulama yang menyimpulkan, bahwa membawa tongkat saat khutbah adalah masalah yang kondisioner. Saat tongkat atau benda lainnya yang sefungsi dibutuhkan, maka disunahkan membawanya. Bila tidak dibutuhkan, maka tidak perlu membawa tongkat saat khutbah. Mari simak pemaparan Syaikh Ibnu 'Utsaimin berikut,

أن الاعتماد إنما يكون عند الحاجة ، فإن احتاج الخطيب إلى اعتماد ، مثل أن يكون ضعيفاً يحتاج إلى أن يعتمد على عصا فهذا سنة ؛ لأن ذلك يعينه على القيام الذي هو سنة

Bertumpu pada tongkat, hanya dilakukan di saat dibutuhkan. Jika khatib butuh tumpuan, bisa jadi karena fisiknya lemah, sehingga butuh pegangan tongkat, maka bertumpu pada tongkat pada kondisi ini hukumnya sunah. Karena tongkat ini membantunya untuk berdiri, yang itu hukumnya sunah. (As-Syarhu al-Mumthi', 5/63).

Wallahua'lam bis showab.

Oleh: Ustadz Ahmad Anshori, Lc.

:: Ciri Shalat Orang Munafik ::


(1). Orang munafik melakukan shalat dalam kondisi malas

(2). Orang munafik riya' di dalam shalatnya

(3). Orang munafik tidak mengingat Allah di dalam shalatnya kecuali sedikit

Tiga sifat ini Allah sebutkan dalam firman-Nya :
.
وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا
.
 "Dan apabila mereka berdiri untuk salat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan salat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali." (An Nisa': 142)

(4). Orang munafik merasa berat dalam mengerjakan shalat subuh dan isya'.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

لَيْسَ صَلاَةٌ أَثْقَلَ عَلَى الْمُنَافِقِينَ مِنَ الْفَجْرِ وَالْعِشَاءِ 
.
"Tidak ada shalat yang paling berat bagi kaum munafik selain dari shalat shubuh dan isya'." (HR. Bukhari dan Muslim)

(5). Orang munafik malas menghadiri shalat berjamaah

Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata:

وَلَقَدْ رَأَيْتُنَا وَمَا يَتَخَلَّفُ عَنْهَا إِلاَّ مُنَافِقٌ مَعْلُومُ النِّفَاقِ 

"Sungguh aku telah  melihat bahwa tidak ada orang yang meninggalkan shalat jama'ah kecuali hanyalah orang munafik tulen. (HR. Muslim)

Ibrahim An-Nakha'i rahimahullah mengatakan :

كَفَى عَلَماً عَلَى النِّفَاقِ أَنْ يَكُوْنَ الرَّجُلُ جَارَ المسْجِد ، لاَ يُرَى فِيْهِ

"Cukup disebut seseorang memiliki tanda munafik jika ia adalah tetangga masjid namun tak pernah terlihat di masjid." (Fath Al-Bari)

(6). Orang munafik mengakhirkan shalat ashar sehingga matahari mau terbenam

(7). Orang munafik shalatnya terlalu cepat dan tidak tuma'ninah

Dua sifat di atas dijelaskan dalam sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam :

تِلْكَ صَلاَةُ الْمُنَافِقِ يَجْلِسُ يَرْقُبُ الشَّمْسَ حَتَّى إِذَا كَانَتْ بَيْنَ قَرْنَىِ الشَّيْطَانِ قَامَ فَنَقَرَهَا أَرْبَعًا 

"Itu adalah shalatnya seorang munafik, ia duduk menunggu matahari, sehingga jika matahari tersebut terletak antar dua tanduk setan (mau terbenam), maka ia bangun  (shalat) ia shalat dengan cepat sebanyak empat rakaat" (HR. Muslim)

Semoga kita selamat dari sifat-sifat kemunafikan dalam ibadah shalat kita

dr status fb mbah MN Hasan

Friday, November 3, 2017

📋 ARTI TAUHID, PEMBAGIANNYA DAN DALIL-DALILNYA

Friday, November 3, 2017 0

➡ PENGERTIAN TAUHID

Tauhid (التوحيد) secara bahasa berasal dari kata (وَحَّدَهُ تَوْحِيدا) yang bermakna (جَعَلَهُ واحِداً) yaitu, "Membuat sesuatu menjadi satu atau mengesakannya." [Lihat Al-Qamus Al-Muhith, hal. 414]

Adapun secara istilah yang dimaksud dengan tauhid adalah,

إفراد الله- تعالى- بما يختص به من الربوبية والألوهية والأسماء والصفات

"Mengesakan Allah ta'ala dalam perkara yang merupakan kekhususan bagi-Nya, yaitu dalam rububiyyah, uluhiyyah dan asma' wash shifaat." [Al-Qoulul Mufid 'ala Kitab At-Tauhid, 1/8]

Lawan dari tauhid adalah syirik (الشرك) yaitu menyekutukan Allah ta'ala dalam perkara yang merupakan kekhususan bagi-Nya; rububiyyah, uluhiyyah dan asma' wa shifaat.

➡ PEMBAGIAN TAUHID

Setelah melakukan penelitian secara menyeluruh terhadap teks-teks Al-Qur'an dan As-Sunnah maka Ulama Ahlus Sunnah wal Jama'ah membagi tauhid menjadi tiga bagian:

✅ PERTAMA: TAUHID RUBUBIYYAH

Tauhid rububiyyah (الربوبية) berasal dari kata rabb (الرب) [Lihat Al-Qamus Al-Muhith, hal. 111, Al-Mu'jamul Washit 1/321 dan Lisanul 'Arab, 1/399].

Makna Rabb adalah,

من اجتمع فيه ثلاثة أوصاف: الخلق، والملك، والتدبير؛ فهو الخالق المالك لكل شيء المدبر لجميع الأمور

"Yang terkumpul padanya tiga sifat; penciptaan, penguasaan dan pengaturan. Maka rabb adalah pencipta yang menguasai segala sesuatu serta mengatur segala urusan." [Tafsir Juz 'Amma, Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin rahimahullah, hal. 12]

Maka makna tauhid rububiyyah adalah,

إفراد الله -عز وجل- بالخلق، والملك، والتدبير

"Mengesakan Allah 'azza wa jalla dalam penciptaan, penguasaan dan pengaturan." [Al-Qoulul Mufid, 1/9]

Artinya adalah meyakini bahwa hanya Allah ta'ala yang mencipta, menguasai dan mengatur urusan-urusan makhluk-Nya; yang mencakup urusan kehidupan dan kematian, pengaturan rezeki, memberikan kemanfaatan dan menolak kemudharatan, dan semua perbuatan-perbuatan Allah ta'ala yang lainnya. 

Kita meyakini hanya Allah ta'ala yang maha mampu melakukan perbuatan-perbuatan-Nya, tidak ada yang membantu-Nya atau bersekutu bersama-Nya. 

Sehingga definisi yang lebih singkat dan lebih mencakup makna tauhid rububiyyah adalah sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam dan Khatib Masjid Nabawi Madinah, Asy-Syaikh DR. Abdul Muhsin bin Muhammad bin Abdur Rahman Al-Qosim hafizhahullah bahwa tauhid rububiyyah adalah,

إفراد الله بأفعاله
"Megesakan Allah -ta'ala- dalam perbuatan-perbuatan-Nya." [Taysirul Wushul ila Tsalatsatil Ushul, hal. 48]

DALIL-DALIL TAUHID RUBUBIYAH

• Allah ta'ala sebagai satu-satunya pencipta dan pengatur, sebagaimana firman-Nya,

أَلا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْر

"Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah milik Allah." (Al-A'raf: 54)

• Allah ta'ala satu-satunya pencipta yang memberikan rezeki, sebagaimana firman-Nya,

هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللَّهِ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالأَرْض

"Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepada kamu dari langit dan bumi?" (Fathir: 3)

Adapun makhluk, tidak ada satu pun yang dapat mencipta, karena hakikat penciptaan adalah mengadakan sesuatu yang tadinya tidak ada sama sekali kemudian menjadi ada. Sedangkan yang mampu dilakukan makhluk hanyalah merubah satu bentuk ke bentuk yang lainnya.

Oleh karena itu, perbuatan syirik dalam beribadah seperti berdoa kepada selain Allah ta'ala sangat tercela, karena dalam perbuatan tersebut terkandung pelecehan terhadap Allah ta'ala sang pencipta.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُ إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِ اللَّهِ لَن يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ وَإِن يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لاَّ يَسْتَنقِذُوهُ مِنْهُ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ مَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ

"Wahai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu sembah selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walau mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah. Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa." (Al-Hajj: 73-74)

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الذَّنْبِ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ قَالَ أَنْ تَجْعَلَ لِلَّهِ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَكَ قُلْتُ إِنَّ ذَلِكَ لَعَظِيمٌ قُلْتُ ثُمَّ أَيُّ قَالَ وَأَنْ تَقْتُلَ وَلَدَكَ تَخَافُ أَنْ يَطْعَمَ مَعَكَ قُلْتُ ثُمَّ أَيُّ قَالَ أَنْ تُزَانِيَ حَلِيلَةَ جَارِكَ

"Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu'anhu, beliau berkata, "Aku pernah bertanya kepada Nabi shallallahu'alaihi wa sallam, "Dosa apakah yang paling besar di sisi Allah?" Beliau bersabda, "Engkau menjadikan bagi Allah ta'ala suatu tandingan (sekutu) padahal Dia yang menciptakanmu." Aku berkata, "Sesungguhnya hal itu benar-benar dosa besar. Kemudian apa lagi?" Beliau bersabda, "Engkau membunuh anakmu karena khawatir dia makan bersamamu." Aku berkata, "Kemudian apa lagi?" Beliau bersabda, "Engkau berzina dengan istri tetanggamu"." [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

• Allah ta'ala satu-satunya penguasa alam ini, sebagaimana firman-Nya,

وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

"Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (Ali Imran: 189)

Juga firman-Nya,

قُلْ مَنْ بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْء

"Katakanlah: Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu." (Al-Mu'minun: 88)

Adapun penguasaan makhluk hanyalah penguasaan yang terbatas. Penguasa suatu negeri misalkan, hanyalah menguasai negerinya, sedangkan negeri yang lain tidak berada di bawah kekuasaannya. Demikian pula, penguasaan manusia harus tunduk di bawah kekuasaan Allah ta'ala, seorang yang menguasai suatu harta misalkan, dia tidak bebas memperlakukan hartanya semaunya, tetapi harus dia perlakukan sesuai aturan-aturan syari'at. Sedangkan penguasaan Allah ta'ala mencakup seluruh mahkluk dan Allah ta'ala Maha Mampu berbuat apa saja terhadap makhluk-Nya sesuai kehendak-Nya.

• Allah ta'ala satu-satunya yang mengatur alam ini, sebagaimana firman-Nya,

قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ أَمَّنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالأَبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ الأَمْرَ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ فَقُلْ أَفَلا تَتَّقُونَ فَذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمُ الْحَقُّ فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلاَّ الضَّلالُ فَأَنَّى تُصْرَفُون

"Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang menguasai pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka katakanlah: "Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?" Maka itulah Allah Rabb kamu yang sebenarnya; maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran)?" (Yunus: 31-32)

Adapun pengaturan makhluk adalah pengaturan yang terbatas, makhluk hanya dapat mengatur sesuatu yang mampu dia kuasai dan pengaturannya pun terikat dengan aturan-aturan Allah ta'ala, makhluk tidak boleh melanggar aturan-aturan-Nya.

• Allah ta'ala satu-satunya penguasa langit dan bumi, yang menghidupkan, yang mematikan dan yang menolong hamba-hamba-Nya, sebagaimana firman-Nya,

إِنَّ اللَّهَ لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَمَا لَكُم مِّن دُونِ اللَّهِ مِن وَلِيٍّ وَلاَ نَصِيرٍ

"Sesungguhnya kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi. Dia menghidupkan dan mematikan. Dan sekali-kali tidak ada pelindung dan penolong bagimu selain Allah." (At-Taubah: 116)

Juga firman-Nya,

لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِير

"Kepunyaan-Nya lah kerajaan langit dan bumi, Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu." (Al-Hadid: 2)

• Allah ta'ala satu-satunya yang menganugerahkan rezeki, sebagaimana firman-Nya,

قُلْ مَن يَرْزُقُكُم مِّنَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ قُلِ اللَّهُ

"Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?" Katakanlah: Allah." (Saba': 24)

Juga firman-Nya,

أَمَّنْ هَذَا الَّذِي يَرْزُقُكُمْ إِنْ أَمْسَكَ رِزْقَهُ بَل لَّجُّوا فِي عُتُوٍّ وَنُفُورٍ

"Atau siapakah dia ini yang memberi kamu rezki jika Allah menahan rezeki-Nya? Sebenarnya mereka terus-menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri?" (Al-Mulk: 21)

• Allah ta'ala satu-satunya yang mampu memberikan kemanfaatan, menimpakan bahaya dan menolak bahaya tersebut dari makhluk. Oleh karena itu, perbuatan syirik dalam ibadah seperti memohon kepada makhluk yang tidak mampu memberi manfaat, tidak pula menimpakan suatu bahaya atau menolaknya adalah suatu kebodohan yang besar, sehingga Allah ta'ala mencelanya dalam Al-Qur'an,

قَالَ أَفَتَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ مَا لا يَنفَعُكُمْ شَيْئًا وَلا يَضُرُّكُمْ

"Ibrahim berkata: Maka mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikit pun dan tidak (pula) memberi mudarat kepada kamu?" (Al-Anbiya': 66)

Juga firman-Nya,

قُلِ ادْعُواْ الَّذِينَ زَعَمْتُم مِّن دُونِهِ فَلاَ يَمْلِكُونَ كَشْفَ الضُّرِّ عَنكُمْ وَلاَ تَحْوِيلاً

"Katakanlah: Panggillah mereka yang kamu anggap (sesembahan) selain Allah, maka mereka tidak akan mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan bahaya dari padamu dan tidak pula memindahkannya." (Al-Isra': 56)

✅ KEDUA: TAUHID ULUHIYAH

Tauhid uluhiyyah (الألوهية) atau ilahiyyah (الإلهية) berasal dari kata ilah (الإله) yang bermakna (المألوه) yaitu (المعبود) yang artinya, "Sesembahan yang diibadahi." [Lihat Al-Qamus Al-Muhith, hal. 1603, Al-Mu'jam Al-Wasith, 1/25, dan Lisanul 'Arab, 13/467]
  
Sehingga makna tauhid uluhiyyah adalah,

إفراد الله- عز وجل- بالعبادة

"Mengesakan Allah 'azza wa jalla dalam ibadah." [Al-Qoulul Mufid, 1/14]

Maka wajib meyakini bahwa hanya Allah saja yang boleh disembah atau diserahkan satu bentuk ibadah, adapun semua sesembahan selain Allah adalah batil. 

Oleh karena itu, tauhid uluhiyyah juga disebut tauhid ibadah (العبادة) atau ubudiyyah (العبودية) yang bermakna,

إفراد الله بأفعال العباد

"Mengesakan Allah ta'ala dalam perbuatan-perbuatan (ibadah) hamba." [Taysirul Wushul, hal. 43]

DALIL-DALIL TAUHID ULUHIYAH

• Mentauhidkan Allah ta'ala dalam ibadah adalah tujuan penciptaan manusia, sebagaimana firman-Nya,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh."(Adz-Dzariyat: 56-58)

• Perintah Allah ta'ala yang pertama dalam Al-Qur'an adalah perintah mentauhidkan-Nya dalam ibadah, sebagaimana firman-Nya,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

"Wahai manusia, sembahlah Rabbmu Yang telah menciptakan kalian dan orang-orang yang sebelum kalian, agar kalian bertakwa." (Al-Baqorah: 21)

• Larangan Allah ta'ala yang pertama dalam Al-Qur'an adalah larangan menyekutukan-Nya, sebagaimana firman-Nya,

فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ

"Karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui." (Al-Baqorah: 22)

• Para Nabi dan Rasul 'alaihimus sholaatu was salaam diutus untuk mengajak manusia mentauhidkan Allah ta'ala dalam ibadah, sebagaimana firman-Nya,

وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلاَّ نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلاَّ أَنَا فَاعْبُدُون

"Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: Bahwasanya tidak ada sesembahan yang benar melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku." (Al-Anbiya': 25)

• Para Nabi dan Rasul 'alaihimussholaatu was salaam diutus untuk mengajak manusia mentauhidkan Allah dalam ibadah dan menjauhi penyembahan kepada thogut (segala sesuatu yang disembah selain Allah), sebagaimana firman-Nya,

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu." (An-Nahl: 36)

Inilah yang dimaksud tauhid uluhiyah, yaitu memurnikan ibadah hanya kepada Allah ta'ala yang satu saja. Inilah dakwah para nabi dan rasul 'alaihimussalaam.

✅ KETIGA: TAUHID ASMA WA SHIFAAT

Tauhid Asma' wa Shifaat adalah,

إفراد الله – عز وجل – بما له من الأسماء والصفات

"Mengesakan Allah ta'ala dalam nama-nama dan sifat-sifat-Nya." [Al-Qoulul Mufid, 1/16]

Maknanya secara terperinci adalah,

إفراد الله تعالى بما سمى به نفسه ووصف به نفسه في كتابه، أو على لسان رسوله صلى الله عليه وسلم وذلك بإثبات ما أثبته، ونفي ما نفاه من غير تحريف، ولا تعطيل، ومن غير تكييف، ولا تمثيل

"Mengesakan Allah ta'ala pada nama yang Dia namakan untuk diri-Nya dan sifat yang Dia sifatkan untuk diri-Nya di dalam kitab-Nya atau melalui lisan (sunnah) Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam.

Yaitu dengan menetapkan nama dan sifat yang Dia tetapkan dan menafikan apa yang Dia nafikan.

Tanpa melakukan tahrif (penyimpangan makna atau lafaz) dan tanpa ta'thil (pengingkaran), dan tanpa melakukan takyif (menggambarkan sifat Allah ta'ala) dan tanpa tamtsil (menyerupakan sifat Allah ta'ala dengan makhluk-Nya)." [Syarhu Tsalatsatil Ushul, Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin rahimahullah, hal. 40]

Maka seorang muslim hendaklah meyakini bahwa Allah ta'ala memiliki nama-nama yang maha indah dan sifat-sifat yang maha mulia, yang tidak boleh diserupakan dengan sifat-sifat makhluk.

DALIL-DALIL TAUHID ASMA WA SHIFAAT

Allah ta'ala berfirman,

وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

"Hanya milik Allah asmaulhusna (nama-nama yang maha indah), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaaulhusna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (mengimani) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." (Al-A'raf: 180)

Juga firman Allah ta'ala,

وَلَهُ الْمَثَلُ الأَعْلَى فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيم

"Dan bagi-Nya lah sifat yang Maha Tinggi di langit dan di bumi; dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Ar-Rum: 27)

Juga firman Allah ta'ala,

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِير

"Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat."(Asy-Syuro: 11)

[Dinukil dari Buku "TAUHID, PILAR UTAMA MEMBANGUN NEGERI" karya Ustadz Sofyan Chalid Ruray, Lc hafizhahullah]


════ ❁✿❁ ════

Semua Pertanyaan Soal Registrasi ulang sim card dengan nik dan kk


Jakarta - Hari ini, (31/10/2017), sudah dimulai registrasi SIM Card bagi pengguna baru kartu perdana ataupun lama. Berikut beberapa pertanyaan yang sering mengemuka soal proses registrasi dan jawabannya.

Apa Dasar Hukumnya?

Penetapan ini diatur dalam Peraturan Menteri Kominfo Nomor 12 Tahun 2016 Tentang Registrasi Pelanggan Jasa Telekomunikasi, yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Kominfo Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Perubahan atas Peraturan Menkominfo Nomor 12 Tahun 2016 tentang Registrasi Pelanggan Jasa Telekomunikasi.

Bagaimana Caranya?

Cara registrasi nomor kartu perdana bisa dilakukan sendiri, yaitu dengan mengirim SMS ke nomor tujuan 4444 dengan format pesannya NIK#NomorKK#. Sedangkan untuk pelanggan lama dengan format ULANG#NIK#NomorKK#. Tapi ternyata, ada perbedaan format untuk masing-masing operator yang panduannya bisa disimak 

Informasi tersebut harus sesuai dengan NIK yang tertera di Kartu Tanda Penduduk elektronik (KTP–el) dan KK agar proses validasi ke database Ditjen Dukcapil dapat berhasil.

Kemudian, bila ingin menempuh cara aman, para pelanggan seluler bisa datang ke gerai operator masing-masing. Cara ini ditempuh bila menghadapi permasalahan KTP belum jadi atau lainya. Gerai operator yang nanti akan memberikan solusinya.

Buat Apa Registrasi SIM Card?

Registrasi ini adalah upaya pemerintah dalam mencegah penyalahgunaan nomor pelanggan, terutama pelanggan prabayar sebagai komitmen melindungi konsumen dan untuk kepentingan national single identity. Juga meminimalisir kebiasaan pakai buang SIM Card.

"Karena ini mengurangi pelanggan yang beli (kartu) terus buang, beli buang. Itu manfaat registrasi prabayar bagi operator dan masyarakat. Operator bisa tahu siapa pelanggannya, sedangkan masyarakat aman," sebut Menkominfo Rudiantara.

Sampai Kapan? 

Registrasi prabayar mulai berlaku 31 Oktober 2017. Waktu paling lambat melakukan registrasi prabayar pelanggan dibatasi sampai tanggal 28 Februari 2018.

Apa Sanksi Kalau Tak Registrasi?

Dampak dari tidak dilakukannya registrasi sesuai ketentuan, calon pelanggan tidak bisa mengaktifkan kartu perdana dan pemblokiran nomor pelanggan lama secara bertahap.

Bila melampaui batas akhir registrasi, maka akan diberi masa tenggang yang bisa berdampak pada pemblokiran layanan secara bertahap. Jika pelanggan prabayar tidak registrasi ulang akan diblokir layanan panggilan keluar, masuk, serta SMS. Jika masih membandel, dilakukan pemblokiran layanan internet.

Bagaimana Kalau Belum Punya KTP?

Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri Zudan Arif Fakrulloh mengatakan, yang belum berusia 17 tahun atau yang belum memiliki KTP, tidak ada masalah. Mereka masih bisa melakukan registrasi dan menikmati layanan telekomunikasi dengan NIK. 

"NIK itu diberikan sejak bayi lahir. Jadi, anak 15 tahun yang belum punya KTP masih bisa kartu seluler. Semua penduduk punya NIK dan NIK ada di dalam Kartu Keluarga (KK)," ujar Zudan di Jakarta. Dengan demikian, masyarakat yang belum memiliki e-KTP bisa melihat nomor NIK yang terdiri dari 16 digit itu melalui Kartu Keluarga.

Apakah Data Pelanggan Aman?

Disebutkan Dirjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri Zudan Arif Fakrulloh, saat proses verifikasi operator seluler ke database Dukcapil, mereka bisa mengakses informasi pelanggan, seperti NIK, KK, nama, tempat tanggal lahir, hingga alamat. Pada situasi ini, Dukcapil dan operator sudah bekerjasama dan menjaga kerahasiaan data.

Dengan demikian, operator seluler sudah berkomitmen untuk menjaga kerahasiaan data pelanggan, di mana data tersebut tidak untuk dikomersilkan atau keperluan lainnya. "Itu untuk pelayanan publik, untuk verifikasi data pelayanan publik. Operator tidak akses NIK, yang mendaftar itu pelanggan," Zudan menegaskan. 

Di masa mendatang, Zudan mengatakan semua dokumen akan berbasis NIK, mulai dari pembuatan SIM, pasport, asuransi dan lainnya. 

Apakah Perlu Nama Ibu Kandung?

Ada informasi menyesatkan beredar di masyarakat. Salah satunya harus menyertakan informasi nama ibu kandung. Perlu diingat, registrasi SIM Card untuk pelanggan lama dan baru ini hanya membutuhkan informasi Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Kartu Keluarga (KK). 

"Tidak perlu nama ibu kandung. Cukup NIK dan nomor KK," tegas Dirjen Penyelenggara Pos & Informatika (PPI) Kementerian Kominfo Ahmad M. Ramli.

Harus SMS ke 4444, Nomor Apa Itu?

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sebagai pihak penyelenggara penertiban data pelanggan prabayar mengatakan, nomor 4444 adalah nomor khusus untuk semua operator.

"(4444) itu nomor operator. Itu kode akses untuk ke jaringan internal mereka," ujar Plt Kabiro Humas Kementerian Kominfo Noor Iza. Meski operator seluler memiliki pelanggan masing-masing yang kemudian melakukan registrasi ke nomor 4444, pesan yang diterima tidak akan nyasar. 

"Jadi, kalau pelanggan Telkomsel daftar ke 4444 nanti masuk ke Telkomsel, kalau pelanggan dengan nomor Indosat juga akan masuk ke Indosat juga begitu daftar ke 4444," sebutnya. 

Setelah itu, operator akan memvalidasi informasi tersebut ke Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri. Dalam situasi ini, operator sebatas memvalidasi informasi yang didaftarkan pelanggan. Registrasi SIM Card prabayar dengan SMS ke 4444 tidak dikenakan tarif alias gratis.


nomer 7 keknya pedagang kartu perdana internet.. hihihihihi

Thursday, November 2, 2017

Melanggar lampu lalu lintas termasuk maksiat

Thursday, November 2, 2017 0
"Untuk mereka yang melanggar lampu merah dengan dalih tidak adanya kendaraan yang lewat"

Berkata Syaikh Ibnu 'Utsaimin rahimahullahu:

"Kemudian yang berkaitan dengan ini saya ingin memberi nasehat kepada saudara-saudara kami para pengemudi dan selain mereka dari MELANGGAR LAMPU MERAH bahwasannya hal itu termasuk MAKSIAT. 

Karena lampu isyarat ini dibuat oleh perintahnya waliyul amri (pemerintah). Dan lampu merah itu tandanya berhenti. Maka apabila waliyul amri memerintahmu wajib bagi engkau untuk berhenti, apabila engkau melanggar berarti enkgau telah berbuat maksiat walupun kita merasa bahwa di jalan itu tidak ada seorangpun yang lewat"

----------
Liqo' bābil maftūh 170

Wednesday, November 1, 2017

Halaqah yang ke-51 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Mizan (Timbangan) dan Penimbangan Amal (bagian yang ke 2)"

Wednesday, November 1, 2017 0
Amalan yang paling berat di dalam timbangan pada hari kiamat adalah dua kalimat syahadah. Dari Abdullah ibnu 'Amr ibnul Ash radhiyallahu 'anhuma, beliau berkata Rasulullah ﷺ bersabda,

Sesungguhnya Allah akan memilih seseorang dari umatku di hadapan makhluk-makhluk yang lain pada hari kiamat. Maka dibukalah di hadapannya 99 sijil.

Makna sijil adalah kitab besar. Dan maksud beliau ﷺ adalah kitab yang berisi dosa-dosa hamba tersebut. Kemudian beliau ﷺ mengatakan setiap sijil besarnya sejauh mata memandang. Kemudian Allah bertanya kepada hamba tersebut,

Apakah ada di antara isi kitab tersebut yang engkau ingkari? Apakah para malaikat penulis telah menzolimimu?

Hamba tersebut menjawab,  Tidak wahai Rabb-ku

Allah bertanya, Apakah kamu memiliki alasan?

Dia kembali menjawab, Tidak wahai Rabb-ku

Maka Allah pun berkata, Sesungguhnya engkau memiliki hasanah di sisi kami. Dan sesungguhnya engkau tidak akan didzolimi pada hari ini.

Maka dikeluarkanlah sebuah kartu yang bertuliskan "Asyhadu allaa ilaaha illallah wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu wa rasuuluh".

Allah pun berkata, Lihatlah timbanganmu

Hamba tersebut mengatakan, Wahai Rabb-ku apa arti sebuah kartu ini dibandingkan dengan sijjil yang begitu banyak?

Maka Allah berkata, Sesungguhnya engkau tidak akan didzolimi.

Diletakkanlah sijjil yang banyak tersebut, di satu piringan timbangan dan diletakkan kartu di satu piringan timbangan yang lain. Maka ringanlah sijjil yang banyak dan beratlah kartu tersebut. 

Kemudian beliau ﷺ mengatakan, Tidak ada sesuatu yang mengalahkan beratnya nama Allah (Hadits Shahih Riwayat At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).


Di antara amalan yang sangat memberatkan timbangan pada hari kiamat adalah akhlak yang baik. Rasulullah ﷺ bersabda yang artinya,

Tidak ada sesuatu yang lebih berat di dalam timbangan dari pada akhlak yang baik (Hadits Shahih Riwayat Abu Daud dan Tirmidzi).

Di antara akhlak yang baik adalah menyambung orang yang memutus kita, memberi kepada orang yang tidak mau memberi kepada kita dan memaafkan orang yang menzolimi kita. Di antara amalan yang berat adalah ucapan "Subhanallahi wa bihamdihi subhanallahil 'azhim" sebagaimana didalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. 

Di antara amalan yang memenuhi timbangan adalah ucapan Alhamdulillah, sebagaimana dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.


Oleh karena itu, hendaknya seorang muslim senantiasa memperbaiki dua kalimat syahadat yang dia ucapkan. Berusaha untuk memahami maknanya dan mengamalkan isinya dan istiqomah di atas keduanya sampai meninggal dunia. Di samping itu hendaknya dia memperbaiki ibadahnya kepada Allah dan akhlaknya kepada manusia. Melakukan itu semua karena Allah dan untuk memperberat timbangannya di hari kiamat.


Orang yang berbahagia adalah orang yang lebih berat timbangan kebaikannya dari pada kejelekannya. Dan orang yang celaka adalah orang yang lebih ringan timbangan kebaikannya dari pada kejelekannya. Sebagaimana disebutkan oleh Allah di dalam Surat Al-Qaariah.


Orang kafir tidak memiliki sesuatu yang memberatkan timbangan mereka. Karena amalan mereka batal dengan kesyirikan dan kekufuran. Lihat Surat Al-Kahfi : 103-106.

Rasulullah ﷺ bersabda yang artinya,

Sesungguhnya akan datang seseorang yang besar lagi gemuk pada hari kiamat akan tetapi beratnya di sisi Allah tidak lebih dari berat satu sayap dari seekor nyamuk (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalil-dalil di atas menunjukkan bahwasanya ada tiga perkara yang akan ditimbang pada hari kiamat. Amalan, orang yang mengamalkan dan kitab catatan amalan.





Halaqah yang ke-52 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Telaga Rasulullah ﷺ"


Diantara beriman kepada hari akhir adalah Beriman tentang Adanya Telaga Rasulullah ﷺ pada hari kiamat. Hadits-hadits yang datang di dalam masalah ini mencapai derajat mutawatir. Diantaranya adalah sabda beliau ﷺ


إِنَّ لِكُلِّ نَبِيٍّ حَوْضًا وَإِنَّهُمْ يَتَبَاهَوْنَ أَيُّهُمْ أَكْثَرُ وَارِدَةً وَإِنِّي أَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَكْثَرَهُمْ وَارِدَةً


Sesungguhnya setiap Nabi memiliki telaga dan sesungguhnya mereka akan saling berbangga siapa di antara mereka yang telaganya paling banyak didatangi. Dan aku berharap akulah yang telaganya akan paling banyak didatangi (Hadits ini dishahihkan oleh Tirmidzi).

Rasulullah ﷺ juga bersabda,


حَوْضِي مَسِيرَةُ شَهْرٍ مَاؤُهُ أَبْيَضُ مِنْ اللَّبَنِ وَرِيحُهُ أَطْيَبُ مِنْ الْمِسْكِ وَكِيزَانُهُ كَنُجُومِ السَّمَاءِ مَنْ شَرِبَ مِنْهَا فَلَا يَظْمَأُ أَبَدًا


Telagaku sepanjang 1 bulan perjalanan, airnya lebih putih dari pada susu dan baunya lebih wangi daripada minyak kesturi dan kiizaan-nya yaitu sejenis teko sebanyak bintang di langit. Barangsiapa yang meminum darinya maka dia tidak akan haus selama-lamanya (HR Bukhari dan Muslim).


Sebagian ulama mengatakan bahwasanya seandainya dia masuk ke dalam neraka setelah itu karena dosa yang dia lakukan maka dia tidak akan diazab dengan rasa haus. Umat beliau ﷺ akan mendatangi telaga beliau ﷺ dan meminum darinya. Beliau ﷺ mengatakan yang artinya,

Dan aku akan menolak manusia dari telagaku sebagaimana seseorang menolak unta orang lain dari telaganya. Maka para sahabat bertanya kepada beliau, Wahai Rasulullah, apakah engkau mengenal kami pada hari tersebut? Beliau menjawab, Iya. Kalian memiliki tanda yang tidak dimiliki umat-umat yang lain. Kalian akan mendatangi telagaku dalam keadaan putih wajah, tangan dan kaki kalian dari bekas berwudhu (HR. Muslim).

Orang yang beriman ketika Rasulullah ﷺ masih hidup kemudian dia murtad sepeninggal beliau maka akan dijauhkan dari telaga beliau ﷺ di dalam sebuah hadits, beliau ﷺ mengatakan yang artinya,

Aku akan mendahului kalian diatas telaga dan akan dinampakkan beberapa orang diantara kalian kemudian tiba-tiba dijauhkan dariku Akupun bertanya, Wahai Rabb-ku, Bukankah mereka adalah para sahabatku? Maka dikatakan kepada beliau, Sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa yang mereka lakukan setelah dirimu (HR. Bukhari dan Muslim, dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhum).

Di dalam hadits yang lain dikatakan kepada beliau,

Sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa yang mereka rubah setelahmu (HR. Bukhari dan Muslim)

Sebagian ulama mengatakan bahwasanya membuat bid'ah di dalam agama termasuk merubah yang dimaksud di dalam hadits ini. Dikhawatirkan dia tidak bisa meminum dari telaga Nabi ﷺ Namun, bukan berarti apabila dia masuk ke dalam neraka dia kekal di dalamnya. Karena yang kekal di neraka hanyalah orang-orang kafir.


Dua hadits terakhir menunjukkan bahwasanya setelah meninggal dunia, beliau ﷺ tidak mengetahui apa yang dilakukan umatnya. Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang bisa meminum dari telaga Rasulullah ﷺ pada hari dimana kita sangat membutuhkannya.

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.




Halaqah yang ke-53 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah adalah tentang "Beberapa Kejadian di Padang Mahsyar Bagian Yang Pertama"


Di antara kejadian di Padang Mahsyar adalah percekcokan antara para pembesar orang-orang kafir dan para pengikutnya. Allah menyebutkan di dalam Surat Saba' 31-33 bahwasanya orang-orang kafir akan dihadapkan kepada Allah. Berkatalah orang-orang yang dianggap lemah kepada pembesar-pembesar mereka, Kalau bukan karena kalian tentulah kami dahulu menjadi orang-orang yang beriman.

Pembesar-pembesar tersebut membantah dan mengatakan, Apakah kami yang telah menghalangi kalian dari petunjuk, sesudah petunjuk itu datang kepada kalian? Tidak! Sebenarnya kalian sendirilah orang-orang yang berdosa (maksudnya kalian sendirilah yang menginginkan kesesatan dan kami hanya mengajak).

Orang-orang yang dianggap lemah balik membantah dan mengatakan, Tidak! Sebenarnya tipu daya kalian malam dan siang itulah yang menghalangi kami, ketika kalian menyuruh kami untuk kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya.

Akhirnya semuanya menyesal tatkala melihat adzab. Demikianlah keadaan para pembesar dan tokoh masyarakat yang mengajak kepada kesyirikan dan menghalangi manusia dari tauhid. Mereka berlepas diri dari para pengikut mereka dan tidak bisa menolong mereka sedikitpun. Para pengikut akan celaka sebagaimana para tokoh tersebut dan para pembesar juga celaka.


Oleh karena itu seorang muslim hendaknya menyelamatkan dirinya dari neraka. Jadilah seorang tokoh masyarakat yang mengajak kepada tauhid. Dan apabila dia adalah orang yang lemah maka janganlah dia mengikuti kemauan para pembesar maupun orang banyak apabila dia menghalangi manusia dari tauhid dan mengajak kepada kesyirikan.


Semoga Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memberikan hidayah kepada kita dan juga mereka. Menghilangkan rasa cinta dunia yang berlebihan dalam diri kita dan menghilangkan kesombongan dari dalam kita dan menjadikan rasa takut kita hanya kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى


Dan di antara kejadian di Padang Mahsyar bahwasanya Allah akan bertanya kepada orang-orang musyrikin tentang sesembahan selain Allah yang mereka sembah di dunia. Dimanakah mereka pada hari tersebut. Dan Allah akan bertanya kepada mereka tentang bagaimana sikap mereka terhadap ajakan para Rasul 'Alaihimussalam.

Di dalam Surat Al-Qashas : 62-66 Allah akan memanggil orang-orang musyrikin dan menghina mereka dengan bertanya, Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kalian sangka mereka adalah sekutu-sekutu-Ku? Kemudian Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى akan berkata kepada orang-orang musyrikin, Berdoalah kalian kepada sekutu-sekutu kalian.

Maka merekapun berdoa kepada sesembahan-sesembahan mereka di dunia. Meminta pertolongan kepada mereka dalam keadaan genting tersebut sebagaimana mereka dahulu meminta di dunia. Maka sesembahan-sesembahan tersebut tidak bisa berbuat apapun dan tidak menjawab seruan mereka.

Barulah mereka mengetahui bahwasanya sesembahan-sesembahan tersebut tidak bisa menolong mereka sedikitpun. Allah juga akan bertanya kepada mereka, Apakah jawaban kalian terhadap ajakan para Rasul? Yaitu apakah kalian membenarkan mereka? Dan mengikuti ajakan mereka untuk bertauhid? Demikianlah keadaan orang-orang musyrikin sesembahan-sesembahan mereka di dunia tidak bisa mengabulkan doa mereka ketika sangat dibutuhkan. Tidak bisa menolong mereka di hadapan Allah, bahkan mereka berlepas diri. Allah berfirman


وَمَنۡ أَضَلُّ مِمَّن يَدۡعُواْ مِن دُونِ ٱللَّهِ مَن لَّا يَسۡتَجِيبُ لَهُ ۥۤ إِلَىٰ يَوۡمِ ٱلۡقِيَـٰمَةِ وَهُمۡ عَن دُعَآٮِٕهِمۡ غَـٰفِلُونَ (٥) وَإِذَا حُشِرَ ٱلنَّاسُ كَانُواْ لَهُمۡ أَعۡدَآءً۬ وَكَانُواْ بِعِبَادَتِہِمۡ كَـٰفِرِينَ (٦ 


Dan siapakah yang lebih sesat dari pada orang-orang yang berdoa kepada selain Allah yang tidak bisa mengabulkan sampai hari kiamat. Dan mereka lalai dari doa orang yang berdoa kepada mereka. Dan apabila manusia dikumpulkan, mereka akan menjadi musuh bagi orang-orang yang menyembah mereka. Dan mereka akan mengingkari ibadah yang dilakukan orang-orang musyrikin terhadap mereka. (Surat Al-Ahqaf : 5-6)

Adapun orang yang bertauhid, maka Allah akan menolong mereka di dunia maupun di akhirat.


itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.




Halaqah yang ke-54 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Beberapa Kejadian di Padang Mahsyar Bagian Yang Kedua"


Di antara kejadian di Padang Mahsyar bahwasanya Allah akan bertanya kepada para Malaikat dan Nabi Isa 'Alaihissalam, Allah menyebutkan di dalam Surat Saba : 40-42 bahwasanya di Padang Mahsyar Allah akan bertanya kepada para Malaikat yang disembah oleh sebagian manusia. Sebagai penghinaan terhadap orang-orang musyrikin yang dahulu menyembah mereka.


Apakah mereka ini dahulu menyembah kalian?


Para Malaikat menjawab, Maha Suci Engkau. Engkau-lah pelindung kami, bukan mereka. Akan tetapi sebenarnya mereka dahulu telah menyembah jin. Kebanyakan mereka beriman kepada jin tersebut.

Maksudnya bahwasanya orang-orang musyrikin ketika menyembah selain Allah, baik orang yang shaleh, benda mati dan lain-lain, maka pada hakikatnya mereka menyembah jin, karena yang menyuruh mereka untuk menyekutukan Allah adalah jin. Apabila mereka menaati, berarti mereka telah menyembah jin tersebut. Para Malaikat pun tidak berkuasa untuk memberikan manfaat, dan tidak pula mudharat kepada orang-orang yang telah menyembah mereka. Para penyembah malaikat itu pun akan diadzab oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى


Di dalam Surat Al-Maidah : 116-117 Allah menyebutkan bahwasanya Allah akan bertanya kepada Nabi 'Isa 'Alaihissalam sebagai penghinaan dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى terhadap orang-orang nasrani yang menjadikan beliau dan ibu beliau sebagai Tuhan.

Wahai 'Isa putra Maryam, Apakah engkau dahulu pernah mengatakan kepada manusia, "Jadikanlah aku dan ibuku dua Tuhan selain Allah?

'Isa menjawab, Maha Suci Engkau tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku untuk mengatakannya. Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diriMu. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib. Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku untuk mengatakannya, yaitu "Sembahlah Allah Rabb-ku dan Rabb kalian". Dan aku menjadi saksi atas mereka selama aku hidup bersama mereka, maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau Maha Menyaksikan segala sesuatu.

Demikianlah keadaan para Malaikat dan Nabi 'Isa 'Alaihissalam. Mereka adalah mahluk yang taat beribadah kepada Allah. Senang apabila manusia hanya menyembah kepada Allah dan mereka tidak pernah menyuruh manusia menyembah diri mereka.


Demikian pula orang-orang yang shaleh dan wali-wali Allah. Manusialah yang terlalu berlebih-lebihan kepada mereka membuat patung mereka, memajang gambar mereka, membangun dan menghias kuburan mereka, meyakini bahwasanya mereka mengetahui yang ghaib, berdoa kepada mereka, bepergian jauh untuk berziarah ke makam mereka, beri'tikaf di kuburan mereka, menyerahkan sebagian ibadah kepada mereka, membangun masjid di atas kuburan mereka atau memasukkan kuburan mereka di dalam masjid, bertawassul dengan doa mereka setelah mereka meninggal dunia atau menganggap orang-orang shaleh tersebut bisa mendekatkan diri mereka kepada Allah, ini semua termasuk berlebihan.


Jangan sampai keadaan seseorang seperti keadaan kaum Nabi Nuh 'Alaihissalam yang berlebihan terhadap lima orang shaleh yang disebutkan dalam Surat Nuh : 23 atau seperti keadaan sebagian orang yang mengaku mencintai Ali bin Abi Thalib, Fatimah, Hasan, Husain dan sebagian keturunan beliau Radhiyallahu 'anhum kemudian berlebih-lebihan terhadap mereka.


itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.



Halaqah yang ke-55 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Dikumpulkannya Orang-orang Kafir ke Dalam Neraka"


Setelah hisab di Padang Mahsyar selesai, maka mulailah dipisah antara penduduk Surga dan penduduk Neraka secara bertahap. Al-Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dalam kedua shahihnya dari Abu Said Al-Khudry Radhiyallahu'anhu dari Rasulullah ﷺ bahwasanya kelak di hari kiamat akan ada yang memanggil dan memerintahkan setiap umat untuk mengikuti Tuhan yang dia sembah di dunia. Maka tidaklah ada manusia yang menyembah selain Allah seperti patung dan batu, kecuali dia akan berjatuhan ke dalam neraka. Sehingga tidak tersisa kecuali orang-orang yang beriman baik yang shaleh maupun yang fasik dan sebagian kecil atau sisa ahlul kitab yaitu orang Yahudi dan Nasrani.

Dikatakan kepada orang Yahudi, Apakah yang kalian sembah?

Mereka berkata, Kami dahulu menyembah Uzair, anak Allah,

Dikatakan kepada mereka, Kalian telah berdusta. Allah tidak memiliki istri dan anak. Lalu apakah yang kalian inginkan?

Mereka berkata, Kami haus. Maka berilah kami air minum.

Karena saat itu Allah memperlihatkan kepada mereka Jahannam yang dari jauh seperti air. Maka ditunjukkanlah Jahannam yang dari jauh seperti air tersebut, dan dikatakan kepada mereka, Apakah kalian tidak mau mendatanginya?

Maka mereka pun dikumpulkan ke Jahannam dan berjatuhan di dalamnya. Kemudian dikatakan kepada orang-orang Nasrani, Apakah yang kalian sembah?

Mereka berkata, Kami dahulu menyembah 'Isa anak Allah.

Dikatakan kepada mereka, Kalian telah berdusta. Allah tidak memiliki istri dan anak. Lalu apakah yang kalian inginkan?

Mereka berkata, Kami haus, maka berilah kami air minum.

Maka ditunjukkanlah Jahannam yang dari jauh seperti air dan dikatakan kepada mereka, Apakah kalian tidak mendatanginya?

Akhirnya mereka pun juga dikumpulkan ke Jahannam dan berjatuhan di dalamnya. Dan di dalam hadits Abu Hurairah Radhiyallahu'anhu yang juga dikeluarkan oleh Al-Bukhari dan Muslim disebutkan bahwasanya Allah akan berkata kepada manusia, Barang siapa yang menyembah sesuatu maka hendaklah mengikutinya

Maka penyembah matahari akan mengikuti matahari, penyembah bulan akan mengikuti bulan, penyembah thaghut akan mengikuti thaghut. Dan thaghut adalah segala sesuatu yang disembah selain Allah. Kemudian tersisalah umat islam dan bersama mereka orang-orang munafik.

Di dalam hadits Abdullah Ibnu Mas'ud Radhiyallahu'anhu disebutkan bahwasanya orang-orang yang dahulu menyembah Nabi Isa 'Alaihissalam, maka mereka akan mengikuti setan Nabi Isa yang diserupakan dengan beliau.

Dan yang dahulu menyembah Uzair, maka akan mengikuti setan Uzair yang diserupakan dengan beliau (Hadits Shahih Riwayat Ath-Thabrani di dalam Al-Mu'jamul Kabir).


Demikianlah keadaan orang-orang yang menyembah kepada selain Allah baik orang-orang musyrikin maupun ahlul kitab, orang Yahudi dan Nasrani. Mereka akan dipisahkan dari orang-orang yang menyembah Allah saja. Yang mencakup orang-orang yang benar-benar menyembah Allah, mereka lah orang-orang yang beriman maupun orang-orang yang pura-pura menyembah Allah. Dan mereka lah orang-orang munafik.

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.




Halaqah yang ke-56 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Keadaan Orang-orang Kafir di Dalam Neraka"


Pertama,
mereka akan digiring dengan kasar. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman


يَوۡمَ يُدَعُّونَ إِلَىٰ نَارِ جَهَنَّمَ دَعًّا (١٣) هَـٰذِهِ ٱلنَّارُ ٱلَّتِى كُنتُم بِہَا تُكَذِّبُونَ (١٤ 


Pada hari mereka akan didorong ke neraka jahannam dengan keras. Dikatakan kepada mereka, "Inilah neraka yang dahulu kalian dustakan". (Ath-Thuťur : 13-14)

Yang kedua,
mereka akan digiring secara berkelompok dan akan disambut oleh para malaikat penjaga neraka, di ambang pintu neraka dengan penuh penghinaan. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman yang artinya,

"Orang-orang kafir akan digiring ke neraka jahannam secara berkelompok-kelompok, sehingga apabila mereka telah sampai ke ambang neraka dibukalah pintu-pintunya. Dan berkatalah para penjaga neraka pada mereka, "Bukankah telah datang kepada kalian, Rasul-rasul yang berasal dari kalian yang membacakan kepada kalian ayat-ayat Rabb kalian, dan mengingatkan kalian pertemuan dengan hari ini?". Mereka menjawab, "Benar telah datang. Namun telah tetap adzab bagi orang-orang kafir." Dikatakan kepada mereka, "Masuklah kalian melalui pintu-pintu neraka jahannam tersebut, sedangkan kalian kekal di dalamnya. Maka neraka jahannam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri". (Az-Zumar : 71-72)

Yang ketiga,
mereka akan dikumpulkan dalam keadaan berjalan di atas wajah-wajah mereka. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman 


ٱلَّذِينَ يُحۡشَرُونَ عَلَىٰ وُجُوهِهِمۡ إِلَىٰ جَهَنَّمَ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ شَرٌّ۬ مَّكَانً۬ا وَأَضَلُّ سَبِيلاً۬ 


"Orang-orang yang dikumpulkan ke neraka jahanam dengan berjalan di atas wajah-wajah mereka, mereka itulah orang-orang yang paling jelek kedudukan mereka dan paling sesat jalan mereka." (Al-Furqan : 34)

Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah ﷺ

Wahai Nabi Allah, bagaimana orang kafir dikumpulkan di atas wajahnya pada hari kiamat? Beliau ﷺ menjawab, Bukankah yang telah menjadikan dia berjalan di atas kedua kakinya di dunia mampu untuk menjadikan dia berjalan di atas wajahnya pada hari kiamat? (HR. Bukhari dan Muslim)


Keempat,
mereka akan dikumpulkan dalam keadaan buta, bisu dan tuli. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman


وَنَحۡشُرُهُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ عَلَىٰ وُجُوهِهِمۡ عُمۡيً۬ا وَبُكۡمً۬ا وَصُمًّ۬ا‌ۖ


"Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat di atas wajah-wajah mereka dalam keadaan buta, bisu dan tuli." (Al-Israa : 97)

Ada sebagian ulama yang mengatakan bahwasanya mereka buta, bisu dan tuli tidak dalam semua keadaan.


Kelima,
mereka akan dikumpulkan bersama teman-teman mereka dan sesembahan-sesembahan mereka. Dan akan saling menyalahkan di antara mereka, sebelum akhirnya mereka masuk ke dalam neraka. Lihat Surat Ash-Shaaffat : 22-32


Keenam,
sebelum mereka sampai ke neraka, mereka akan mendengar suara neraka. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman


إِذَا رَأَتۡهُم مِّن مَّكَانِۭ بَعِيدٍ۬ سَمِعُواْ لَهَا تَغَيُّظً۬ا وَزَفِيرً۬ا 


"Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar suara neraka yang bergemuruh karena marah." (Al-Furqan : 12) 

Semoga Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menjauhkan kita dan keluarga kita dari neraka jahanam dan memasukkan kita ke dalam surgaNya.

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.



Halaqah yang ke-57 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah adalah tentang "Tinggalnya Orang-orang Beriman dan Orang-orang Munafiq"


Di dalam hadits Abu Sa'id Al-Khudri yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim disebutkan bahwasanya setelah orang-orang kafir baik musyrikin maupun ahlul kitab digiring ke neraka, maka tidak tersisa kecuali orang-orang yang menyembah Allah, yang shaleh maupun yang faajir.

Dikatakan kepada mereka, Apa yang menghalangi kalian untuk pergi, sedangkan manusia sudah pergi?


Dalam riwayat Muslim, Apa yang kalian tunggu? Mereka berkata, Kami berbeda dengan mereka di dunia. Padahal kami dahulu butuh dengan mereka.

Maksudnya dahulu mereka bertauhid tidak menyembah apa yang disembah oleh orang-orang kafir. Meskipun mereka membutuhkan orang-orang kafir tersebut dalam beberapa hal.

Mereka berkata, Sungguh kami telah mendengar penyeru menyeru supaya setiap kaum mengikuti apa yang dia sembah. Dan kami sekarang sedang menunggu Rabb kami.

Maka datanglah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى di dalam bentuk yang berbeda dengan bentuk yang mereka lihat pertama kali. Ini menunjukkan bahwasanya orang-orang yang beriman akan melihat Allah di Padang Mahsyar. Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda, Maka Allah berkata, "Aku adalah Rabb kalian." Mereka berkata, "Kami berlindung kepada Allah darimu. Kami tidak menyekutukan Allah sedikitpun."


Mereka mengatakan perkataan ini 2 atau 3 kali. 

Maksudnya Allah akan menguji mereka dengan memperlihatkan diri-Nya kepada mereka dalam bentuk yang lain. Ketika mereka melihat Allah dalam bentuk yang lain, maka mereka berlindung kepada Allah, supaya tidak terfitnah di dalam ujian ini. Dan ucapan mereka, "Kami tidak menyekutukan Allah sedikitpun", menunjukkan tentang keutamaan tauhid.

Beliau ﷺ bersabda,

Maka tidak berbicara kepada Allah saat itu kecuali para Nabi. Maka Allah berkata, Apakah kalian memiliki tanda sehingga kalian mengetahui bahwa Dia adalah Rabb kalian? Mereka berkata, Betis. Maka disingkaplah betis Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى 


Para ulama mangatakan bahwasanya ini adalah termasuk hadits yang berisi sifat Allah. Kewajiban kita beriman bahwasanya Allah memiliki betis sesuai dengan keagungan-Nya. Tidak boleh kita ingkari, tidak boleh kita serupakan dengan makhluk, tidak boleh kita takwil, dan tidak boleh kita bertanya tentang bagaimana-Nya.

Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda,

Maka sujudlah setiap mukmin. 

Dan dalam riwayat Muslim disebutkan, Tidak tersisa orang yang dahulu sujud untuk Allah, ikhlas dari dirinya kecuali Allah akan mengijinkan dia bersujud. Kemudian tidaklah tersisa orang yang dahulu sujud karena hanya ingin melindungi diri dan riya' kecuali Allah akan menjadikan punggungnya menjadi rata. Setiap akan sujud dia jatuh tersungkur di atas tengkuknya.

Maksudnya dia tidak bisa sujud karena punggungnya yang semula memiliki beberapa ruas tulang yang memudahkan dia untuk membungkuk, menjadi hanya memiliki satu ruas tulang yang rata. Demikianlah keadaan orang-orang yang dahulu menipu Allah dan orang-orang yang beriman di dunia. Maka Allah menipu mereka. Mereka mengira bahwasanya mereka akan selamat dengan tinggalnya mereka saat itu bersama orang-orang yang beriman. Namun ternyata perkiraan mereka adalah perkiraan yang salah.

Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda,

Kemudian orang-orang yang beriman mengangkat kepala mereka dan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah kembali kepada bentuk-Nya yang semula.

Kemudian Allah berkata, Aku adalah Rabb kalian. Mereka pun berkata, Engkau adalah Rabb kami.


itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.




Halaqah yang ke-58 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Perpisahan Orang-orang Yang Beriman dan Orang Orang Munafik"


Setelah bangkit dari sujud, maka orang-orang yang beriman akan mengikuti Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Dan akan dibentangkan Ash-shirath (jembatan) di atas neraka.

Sebagaimana di dalam hadits Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.

Keadaan saat itu gelap gulita. Seorang yahudi pernah bertanya kepada Rasulullah ﷺ, Di manakah manusia pada hari di mana bumi dan langit diganti? Beliau ﷺ mengatakan, Di tempat yang gelap sebelum jembatan (Hadits Shahih Riwayat Muslim)


Kemudian orang-orang yang beriman akan diberikan cahaya. Di dalam hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Ath-Thabrani, di dalam Al-Mu'jamul Kabir, dari Abdullah Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda,

Maka Allah memberikan kepada mereka cahaya sesuai dengan amalan mereka. Ada di antara mereka yang diberi cahaya sebesar gunung yang besar yang berjalan di depannya. Dan ada yang diberi lebih kecil dari itu. Dan ada di antara mereka yang diberi cahaya sebesar pohon kurma di sebelah kanannya. Dan ada yang diberi lebih kecil dari itu. Sehingga ada orang yang diberi cahaya di jempol kakinya, kadang menyala dan kadang padam. Apabila menyala, maka dia melangkahkan kakinya dan berjalan. Dan apabila padam, dia berdiri.

Ini menunjukkan kepada kita tentang pentingnya mengamalkan ilmu bagi seorang muslim. Semakin banyak cahaya ilmu yang dia amalkan di dunia, maka akan semakin banyak cahaya yang akan dia dapatkan di hari kiamat.


Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, disebutkan bahwasanya orang-orang munafik juga akan diberikan cahaya dan akan mengikuti Allah. Namun cahaya mereka padam sebelum sampai jembatan. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan dalam Surat Al-Hadid : 12-15 yang artinya,

"Pada hari ketika kamu melihat orang-orang yang beriman, laki-laki dan wanita, cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka. Dikatakan kepada mereka, "Pada hari ini ada berita gembira untuk kalian. Yaitu surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai yang kalian akan kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar." Pada hari ketika orang-orang munafik, laki-laki dan wanita, berkata kepada orang-orang yang beriman, "Tunggulah kami, supaya kami dapat mengambil sebagian cahaya dari kalian." Dikatakan kepada orang-orang munafik, "Kembalilah kalian ke belakang dan carilah sendiri cahaya untuk kalian." Lalu dibuatlah di antara orang-orang yang beriman dengan orang-orang munafik sebuah dinding yang memiliki pintu. Di sebelah dalamnya, yaitu di sisi orang-orang yang beriman ada rahmat. Dan di sebelah luarnya, yaitu sisi orang-orang munafik ada siksa. Orang-orang munafik memanggil orang-orang yang beriman dan berkata, "Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kalian di dunia?" (Maksudnya bersama-sama dengan orang-orang yang beriman secara zhahir. Orang-orang beriman menjawab, "Benar. Akan tetapi kalian mencelakakan diri kalian sendiri, yaitu dengan kenifaqan kalian. Dan kalian dahulu menunggu-nunggu kehancuran kami. Dan kalian ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong. Sehingga datanglah ketetapan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Dan penipu yaitu setan, telah memperdaya kalian tentang Allah. Maka pada hari ini tidak akan diterima tebusan dari kalian maupun dari orang-orang kafir. Tempat kalian adalah neraka, itulah tempat berlindung kalian, dan itulah seburuk-buruk tempat kembali." 

Demikianlah orang-orang munafik kembali tertipu. Mereka mendapat cahaya di awal dan menyangka bahwasanya mereka akan selamat bersama dengan orang-orang yang beriman. Namun ternyata persangkaan mereka salah. Orang-orang yang beriman ketika melihat cahaya orang-orang munafik padam mereka berdoa kepada Allah 


رَبَّنَآ أَتۡمِمۡ لَنَا نُورَنَا وَٱغۡفِرۡ لَنَآ‌ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ ڪُلِّ شَىۡءٍ۬ قَدِيرٌ۬ 


"Wahai Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa untuk melakukan segala sesuatu." (At-Tahrim : 8)

Di dalam hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan juga Tirmidzi, Rasulullah ﷺ bersabda

bahwasanya orang yang berjalan ke masjid di dalam kegelapan malam, yaitu untuk melakukan shalat berjamaah, maka dia akan mendapatkan cahaya yang sempurna di hari kiamat.


Di antara usaha seorang muslim untuk menghilangkan kenifaqan adalah menjaga shalat lima waktu secara berjamaah. Rasulullah ﷺ bersabda,


Barang siapa yang shalat karena Allah selama 40 hari secara berjamaah mendapatkan takbiratul uwla (yaitu takbiratul ihram), maka dia akan terlepas dari dua perkara. Terlepas dari neraka dan terlepas dari kenifaqan (Hadits Hasan Riwayat Tirmidzi).

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.



alaqah yang ke-59 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "As-Shirath"

Termasuk beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya ash-shirath yaitu jembatan yang dipasang di atas neraka jahanam untuk lewat orang-orang yang beriman menuju surga. Setelah berpisah dengan orang-orang munafik maka tinggallah orang-orang yang beriman dengan berbagai tingkatan keimanan mereka. Mulai dari para Nabi 'alaihimussalam sampai para pelaku dosa besar. Mereka semua akan menuju surga dengan melewati sebuah jembatan yang berada di atas neraka. Allah  سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman


وَإِن مِّنكُمۡ إِلَّا وَارِدُهَا‌ۚ كَانَ عَلَىٰ رَبِّكَ حَتۡمً۬ا مَّقۡضِيًّ۬ا (٧١) ثُمَّ نُنَجِّى ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْ وَّنَذَرُ ٱلظَّـٰلِمِينَ فِيہَا جِثِيًّ۬ا (٧٢


"Dan tidak seorangpun dari kalian kecuali akan melewati neraka, yang demikian adalah ketentuan Allah yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan selamatkan orang-orang yang bertakwa dan akan kami biarkan orang-orang yang zhalim masuk ke dalam neraka dalam keadaan berlutut." (Surat Maryam : 71 - 72)


Didalam hadits Abu Sa'id Al Khudri Radhiyallahu 'anhu yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah ﷺ mengabarkan

bahwa jembatan tersebut sangat menggelincirkan. Di atasnya ada besi-besi pengait dan duri yang keras yang bentuknya seperti duri Sa'dan.

Berkata Abu Sa'id Al Khudri, sahabat yang meriwayatkannya di sini, di dalam riwayat Muslim,

Telah sampai kepadaku bahwasanya jembatan ini lebih lembut dari pada rambut dan lebih tajam dari pada pedang.

Di dalam hadits ini disebutkan bahwasanya ada orang yang beriman yang melewati jembatan tersebut dengan sangat cepat seperti kedipan mata, ada yang seperti kilat, ada yang secepat angin, ada yang secepat burung, ada yang secepat larinya kuda, ada yang secepat larinya onta dan ada yang sangat lambat sehingga dia lewat jembatan tersebut dalam keadaan menyeret dirinya, dialah orang yang terakhir melewati jembatan.

Rasulullah ﷺ juga menyebutkan di dalam hadits ini bahwanya manusia akan terbagi menjadi 3 :

1. Orang benar-benar selamat melewati neraka yaitu tanpa terkena sambaran, dan

2. Orang yang selamat melewati neraka akan tetapi terkoyak tubuhnya, dan

3. Orang yang tersambar dan akhirnya terjatuh ke dalam neraka.

Di dalam hadits Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah ﷺ bersabda,

Maka aku dan umatku lah yang pertama kali akan melewati dan tidak berbicara saat itu kecuali para Rasul. Doa mereka saat itu, Ya Allah, selamatkan, selamatkan. Di atas jembatan tersebut ada besi besi pengait seperti duri Sa'dan, Tahukah kalian duri sa'dan, mereka menjawab, Iya yaa Rasulullah,


Beliau berkata, Besi pengait tersebut seperti duri Sa'dan. Namun tidak mengetahui besarnya kecuali Allah. Dia akan menyambar manusia sesuai dengan amalan mereka, yaitu dosanya. Ada diantara mereka yang binasa karena amalannya dan ada diantara mereka yang terkoyak dari belakang kemudian selamat. Di antara yang selamat adalah 70.000 orang yang akan masuk surga tanpa hisab. Wajah wajah mereka seperti bulan di malam bulan purnama. Menyusul setelah mereka rombongan yang wajah mereka seperti bintang yang paling terang. (Hadits Riwayat Muslim).

Dari Jabir ibnu Abdillah al Anshari radhiyallahu 'anhuma,

Dan akan dikirim amanah dan rahim atau kekerabatan". 

Rasulullah ﷺ bersabda, 

Dan akan dikirim amanah dan rahim atau kekerabatan, maka keduanya berdiri di samping kanan dan kiri jembatan (HR Muslim).


Ini menunjukkan bahwa melaksanakan amanah dan menyambung silaturrahim atau hubungan kekerabatan perkaranya besar di dalam agama islam, keduanya akan menuntut orang-orang yang tidak memenuhi hak keduanya. Sebagian orang yang beriman akan jatuh ke dalam neraka karena sebab ucapan yang dia ucapkan di dunia.

Rasulullah ﷺ bersabda,

Sungguh seorang hamba mengucapkan sebuah kalimat yang membuat marah Allah dan hamba tersebut tidak menganggap penting kalimat itu, dia jatuh dengan sebab ucapan tadi ke dalam jahanam (HR Bukhari).

Sebuah batu yang dilempar ke dalam  akan sampai ke dasar neraka 70 tahun kemudian. Sebagaimana di dalam hadits Riwayat Muslim. Sebuah peristiwa yang pasti akan kita alami dan sangat mendebarkan, berjalan di atas jembatan yang sangat kecil, sangat panjang di bawahnya ada neraka yang sangat dalam dan berisi azab yang sangat pedih dan di samping kanan dan kiri ada besi-besi pengait yang siap mengenai orang yang berhak. Ketegaran kita di atas jembatan saat itu sesuai dengan ketegaran kita di dunia di dalam berpegang teguh dengan agama islam. Semoga Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى merahmati kita dan menyelamatkan kita semua. Aamiin

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.




Halaqah yang ke-60 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Beberapa Contoh Dosa Penyebab Jatuhnya Seseorang Masuk Neraka Bagian Yang Pertama"

Dosa yang dilakukan oleh seorang muslim, apabila Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى tidak mengampuninya akan menjadi sebab seseorang terjatuh ke dalam neraka. Di antara dosa tersebut adalah dosa bid'ah. Rasulullah ﷺ bersabda,


وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ


Dan sejelek-jelek perkara adalah perkara yang diada-adakan. Dan setiap yang diada-adakan adalah bid'ah. Dan setiap bid'ah adalah sesat. Dan setiap kesesatan di dalam neraka (Hadits Shahih Riwayat Nasa'i).


Bid'ah inilah yang sebenarnya telah memecah-belah umat islam. Umat yang dahulu bersatu, satu di atas Al-Qur'an dan Al-Hadits dengan satu pemahaman, yaitu pemahaman para sahabat Nabi ﷺ generasi terbaik umat islam, menjadi berbagai aliran yang banyak. Golongan yang selamat adalah golongan yang tetap berpegang dengan islam yang murni yang dipahami oleh para sahabat radhiyallahu 'anhum. Rasulullah ﷺ bersabda,


وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِيْ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ مِلَّةً كُلُّهُمْ فِي النَّارِ إِلاَّ مِلَّةً وَاحِدَةً، قَالُوْا: وَمَنْ هِيَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِيْ


Dan akan berpecah-belah umatku menjadi 73 golongan. Semuanya masuk ke dalam neraka kecuali satu golongan. Mereka berkata, "Siapakah golongan tersebut Yaa Rasulullah?" Beliau menjawab, "Golongan yang berada di atas jalanku dan jalan para sahabatku". (Hadits Hasan Riwayat Tirmidzi).


Ucapan beliau ﷺ, ummati yaitu umatku, menunjukkan bahwasanya aliran-aliran tersebut tidaklah kafir dengan bid'ah yang mereka lakukan. Dan ucapan beliau ﷺ semuanya masuk neraka, menunjukkan bahwasanya bid'ah yang mereka lakukan adalah dosa besar yang menyebabkan masuk neraka.

Kalau Allah menghendaki, maka Allah mengampuni tanpa diadzab dan kalau Allah menghendaki maka Allah akan mengadzab di neraka sampai waktu yang Allah kehendaki.


Seorang muslim hendaknya menjauhi aliran-aliran sesat tersebut yang di antara ciri-cirinya:

1. Mereka Tidak kembali kepada pemahaman para sahabat di dalam memahami Al-Qur'an dan Al-Hadits.
2. Tidak memiliki perhatian yang besar terhadap aqidah dan tauhid, 
3. Mendahulukan akal di atas dalil Bersembunyi-sembunyi di dalam beragama, Dan ada di antara mereka yang memiliki baiat khusus kepada pemimpin aliran.


Dan di antara cirinya mencela dan membicarakan kejelekan penguasa.

Tidak berhati-hati di dalam berdalil berdasar hadits-hadits Nabi ﷺ Mencukupkan diri dengan Al-Qur'an tanpa hadits di dalam berdalil. Dan di antara cirinya mereka mudah mengkafirkan orang yang tidak sependapat dengan mereka.


Hendaknya seorang muslim meninggalkan bid'ah meskipun dianggap baik atau hasanah oleh sebagian manusia. Meninggalkan aliran-aliran sesat tersebut dan jangan tertipu dengan pakaian atau banyaknya jumlah mereka. Karena kebenaran tidak diukur dengan perkara-perkara tersebut, tapi diukur kesesuaiannya dengan Al-Qur'an dan Al-Hadits.

Menasehati para pengikut aliran sesuai dengan kemampuan supaya kembali kepada kebenaran dengan cara yang hikmah merupakan bentuk rasa cinta kita kepada saudara seislam. Dan upaya menyatukan umat di atas kebenaran serta menyelamatkan mereka dari ancaman neraka.


Dan perlu diketahui bahwasanya meninggalkan aliran-aliran tersebut juga bukan berarti seseorang hidup jauh dari agama, menjauhi ilmu dan para ulama. Kemudian mengikuti syahwat dan hawa nafsunya. Karena seorang muslim di dunia ini dituntut untuk menjauhi fitnah syubhat yaitu kerancuan berpikir dan menjauhi fitnah syahwat. Semoga Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memberikan hidayah kepada kita semua.

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.

وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ





Halaqah yang ke-61 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Beberapa Contoh Dosa Penyebab Jatuhnya Seseorang ke Dalam Neraka Bagian Yang Kedua"

Di antara dosa yang membahayakan seseorang yang beriman dan bisa menjadi penyebab jatuhnya seseorang ke dalam neraka ketika melewati shirath adalah berdusta atas nama Nabi ﷺ,  Beliau ﷺ ,


مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ 


Barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaknya dia menyiapkan tempatnya di dalam neraka (HR.Bukhari dan Muslim)

Hendaknya seseorang berhati-hati di dalam menyampaikan hadits dari Nabi ﷺ menjauhi hadits-hadits dha'if dan palsu, baik dalam masalah aqidah, fadhail amal, maupun masalah yang lain. Dan bagi yang tidak mampu menghukumi sendiri sebuah hadits, maka hendaknya dia taqlid dengan ulama atau ustadz yang dia anggap paling ahli di dalam hadits.


Di antara dosa tersebut adalah dosa lisan dan kemaluan. Nabi Muhammad ﷺ pernah ditanya tentang perkara yang paling banyak memasukkan manusia di dalam neraka. Maka beliau ﷺ mengatakan

الْفَمُ وَالْفَرْجُ

Mulut dan kemaluan (Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah).


Dosa yang dilakukan mulut seperti dusta, membicarakan kejelekan orang lain, mengadu domba, berfatwa tanpa ilmu, menuduh tanpa hak, makan dan minum yang haram dan lain-lain. Dosa yang dilakukan kemaluan seperti berzina, liwath, dan lain-lain.


Dan di antara dosa tersebut adalah SOMBONG. Rasulullah ﷺ bersabda yang artinya,

Tidak akan masuk surga, orang yang di dalam hatinya terdapat seberat zarroh-pun dari kesombongan. Seorang laki-laki bertanya, Sesungguhnya seseorang senang apabila bajunya bagus dan sandalnya bagus. Maka beliau ﷺ berkata, Sesungguhnya Allah adalah indah dan mencintai keindahan. Yang dimaksud dengan kesombongan adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia (HR. Muslim)


Ucapan beliau ﷺ tidak akan masuk surga adalah ancaman bagi pelakunya, bahwasanya dia bukan termasuk orang-orang yang pertama-tama masuk surga. Dan balasan kesombongan dia adalah masuk neraka terlebih dahulu. Marilah kita belajar menerima kebenaran dari manapun datangnya. Karena pada hakikatnya kebenaran adalah dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Dan janganlah kita meremehkan orang lain, karena ilmu, harta, jabatan atau gelar yang kita miliki. Karena Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang telah memberikan kepada kita kenikmatan-kenikmatan tersebut, mampu untuk memberikan kepada orang lain yang semisal atau yang lebih baik kapan Allah kehendaki. Semakin seseorang rendah hati karena Allah, maka Allah akan semakin mengangkat derajatnya.


Di antara dosa tersebut adalah memakan makanan yang haram. Rasulullah ﷺ bersabda,

Sesungguhnya tidaklah tumbuh daging dari makanan yang haram, kecuali neraka lebih pantas bagi daging tersebut (Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi).


Seorang muslim hendaknya sangat berhati-hati di dalam mencari rezeki untuk diri-sendiri dan keluarga. Tidak memakan dan memberi makan, kecuali setelah yakin itu halal. Hendaknya ia menjauhi riba, memakan harta orang lain tanpa hak, menjauhi uang suap, menjauhi kurang di dalam menimbang dan segala jenis harta haram lainnya.


Dan di antara dosa yang bisa menjadi sebab jatuhnya seseorang ke dalam neraka adalah tidak ikhlas di dalam menuntut ilmu, maksudnya ilmu agama. Rasulullah ﷺ bersabda yang artinya,

Barang siapa yang menuntut ilmu, yang sebenarnya digunakan untuk mencari ridha Allah. Dia tidak menuntut ilmu tersebut kecuali untuk mencari dunia, maka dia tidak akan mencium bau surga pada hari kiamat (Hadits Shahih Riwayat Abu Daud).

Di dalam hadits yang lain beliau ﷺ mengatakan bahwasanya barangsiapa saja yang menuntut ilmu hanya untuk menyombongkan diri di hadapan para ulama atau untuk berdebat dengan orang-orang bodoh, maka ancamannya adalah neraka (Hadits Shahih Riwayat Ibnu Majah)

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.




Halaqah yang ke-62 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Beberapa Contoh Dosa Penyebab Jatuhnya Seseorang ke Dalam Neraka Bagian Yang ke Tiga"

Di antara dosa yang bisa menyebabkan seseorang terjatuh ke dalam neraka adalah dosa bunuh diri. Rasulullah ﷺ bersabda,


Barangsiapa yang melempar dirinya dari gunung untuk membunuh dirinya, maka dia berada di dalam neraka jahannam. Dilempar di dalamnya kekal selamanya. Dan barang siapa yang meneguk racun untuk membunuh dirinya, maka di dalam neraka jahannam akan meletakkan racun di tangannya, dia akan meneguknya selamanya di neraka. Dan barang siapa yang membunuh dirinya dengan besi, maka besi tersebut di tangannya dia menusuk dengan besi tersebut perutnya di neraka jahannam kekal selamanya (HR. Bukhari dan Muslim)

Bunuh diri bukanlah cara untuk lepas dari masalah, namun justru akan mendatangkan masalah yang lebih besar. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, maka Allah akan memberikan hidayah kepada hatinya. Di antara dosa tersebut adalah membunuh tanpa hak. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman 


وَمَن يَقۡتُلۡ مُؤۡمِنً۬ا مُّتَعَمِّدً۬ا فَجَزَآؤُهُ ۥ جَهَنَّمُ خَـٰلِدً۬ا فِيہَا وَغَضِبَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِ وَلَعَنَهُ ۥ وَأَعَدَّ لَهُ ۥ عَذَابًا عَظِيمً۬ا 


"Dan barangsiapa yang membunuh orang yang beriman karena sengaja, maka balasannya adalah jahannam dia akan kekal di dalamnya. Allah akan marah kepadanya dan melaknatnya, dan Allah akan siapkan untuknya adzab yang besar." (An-Nisa : 93)

Para ulama menjelaskan bahwasanya maksud dari kekal di dalam neraka bagi orang yang membunuh orang yang beriman tanpa hak atau bunuh diri yaitu pada asalnya inilah balasan bagi orang tersebut. Namun dalil lain menerangkan bahwasanya orang yang beriman, sekecil apapun imannya dan sebesar apapun dosanya dia akan keluar dari neraka baik dengan ampunan Allah atau dengan syafa'at.


Dan di antara dosa tersebut adalah memakan riba. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman


يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَأۡڪُلُواْ ٱلرِّبَوٰٓاْ أَضۡعَـٰفً۬ا مُّضَـٰعَفَةً۬‌ۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ (١٣٠) وَٱتَّقُواْ ٱلنَّارَ ٱلَّتِىٓ أُعِدَّتۡ لِلۡكَـٰفِرِينَ (١٣١ 


"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memakan riba dengan berlipat ganda. Dan bertakwalah kalian kepada Allah, supaya kalian beruntung. Dan takutlah dengan api neraka yang disediakan untuk orang-orang kafir." (Ali-Imran : 130-131)

Dan betapa banyak praktek riba di zaman sekarang, seseorang yang akan melakukan sebuah transaksi hendaknya mengetahui ilmunya. Dan janganlah dia menganggap mudah perkara riba ini. Dan barangsiapa meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan mengganti dengan yang lebih baik.


Dan di antara dosa yang berbahaya adalah menggambar makhluk yang bernyawa. Rasulullah ﷺ bersabda,


إِنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَذَابًا عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْمُصَوِّرُونَ 


Sesungguhnya orang yang paling keras adzabnya di sisi Allah pada hari kiamat adalah para penggambar (HR. Bukhari dan Muslim).

Dan maksud dari para penggambar di sini adalah penggambar makhluk bernyawa, masuk di dalamnya orang yang membuat patung makhluk bernyawa dan orang yang melukis makhluk bernyawa. Banyak para ulama yang memasukkan gambar fotografi dalam larangan ini. Tidak diperbolehkan kecuali karena darurat seperti untuk surat -surat penting dan lain-lain. Perbedaan pendapat di antara para ulama dan banyaknya manusia yang melakukan, janganlah menjadi alasan bagi seseorang untuk bermudah-mudahan di dalam gambar fotografi ini.


Dan di antara dosa tersebut adalah dosa wanita yang berpakaian tetapi telanjang. Rasulullah ﷺ bersabda,

Dua golongan dari penduduk neraka yang aku belum pernah melihat mereka, sebuah kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, mereka gunakan untuk memukul manusia. Dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang. Berjalan lenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk ke dalam surga dan tidak akan mencium baunya, padahal bau surga bisa dicium dari jarak perjalanan sekian dan sekian.

Dan makna berpakaian tapi telanjang ada yang mengatakan menutupi sebagian aurat dan membuka sebagian yang lain untuk menampakkan keindahan. Atau memakai pakaian tetapi tidak sempurna seperti memakai pakaian yang tipis atau membentuk badan. Seorang muslimah hendaknya bersungguh-sungguh di dalam menjaga hijabnya dan ikhlas karena Allah. Semoga kesabaran seorang muslimah atas rasa gerah, risih dan ribet yang mungkin dirasakan oleh sebagian. Dan juga kesabaran menghadapi gunjingan orang lain, menjadi sebab selamatnya dia dari ancaman neraka.

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.




Halaqah yang ke-63 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Beberapa Contoh Dosa Penyebab Jatuhnya Seseorang ke dalam Neraka Bagian yang ke Empat"


Di antara dosa yang bisa menyebabkan seseorang terjatuh ke dalam neraka adalah dosa wanita yang tidak bersyukur kepada suaminya. Rasulullah ﷺ bersabda,


Diperlihatkan kepadaku bahwa sebagian besar penduduk neraka adalah wanita. Mereka telah ingkar. Dikatakan kepada beliau, Apakah mereka ingkar kepada Allah? Beliau bersabda, Mereka ingkar kepada suami-suami mereka. Mengingkari kebaikan-kebaikan mereka. Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka sekian lama, kemudian dia melihat darimu sesuatu yang tidak membuat dia senang, maka wanita tersebut akan berkata, "Aku tidak melihat kebaikan sedikitpun darimu  (HR. Bukhari dan Muslim)


Seorang wanita yang shalihah hendaklah bersyukur kepada Allah, kemudian bersyukur kepada suaminya, karena dengan sebabnya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menjaga dia sebagai seorang istri, menutupi kekurangannya, menunaikan hajatnya dan lain-lain.

Dan secara umum, bersyukur kepada orang lain yang pernah berbuat baik kepada kita diperintahkan didalam agama islam. Apabila seseorang tidak bisa membalas maka hendaknya dia mendoakan dengan kebaikan, baik di hadapan orang tersebut maupun tidak di hadapannya. Rasulullah ﷺ bersabda,

Barangsiapa yang berbuat baik kepada kalian, maka balaslah. Kalau kalian tidak menemukan sesuatu untuk membalasnya, maka doakanlah dengan kebaikan sampai kalian merasa bahwasanya kalian telah membalas kebaikannya (Hadits Shahih Riwayat Abu Daud dan An-Nasa'i)

Dan di antara dosa yang membahayakan kehidupan seorang hamba di akhirat adalah tiga dosa yang tercantum dalam sabda Nabi ﷺ Tiga orang yang Allah haramkan masuk surga, pecandu khomr (minuman keras), anak yang durhaka dan dayyuuts (yaitu laki-laki yang membiarkan kejelekan di dalam keluarganya) (Hadits Hasan Riwayat Imam Ahmad di dalam Musnadnya).

Seorang kepala keluarga yang membiarkan kemaksiatan di dalam keluarganya dan memfasilitasi, dikhawatirkan terkena ancaman ini. Seorang kepala keluarga dituntut untuk tegas dan lembut dengan keluarganya. Rasa sayang bukan berarti harus memberi segala yang diminta. Dan mendidik mereka untuk taat tidak identik dengan kekerasan. Istri dan anak adalah ujian dan titipan Allah. Kewajiban kita adalah mengerahkan tenaga semaksimal mungkin untuk menjaga diri dan keluarga kita dari neraka. dan hidayah di tangan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى


Dan di antara dosa yang membahayakan adalah durhaka terhadap kedua orang tua.


Dan di antara bentuk durhaka adalah menyakiti orang tua dengan lisan, dengan sikap ataupun dengan tangan. Seorang muslim dan muslimah diperintah untuk berlemah-lembut kepada orang tua. Merendahkan diri di hadapan mereka, dan menaati perintah mereka selama tidak bertentangan dengan syariat. Dan di antara bentuk bakti yang paling berharga kepada orang tua kita adalah mengeluarkan mereka dari kegelapan, kesyirikan, kebid'ahan dan kemaksiatan menuju cahaya tauhid, sunnah dan ketaatan kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى


Dan di antara dosa yang membahayakan adalah dosa seorang pejabat yang menipu bawahan atau rakyatnya. Rasulullah ﷺ bersabda,


Tidaklah seorang hamba, Allah berikan jabatan kemudian dia mati dalam keadaan menipu bawahan atau rakyatnya kecuali Allah akan mengharamkan dia masuk ke dalam surga (HR. Bukhari dan Muslim)

Di antara bentuk menipu kepada rakyat adalah tidak menasehati mereka demi keselamatan dunia dan akhirat mereka, tidak memenuhi hak-hak mereka, tidak berbuat adil di antara mereka dan lain-lain.

Maksud diharamkan masuk surga di sini bahwasanya pelakunya tidak bisa masuk surga secara langsung, namun dia berhak untuk di adzab di dalam neraka terlebih dahulu apabila Allah menghendaki.


Ini adalah beberapa contoh dosa-dosa besar dan para ulama telah mengarang buku khusus tentang dosa-dosa besar, kita pelajari supaya kita bisa menjauhi.

Keyakinan ahlussunnah bahwasanya pelaku dosa besar di bawah kehendak Allah.

Kalau Allah menghendaki, maka Allah akan mengampuni, dan kalau Allah menghendaki, maka Allah akan mengadzabnya terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam surga. Dan adzab neraka bagi pelaku dosa besar, meski tidak selamanya namun bukan sesuatu yang ringan. Satu menit dibakar dengan api dunia adalah perkara yang berat. Maka bagaimana dibakar dalam waktu yang lama dengan api akhirat yang jauh lebih panas.

Rasulullah ﷺ bersabda,

Api kalian adalah satu bagian dari tujuh puluh bagian dari neraka jahanam (HR. Bukhari dan Muslim).

Kesabaran di dalam menahan hawa nafsu di dunia, bagi seorang muslim jauh lebih ringan dan lebih mudah dari pada kesabaran di dalam menghadapi adzab neraka di akhirat.

Semoga Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى melindungi kita dan keluarga kita dari neraka.

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.



yang ke-64 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Syafa'at Bagi Para Pelaku Dosa Besar Bagian yang Pertama"

Setelah sebagian orang-orang yang beriman selamat melewati neraka, maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى akan memberikan izin kepada mereka, untuk memberikan syafaat kepada saudara-saudara mereka, orang-orang yang beriman yang terjatuh ke dalam neraka.

Rasulullah ﷺ bersabda di dalam hadits Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu 'anhu yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim,

Ketika orang-orang yang beriman selamat dari neraka, maka demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya tidak ada yang lebih gigih di dalam memohon kepada Allah, hak saudara-saudara mereka yang jatuh ke dalam neraka dari pada orang-orang yang beriman di hari kiamat. Mereka berkata, Wahai Rabb kami, saudara-saudara kami dahulu mereka shalat bersama kami, berpuasa bersama kami dan haji bersama kami.

Ini menunjukkan tentang keutamaan berteman dengan orang-orang yang shaleh dan melakukan ibadah-ibadah tersebut bersama mereka. Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda,

Maka Allah berkata, Keluarkanlah oleh kalian orang-orang yang kalian kenal. Maka diharamkanlah wajah-wajah mereka atas neraka.

Maksudnya orang-orang yang beriman yang melakukan dosa besar dan disiksa di dalam neraka akan dilindungi wajah-wajah mereka dari api neraka, sehingga bisa dikenal.

Mereka pun mengeluarkan banyak orang. Ada di antaranya yang api neraka sudah membakar sampai pertengahan kedua betisnya. Dan ada yang sampai kedua lututnya. Kemudian mereka berkata, Wahai Rabb kami tidak tersisa seorangpun yang Engkau perintahkan untuk kami keluarkan.

Allah berkata, Kembalilah kalian. Barangsiapa yang kalian dapatkan di dalam hatinya ada kebaikan, seberat satu dinar, maka keluarkanlah. Mereka pun kembali mengeluarkan banyak orang. Kemudian mereka berkata, Wahai Rabb kami, kami tidak sisakan seorangpun yang Engkau perintahkan untuk kami keluarkan.

Maka Allah berkata, Kembalilah kalian. Barangsiapa yang kalian dapatkan memiliki kebaikan, seberat setengah dinar didalam hatinya, maka keluarkanlah. Mereka pun kembali mengeluarkan banyak orang. Kemudian mereka berkata, Wahai Rabb kami tidak sisakan seorang pun yang Engkau perintahkan untuk kami keluarkan.

Maka Allah berkata, Kembalilah kalian. Barangsiapa yang kalian dapatkan memiliki kebaikan, seberat satu dzarrah, maka keluarkanlah. Mereka pun kembali mengeluarkan banyak orang.

Yang dimaksud dengan dzarrah adalah atom, yaitu bagian terkecil dari satu unsur, yang tidak bisa dibelah lagi. Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda,

Mereka berkata, Wahai Rabb kami, kami tidak sisakan di dalam neraka seorangpun yang memiliki kebaikan. Allah berkata, Para malaikat telah memberikan syafa'at, para nabi telah memberikan syafa'at dan orang-orang yang beriman telah memberikan syafa'at. Dan tidak tersisa, kecuali Dzat Yang paling Penyayang.


Kemudian Allah menggenggam satu genggaman dari neraka, dan mengeluarkan kaum yang tidak pernah beramal sedikitpun. Keadaan mereka telah menjadi arang. Kemudian mereka dilempar ke dalam sungai yang berada di mulut-mulut surga. Yang dinamakan dengan sungai kehidupan. Mereka pun tumbuh seperti tumbuhnya benih di dalam lumpur sisa banjir.

Maksudnya akan dengan cepat tumbuh, karena benih yang berada di dalam lumpur sisa banjir akan lebih cepat tumbuh disebabkan banyaknya faktor yang mendukung, seperti tanah yang lembut, air yang memadai dan adanya unsur-unsur yang bermanfaat. Sebagaimana hal ini diketahui oleh para ahli.

Kemudian Beliau ﷺ bersabda,

Apakah kalian pernah melihat benih yang tumbuh, ketika dekat dengan batu atau dekat dengan pohon, bagian yang dekat dengan matahari akan berwarna kuning dan hijau. Dan yang lebih dekat dengan bayangan maka akan berwarna putih.

Maksudnya ada yang mengatakan bahwasanya bagian badan yang terbakar yang lebih dekat kepada surga akan lebih cepat sempurna dari pada bagian badan yang lebih dekat kepada neraka.

Rasulullah ﷺ bersabda,

Kemudian mereka akan keluar seperti mutiara. Dan di leher-leher mereka ada khowatim, yang dikenal oleh para penduduk surga. Sebagian mengatakan bahwasanya yang dimaksud dengan khowatim adalah beberapa barang yang terbuat dari emas yang dikalungkan di leher mereka.

Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda,

Maka berkatalah para penduduk surga, Mereka adalah orang-orang yang Allah bebaskan. Allah telah memasukkan mereka ke dalam surga tanpa sebab amalan yang mereka amalkan dan tanpa sebab kebaikan yang mereka lakukan.


itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.





Halaqah yang ke-65 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Syafa'at Bagi Para Pelaku Dosa Besar Bagian yang Kedua"

Rasulullah ﷺ akan memberikan syafa'at untuk umatnya, para pelaku dosa besar yang disiksa di dalam neraka. Di dalam sebuah hadits Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim,

bahwasanya Nabi ﷺ akan meminta izin kepada Allah untuk memberikan syafa'at dan beliau diizinkan. Maka Allah akan meng ILHAM kan kepada beliau pujian-pujian yang sebelumnya tidak pernah diajarkan kepada beliau di dunia. Dan beliau bersujud, maka dikatakan kepada beliau, Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu. Berkatalah, maka engkau akan didengar perkataanmu. Mintalah, maka kamu akan diberi. Dan berikanlah syafa'at, maka akan diterima syafa'atmu.

Beliau ﷺ berkata, Wahai Rabb-ku, umatku... umatku....

Dikatakan kepada beliau, Pergilah kamu dan keluarkanlah dari neraka orang yang ada di dalam hatinya ada iman sebesar biji gandum. Maka beliau pergi dan melakukannya.


Kemudian beliau kembali lagi dan kembali memuji Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dan sujud kepada-Nya, maka dikatakan kepada beliau, Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu. Berkatalah, maka engkau akan didengar perkataanmu. Mintalah, maka kamu akan diberi. Dan berikanlah syafa'at, maka akan diterima syafa'atmu.

Beliau ﷺ berkata, Wahai Rabb-ku, umatku... umatku....

Dikatakan kepada beliau, Pergilah kamu dan keluarkanlah dari neraka orang yang di dalam hatinya ada iman sebesar dzarrah atau qardalah yaitu biji sawi. Maka beliau pergi dan melakukannya.


Kemudian beliau kembali lagi dan kembali memuji Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى sujud kepada-Nya, maka dikatakan kepada beliau, Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu. Berkatalah, maka engkau akan didengar perkataanmu. Mintalah, maka kamu akan diberi. Dan berikanlah syafa'at, maka akan diterima syafa'atmu.

Beliau ﷺ berkata, Wahai Rabb-ku, umatku... umatku....

Dikatakan kepada beliau, Pergilah kamu dan keluarkanlah dari neraka orang yang di dalam hatinya ada iman yang lebih kecil dan lebih kecil dari sebuah biji sawi. Maka beliau pergi dan melakukannya.


Kemudian ke-4 kalinya beliau datang dan kembali memuji dan sujud kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى maka dikatakan kepada beliau, Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu. Berkatalah, maka engkau akan didengar perkataanmu. Mintalah, maka kamu akan diberi. Dan berikanlah syafa'at, nisacaya akan diterima syafa'atmu.

Beliau ﷺ berkata, Wahai Rabb-ku, izinkan aku untuk memberikan syafaat kepada setiap orang yang mengatakan لآإِلَهَ إِلاَّ الله  

Maka Allah berkata, Demi keperkasaan-Ku, keagungan-Ku, kebesaran-Ku, dan kemuliaan-Ku sungguh aku akan keluarkan dari neraka orang yang mengatakan لآإِلَهَ إِلاَّ الله  

Maksudnya adalah orang yang mengatakan لآإِلَهَ إِلاَّ الله ikhlas dari hatinya dan tidak membatalkannya dengan kesyirikan.

Di dalam Shahih Bukhari disebutkan bahwasanya di antara amalan yang bisa menjadi sebab kita mendapatkan syafa'at Nabi Muhammad ﷺ di akhirat adalah membaca doa setelah mendengar azan, yaitu


للَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّة وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ


Dan di antara amalan tersebut adalah bersabar atas kesusahan dan kesempitan hidup di kota Madinah, kemudian meninggal di dalamnya. Rasulullah ﷺ bersabda,



لاَ يَصْبِرُ أَحَدٌ عَلَى لَأْوَائِهَا فَيَمُوتَ إِلاَّ كُنْتُ لَهُ شَفِيعًا أَوْ شَهِيدًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِذَا كَانَ مُسْلِمًا


Tidaklah bersabar seseorang atas kesusahan dan kesempitan hidup di Kota Madinah kemudian dia meninggal, kecuali aku akan menjadi pemberi syafa'at untuknya atau pemberi saksi untuknya di hari kiamat, apabila dia adalah orang islam (HR. Muslim )

Ada dua golongan dari umat Nabi Muhammad ﷺ yang tidak akan mendapatkan syafa'at beliau ﷺ Beliau bersabda,


صِنْفَانِ مِنْ أُمَّتِي لَنْ تَنَالَهُمَا شَفَاعَتِي: إِمَامٌ ظَلُومٌ غَشُوم ٌ، وَكُلُ غَالٍ مَارِقٍ


Dua golongan dari umatku yang tidak akan mendapatkan syafa'at dariku, pemimpin yang zhalim dan setiap orang yang berlebih-lebihan di dalam agama (Hadits Hasan Riwayat At-Thabrani di dalam Al-Mu'jamul Kabiir )

Kita memohon kepada Allah, semoga Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menerima syafa'at Nabi Muhammad ﷺ untuk kita semua.

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.




ah yang ke-66 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Syafa'at Bagi Para Pelaku Dosa Besar Bagian yang Ketiga"


Rasulullah ﷺ mengabarkan bahwasanya ada di antara umat Beliau ﷺ yang akan memberikan syafa'at bagi dua dan tiga orang.


Beliau ﷺ bersabda,

إِنَّ الرَّجُلَ لَيَشْفَعُ لِلرَّجُلَيْنِ وَالثَّلَاثَةِ


Sesungguhnya seseorang sungguh akan memberikan syafa'at bagi 2 orang dan 3 orang (Hadits Shahih Riwayat Al-Bazzar).

Para syuhada akan Allah berikan kesempatan untuk memberikan syafa'at bagi 70 orang kerabatnya. Beliau ﷺ bersabda,


يَشْفَعُ الشَّهِيدُ فِي سَبْعِينَ مِنْ أَهْلِ بَيْتِهِ

Orang yang mati syahid akan memberikan syafa'at bagi 70 orang kerabatnya (Hadits Shahih Riwayat Abu Daud).

Sebuah kebahagiaan yang luar biasa, seseorang memberi syafa'at untuk orang tua, anak-anak, istri dan saudara-saudaranya di saat mereka sangat membutuhkan. Ada di antara umat beliau ﷺ yang akan memberi syafa'at untuk orang banyak.

Rasulullah ﷺ bersabda,

يَدْخُلُ الْجَنَّةَ بِشَفَاعَةِ رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِي أَكْثَرُ مِنْ بَنِي تَمِيمٍ " . قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ سِوَاكَ قَالَ " سِوَاىَ "



Akan masuk surga lebih dari jumlah Bani Tamim dengan sebab syafa'at satu orang dari umatku. Dikatakan kepada beliau, Ya Rasulullah, apakah orang itu adalah selain dirimu? Beliau menjawab, Iya, dia adalah orang lain selain diriku (Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi).

Bani Tamim adalah qabilah yang terkenal besar di zaman Nabi ﷺ Semakin besar iman seseorang, maka akan semakin besar harapan untuk bisa memberi syafa'at kepada orang lain. Orang yang banyak melaknat orang lain di dunia tidak bisa memberi syafa'at di hari kiamat.

Rasulullah ﷺ bersabda,


إِنَّ الّلَعَانِيْنَ لَا يَكُوْنُوْنَ شُهَدَاءَ وَلَا شُفَعَاءَ يَوْمَ القِيَامَةِ



Orang-orang yang banyak melaknat tidak akan menjadi saksi dan tidak akan memberi syafa'at di hari kiamat (HR. Muslim)

Anak-anak orang yang beriman yang meninggal sebelum dewasa akan memberikan syafa'at bagi kedua orang tuanya.

Rasulullah ﷺ bersabda,

Anak-anak kecil orang-orang yang beriman akan menjadi da'anish surga.

Arti da'anish adalah jentik-jentik nyamuk yang senantiasa ada di kolam. Maksud Beliau ﷺ bahwasanya anak-anak kecil tersebut pasti akan masuk surga dan tidak akan pernah meninggalkannya.

Kemudian beliau ﷺ mengatakan,

Salah seorang di antara mereka menemui ayahnya atau kedua orang tuanya kemudian memegang pakaian atau memegang tangannya seperti aku mengambil ujung pakaianmu ini. Maka dia tidak akan melepaskan pegangannya sampai Allah memasukkan dia dan kedua orang tuanya ke dalam surga (HR. Muslim)

Ini adalah kabar gembira bagi setiap orang tua yang bersabar ketika diuji oleh Allah dengan meninggalnya anak yang belum dewasa. Puasa dan Al-Quran akan memberikan syafa'at.

Rasulullah ﷺ bersabda,

Puasa dan Al-Quran akan memberikan syafa'at pada hari kiamat untuk seorang hamba. Puasa berkata, "Wahai Rabb-ku aku telah menahannya dari makan dan syahwatnya di siang hari. Maka terimalah syafa'atku untuknya" Al-Quran berkata, "Wahai Rabb-ku sesungguhnya aku telah mencegahnya dari tidur di malam hari. Maka terimalah syafa'atku untuknya. Maka diterimalah syafa'at keduanya" (Hadits Shahih Riwayat Ahmad di dalam Musnad beliau).


Ini adalah dorongan bagi seseorang untuk berpuasa karena Allah dan menjaga adab-adabnya. Dan dorongan untuk membaca Al-Quran karena Allah dan menunaikan hak-haknya. Demikianlah mereka akan memberikan syafa'at setelah diizinkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى sebagai bentuk pemuliaan Allah kepada mereka.

Orang-orang yang bertauhid sajalah yang akan mendapatkan syafa'at. Adapun orang-orang musyrik, orang-orang kafir dan orang-orang munafik, maka mereka tidak akan mendapatkan syafa'at سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman  


فَمَا تَنفَعُهُمۡ شَفَـٰعَةُ ٱلشَّـٰفِعِينَ


"Maka tidak akan bermanfaat bagi mereka syafaat orang-orang yang memberikan syafa'at." (Al-Muddatsir : 48)

Orang-orang yang berdoa kepada Nabi atau Malaikat atau Orang-orang shaleh dengan alasan ingin mendapatkan syafa'at mereka, justru tidak mendapatkan syafa'at, karena mereka telah membatalkan iman mereka dengan menyekutukan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى di dalam beribadah.

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.




Halaqah yang ke-67 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Al-Qantarah dan Qishas Antara Orang-orang yang Beriman"

Al-Qantarah secara bahasa adalah jembatan. Adapun secara syariat maka yang dimaksud dengan Al-Qantarah adalah jembatan lain setelah shirath yang terletak antara neraka dan surga, tempat berkumpulnya orang-orang yang beriman setelah melewati neraka sebelum masuk ke dalam surga. Termasuk beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya Al-Qantarah ini. Tempat akan dibersihkan hati-hati orang-orang yang beriman dengan di qishas di antara mereka. Dan ini menunjukkan keadilah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى

Rasulullah ﷺ bersabda,


يخْلُصُ الْمُؤْمِنُونَ مِنَ النَّارِ فَيُحْبَسُونَ عَلَى قَنْطَرَةٍ بَيْنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ فَيُقَصُّ لِبَعْضِهِمْ مِنْ بَعْضٍ مَظَالِمُ كَانَتْ بَيْنَهُمْ فِي الدُّنْيَا حَتَّى إِذَا هُذِّبُوا وَنُقُّوا أُذِنَ لَهُمْ فِي دُخُولِ الْجَنَّةِ، فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لَأَحَدُهُمْ أَهْدَى بِمَنْزِلِهِ فِي الْجَنَّةِ مِنْهُ بِمَنْزِلِهِ كَانَ فِي الدُّنْيَا


Orang-orang yang beriman yang selamat dari neraka, mereka akan ditahan di Al-Qantarah yang terletak di antara surga dan neraka. Kemudian di qishas kedzaliman-kedzaliman yang terjadi di antara mereka di dunia. Sehingga apabila sudah dibersihkan dan disucikan mereka akan diizinkan untuk masuk surga. Dan demi Zat Yang Jiwa Muhammad berada di tangan-Nya. Sungguh salah seorang dari mereka lebih mengetahui rumahnya di surga dari pada rumahnya di dunia (HR. Bukhari)

Yang akan dibersihkan di sini adalah ghill yang ada didalam hati-hati orang-orang yang beriman, seperti hasad, dendam, kebencian dan lain-lain yang kadang terjadi di antara mereka. Semakin bersih hati seseorang di dunia dari ghill maka akan semakin sebentar qishasnya dan akan semakin cepat dia masuk ke dalam surga. Sebaliknya, semakin banyak ghill hasad, dendam dan kebencian kepada sesama orang yang beriman, maka akan semakin lama qishasnya dan semakin lama dia masuk ke dalam surga.


Qishas di Al-Qantarah ini terjadi di antara orang yang beriman saja, dengan maksud pembersihan hati. Adapun Qishas di Padang Mahsyar, maka untuk semua makhluk yang kafir maupun yang mukmin. Yang mencakup qishas karena kedzaliman harta, fisik maupun kehormatan. Apabila sudah bersih dari ghill barulah mereka bisa masuk surga. Karena tidak masuk surga kecuali orang yang sudah benar-benar sudah bersih dan baik keadaannya. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman 


وَنَزَعۡنَا مَا فِى صُدُورِهِم مِّنۡ غِلٍّ إِخۡوَٲنًا عَلَىٰ سُرُرٍ۬ مُّتَقَـٰبِلِينَ


"Dan Kami akan hilangkan ghill dari dalam dada-dada mereka." (Al-Hijr : 47)

Semoga Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى membersihkan hati kita dan saudara-saudara kita dari hasad, dendam dan kebencian yang tidak dibenarkan dan semoga Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang mudah untuk memaafkan orang lain.

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.



Halaqah yang ke-68 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Masuknya Orang-orang yang Beriman ke Dalam Surga Bagian yang Pertama"

Setelah dibersihkan hatinya, maka orang-orang yang beriman akan digiring menuju surga dengan terhormat dan dimuliakan. Allah akan kembali memuliakan Nabi-Nya di hadapan orang-orang yang beriman. Beliau ﷺ akan di izinkan untuk memberi syafa'at bagi calon penduduk surga, supaya dibukakan pintu surga. Syafa'at ini juga termasuk syafa'at khusus bagi Beliau ﷺ Beliaulah ﷺ yang pertama kali akan mengetuk pintu surga.

Beliau ﷺ bersabda,


وَأَنَا أَوَّلُ مَنْ يَقْرَعُ بَابَ الْجَنَّةِ


Dan akulah yang pertama kali akan mengetuk pintu surga (HR. Muslim)

Beliau ﷺ juga bersabda,


آتِي بَابَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَسْتفْتِحُ، فَيَقُولُ الْخَازِنُ: مَنْ أَنْتَ؟ فَأَقُولُ: مُحَمَّدٌ، فَيَقُولُ: بِكَ أُمِرْتُ لَا أَفْتَحُ لِأَحَدٍ قَبْلَكَ 


Aku akan mendatangi pintu surga pada hari kiamat. Kemudian aku minta untuk dibuka. Berkatalah penjaga surga, Siapa kamu? Aku menjawab, Muhammad. Berkatalah Penjaga pintu surga Denganmulah aku diperintah aku tidak membuka untuk seorang pun sebelummu (HR. Muslim)

Dibukalah pintu-pintu surga dan masuklah penduduk surga dengan disambut oleh para malaikat. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman yang artinya

"Dan orang-orang yang bertakwa kepada Rabb mereka akan digiring ke surga secara berombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke surga, dan pintu-pintunya telah dibuka, dan berkatalah penjaga-penjaga surga kepada mereka, Salam atas kalian. Kalian telah baik, maka masuklah kalian ke dalam surga, sedang kalian kekal di dalamnya." 

"Dan mereka mengucapkan, Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janjinya untuk kami dan telah memberi kami tempat ini. Kami diperkenankan menempati tempat di dalam surga dimana saja kami kehendaki. Maka surga itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal." (Az-zumar 73-74)


Umat Nabi Muhammad ﷺ merekalah yang pertama kali akan masuk surga sebelum umat yang lain. Beliau ﷺ bersabda,


نَحْنُ الْآخِرُونَ الْأَوَّلُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَنَحْنُ أَوَّلُ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ


Kita adalah umat terakhir tapi akan menjadi yang pertama di hari kiamat. Dan kita yang pertama kali akan masuk surga (HR. Bukhari dan Muslim)


Rombongan pertama dari umat Muhammad ﷺ yang akan masuk surga, wajah-wajah mereka terang seperti bulan di malam bulan purnama. (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu)

Di dalam hadits Sahl Ibnu Sa'ad Radhiyallahu 'anhu yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah ﷺ bersabda,


Akan masuk surga dari umatku 70.000 atau 700.000 (keraguan dari perawi hadits). Mereka saling bergandengan tangan di antara mereka sehingga masuklah awal mereka dan akhir mereka ke dalam surga. Wajah-wajah mereka seperti cahaya bulan di malam bulan purnama. Ada yang mengatakan merekalah orang-orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab.


Dan sabda Beliau ﷺ


Sehingga masuklah awal mereka dan akhir mereka ke dalam surga 

maksudnya mereka akan masuk ke dalam surga dalam keadaan satu shof secara serentak. Dan ini menunjukkan sangat besarnya pintu surga. 

Rasulullah ﷺ mengabarkan bahwasanya orang-orang fakir muhajirin akan lebih dahulu masuk ke dalam surga 40 tahun sebelum orang-orang kaya muhajirin. (HR. Muslim)

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.




Halaqah yang ke-69 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Masuknya Orang-orang Yang Beriman Ke Dalam Surga Bagian yang Kedua"

Rasulullah ﷺ telah menyebutkan di dalam hadits Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu 'anhu yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim tentang orang yang terakhir masuk ke dalam surga. Beliau ﷺ bersabda,


Sesungguhnya aku mengetahui orang yang paling terakhir keluar dari neraka dan paling terakhir masuk ke dalam surga. Seorang laki-laki keluar dari neraka dalam keadaan merayap, 

Maka Allah berkata kepadanya, Pergilah dan masuklah ke dalam surga. 


Diapun mendatangi surga, kemudian dibuat terbayang baginya bahwa surga telah penuh. Diapun kembali dan berkata,


Wahai Rabb-ku aku mendapatkan surga sudah penuh. 

Allah berkata, Pergilah dan masuklah, 

Maka dia mendatangi surga kemudian dibuat terbayang baginya bahwa surga telah penuh. Diapun kembali dan berkata,


Wahai Rabb-ku, aku mendapatkan surga telah penuh 

Allah berkata, Pergilah dan masuklah. 


Maka sungguh untukmu semisal dengan dunia dan sepuluh kali lipat dari dunia. Atau bagimu sepuluh kali lipat dari dunia.

Maka hamba tersebut berkata, Apakah Engkau mengejekku? Atau menertawakanku, sedangkan Engkau adalah Raja?

Berkata Abdullah Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'anhu,


Sungguh aku melihat Rasulullah ﷺ tertawa sampai kelihatan gigi geraham beliau.

Dikatakan bahwa orang ini adalah penduduk surga yang paling rendah tingkatannya. Pintu-pintu surga ada delapan. Rasulullah ﷺ bersabda, 


فِي الجَنَّةِ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابٍ، فِيهَا بَابٌ يُسَمَّى الرَّيَّانَ، لاَ يَدْخُلُهُ إِلَّا الصَّائِمُونَ


Di dalam surga ada delapan pintu , di antaranya sebuah pintu yang bernama Ar-rayyan, tidak memasukinya kecuali orang-orang yang puasa. (HR. Bukhari dari Sahl Ibnu Sa'ad Radhiyallahu 'anhu)


Rasulullah ﷺ telah mengabarkan beberapa nama dari pintu-pintu surga. Beliau ﷺ bersabda,


Barangsiapa yang menginfakkan dua pasang unta di jalan Allah, maka akan dipanggil dari Pintu-pintu surga. Wahai Abdullah ini adalah baik. Maka barangsiapa yang termasuk ahli shalat, dia akan dipanggil dari pintu shalat. Dan barangsiapa yang termasuk ahli jihad, maka akan dipanggil dari pintu jihad. Dan barang siapa yang termasuk ahli puasa, maka akan dipanggil dari pintu ar-rayyan. Dan barangsiapa yang termasuk ahli shadaqah, maka akan dipanggil dari pintu shadaqah. 


Berkata Abu Bakar Radhiyallahu 'anhu,


Tebusanku bapak dan ibuku Yaa Rasulullah. Tidak ada yang rugi dipanggil dari pintu manapun. Apakah ada yang dipanggil dari semua pintu? Beliau ﷺ berkata, Ya, dan aku berharap engkau termasuk mereka. (HR. Bukhari dan Muslim)


Orang yang memperbaiki wudhunya kemudian membaca dua kalimat syahadat, maka akan dibuka untuknya 8 pintu surga. Rasulullah ﷺ bersabda,

Tidaklah salah seorang di antara kalian berwudhu kemudian memperbaiki wudhunya kemudian berkata,


 أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، وَ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُُالله وَرَسُوْلُهُ 


kecuali akan dibuka baginya delapan pintu surga, silahkan dia memasuki dari mana saja  dia kehendaki (HR. Musim)


Delapan pintu surga ini dibuka setiap tahun di bulan Ramadhan. Rasulullah ﷺ bersabda, 


إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جهنم وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ


Apabila masuk bulan Ramadan, maka akan dibuka Pintu-pintu surga dan akan ditutup Pintu-pintu Jahanam dan akan dibelenggu setan-setan. (HR. Bukhari dan Muslim)


Ada di antara pintu-pintu surga yang jarak antara kedua tepi seperti jarak antara kota Mekah dan kota Bushra atau kota Mekkah dan kota Hajar (HR. Bukhari dan Muslim )


Hajar adalah kota masyhur di Bahrain dan Bushra adalah kota masyhur di Suriah. Apabila diukur maka jarak antara kota Mekkah dengan kedua kota tersebut kurang lebih 1200 km. Di dalam hadits yang lain,

Rasulullah ﷺ mengabarkan bahwasanya ada di antara pintu-pintu surga yang jarak kedua tepinya 40 tahun perjalanan. (HR. Muslim )


Semoga Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memudahkan jalan kita menuju surga.

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.




Halaqah yang ke-70 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Derajat-derajat Al-jannah atau Surga"

Al-Jannah memiliki derajat yang banyak dan para penduduknya memiliki derajat yang berbeda sesuai dengan kadar iman dan taqwa mereka. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman 


وَمَن يَأۡتِهِۦ مُؤۡمِنً۬ا قَدۡ عَمِلَ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ لَهُمُ ٱلدَّرَجَـٰتُ ٱلۡعُلَىٰ


"Dan barangsiapa yang datang kepada Allah dalam keadaan beriman dan telah mengamalkan amal-amal yang shaleh, maka merekalah yang akan mendapatkan derajat-derajat yang paling tinggi." (Thaha : 75)

Dan yang paling tinggi derajatnya adalah Rasulullah ﷺ,

Beliau ﷺ bersabda,

Apabila kalian mendengar muadzin, maka katakan seperti yang ia katakan, kemudian bershalawatlah untukku, karena barangsiapa bershalawat untukku sekali, maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى akan bershalawat untuknya sepuluh kali. Kemudian mintalah kepada Allah untukku Al-Wasilah. Karena sesungguhnya Al-wasilah adalah sebuah kedudukan di surga yang tidak pantas kecuali untuk seorang hamba di antara hamba-hamba Allah. Dan aku berharap akulah hamba tersebut. Maka barangsiapa yang memintakan untukku Al-Wasilah, dia berhak untuk mendapatkan syafa'at (HR. Muslim).

Rasulullah ﷺ telah mengabarkan bagaimana ketinggian derajat sebagian orang-orang yang beriman, dibandingkan penduduk surga yang lain.

Beliau ﷺ bersabda,
Sesungguhnya penduduk surga akan melihat Ahlul Ghurf, yaitu penduduk surga yang memiliki kedudukan paling tinggi yang ada di atas mereka, seperti kalian melihat bintang yang masih tersisa di ufuk timur maupun barat. Yang demikian karena jauhnya perbedaan kedudukan di antara mereka. Mereka berkata, Yaa Rasulullah, bukankah itu adalah kedudukan para Nabi yang tidak dicapai oleh yang lain?

Beliau ﷺ bersabda, Iya, demi Zat Yang Jiwaku ada di tangan-Nya mereka adalah orang-orang yang beriman dan membenarkan para Rasul (HR. Bukhari dan Muslim).


Di antara orang-orang beriman yang akan mendapatkan kedudukan yang tertinggi adalah Abu Bakar dan Umar Radhiyallahu 'anhuma.

Sesungguhnya orang-orang yang memiliki derajat atau kedudukan yang paling tinggi akan dilihat oleh orang-orang yang ada di bawah mereka seperti kalian melihat bintang yang baru terbit di ufuk langit. Dan sesungguhnya Abu Bakar dan Umar termasuk mereka. Dan mereka berdua akan mendapatkan nikmat (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah).

Para mujahidin fii sabilillah, mereka termasuk orang-orang yang memiliki kedudukan yang tinggi di dalam surga.

Rasulullah ﷺ bersabda,

Sesungguhnya di dalam surga ada seratus derajat yang Allah sediakan bagi orang-orang yang berjihad di jalan Allah. Setiap dua derajat seperti antara langit dan bumi. Maka apabila kalian meminta kepada Allah, mintalah Al-Firdaus. Karena sesungguhnya Al-Firdaus adalah surga yang paling afdhal dan surga yang paling tinggi. Di atasnya ada arsyurrahman. Dan di sanalah terpancar sungai-sungai surga (HR. Bukhari).

Orang yang memberikan nafkah kepada janda dan orang miskin, maka dia akan mendapatkan pahala orang yang berjihad di jalan Allah atau seperti orang yang berpuasa di siang hari dan shalat di malam hari. Sebagaimana diriwayatkan dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim.

Rasulullah ﷺ bersabda,

Barangsiapa yang memberi nafkah dua orang anak wanita sampai dia baligh, maka dia akan datang pada hari kiamat, aku dan dia (kemudian beliau ﷺ menggenggam jari-jari beliau) (HR. Muslim).

Dan ini menunjukkan ketinggian derajat orang tersebut.

Rasulullah ﷺ bersabda,

Orang yang menanggung anak yatim miliknya atau milik orang lain, aku dan dia di surga seperti dua jari ini (HR. Muslim).

Dan ini menunjukkan ketinggian derajat orang tersebut. Karena yang dimaksud dengan dua jari di sini adalah jari telunjuk dan jari tengah. Dan di dalam hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Tirmidzi,

Rasulullah ﷺ bersabda,

Sesungguhnya termasuk orang yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat denganku majelisnya di hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya di antara kalian.

Orang tua bisa ditinggikan derajatnya di dalam surga karena sebab istighfar anaknya.

Rasulullah ﷺ bersabda,

Sungguh seseorang akan diangkat derajatnya di surga, maka dia berkata, Dari mana ini? Dikatakan kepadanya, Ini semua karena istighfar anakmu untukmu (Hadits Shahih Riwayat Ibnu Majah).


Ini adalah dorongan bagi orang tua untuk mendidik anaknya dengan baik. Dan penghuni surga yang paling rendah derajatnya telah kita sebutkan dalam halaqah sebelumnya.

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.




Halaqah yang ke-71 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Al-Jannah dan Kenikmatannya Bagian yang Pertama"

Al-Jannah secara bahasa adalah kebun. Dan secara syariat. Al-Jannah adalah negeri di akhirat yang penuh dengan kenikmatan yang Allah sediakan bagi orang-orang yang bertakwa. Kenikmatan yang tidak pernah terbetik di dalam hati manusia. Bagaimanapun besar kenikmatan di dunia, maka tidak akan menyamai kenikmatan di surga. Dan bagaimanapun kita berusaha mengkhayal sebuah kenikmatan, maka tidak akan setara dengan kenikmatan di dalam surga. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman 


فَلَا تَعۡلَمُ نَفۡسٌ۬ مَّآ أُخۡفِىَ لَهُم مِّن قُرَّةِ أَعۡيُنٍ۬ جَزَآءَۢ بِمَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ



"Maka sebuah jiwa tidak mengetahui apa yang tersimpan untuknya, berupa kenikmatan yang menyejukkan mata. Sebagai balasan atas apa yang sudah mereka amalkan." (As-Sajadah : 17)

Rasulullah ﷺ bersabda

قَالَ اللَّهُ أَعْدَدْتُ لِعِبَادِى الصَّالِحِينَ مَا لاَ عَيْنَ رَأَتْ ، وَلاَ أُذُنَ سَمِعَتْ ، وَلاَ خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ


Allah ta'ala berkata, Aku siapkan bagi hamba-hamba-Ku yang shaleh, kenikmatan yang tidak pernah dilihat oleh mata dan tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah terbetik di dalam hati manusia (HR. Bukhari dan Muslim)

Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah mengabarkan kepada kita sebagian dari kenikmatan surga. Nama-nama kenikmatan di dalam surga yang Allah kabarkan kepada kita sama dengan nama-nama kenikmatan yang ada di dunia. Namun memiliki sifat yang berbeda. Rumah di surga lain dengan rumah di dunia, meskipun namanya sama-sama rumah. Demikian pula buah-buahan di surga jauh lebih nikmat dari pada buah-buahan di dunia, meski sama namanya. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman 


ڪُلَّمَا رُزِقُواْ مِنۡہَا مِن ثَمَرَةٍ۬ رِّزۡقً۬ا‌ۙ قَالُواْ هَـٰذَا ٱلَّذِى رُزِقۡنَا مِن قَبۡلُ‌ۖ وَأُتُواْ بِهِۦ مُتَشَـٰبِهً۬ا‌ۖ 


"Setiap kali mereka diberi buah-buahan dari surga mereka berkata, Inilah rezeki yang telah diberikan kepada kami dahulu di dunia. Mereka diberi buah-buahan yang serupa......" (Al-Baqarah : 25)

Ada yang mengatakan serupa warna, bentuk dan namanya. Namun berbeda rasa dan kelezatannya. Orang yang masuk ke dalam surga dan merasakan sedikit dari kenikmatan surga akan merasa bahwa dia tidak pernah susah di dunia.

Rasulullah ﷺ bersabda,

Dan akan didatangkan seorang penduduk surga yang paling susah di dunia. Kemudian dicelupkan sekali celupan di dalam surga. Kemudian ditanya, Wahai anak Adam, pernahkah engkau merasakan kesengsaraan? Apakah pernah engkau tertimpa kesusahan? Dia menjawab, Tidak pernah Demi Allah. Wahai Rabb-ku tidak pernah aku sengsara dan tidak pernah aku melihat kesusahan (HR. Muslim)

Dan di antara kesempurnaan kenikmatan surga, bahwa apa yang kita inginkan akan diberi oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman 


لَّهُمۡ فِيهَا مَا يَشَآءُونَ خَـٰلِدِينَ‌ۚ


"Bagi merekalah apa yang mereka inginkan, di dalam surga mereka kekal di dalamnya." (Al-Furqan : 16)

Oleh karena itu, di antara nama-nama surga adalah Jannaatun Na'im yaitu jannah yang penuh dengan kenikmatan (Lihat Surat Luqman : 8)

Dan di antara nama-nama surga adalah Daarussalam yang artinya negeri yang selamat. Maksudnya selamat dari semua kekurangan dan kejelekan (Lihat Surat Al-An'am : 127)

Dan di antara nama surga adalah Maqaam Amiin yang artinya tempat tinggal yang aman. Yaitu aman dari segala musibah dan kejelekan (Lihat Surat Ad-Dukhan : 51)

Dan di antara nama surga adalah Daarul Muqaamah yang artinya negeri yang terus menerus ditempati (Lihat Surat Faathir  : 35)

Demikianlah kesempurnaan kenikmatan di dalam surga, negeri yang penuh dengan kenikmatan, selamat dari semua kekurangan, aman dari segala musibah dan kekal selama-lamanya.

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.





Halaqah yang ke-72 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Al-Jannah dan Kenikmatannya Bagian yang Kedua"

Luas surga adalah seluas langit dan bumi. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman


وَسَارِعُوٓاْ إِلَىٰ مَغۡفِرَةٍ۬ مِّن رَّبِّڪُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا ٱلسَّمَـٰوَٲتُ وَٱلۡأَرۡضُ


"Dan hendaklah kalian berlomba-lomba untuk mendapatkan ampunan dari Rabb kalian. Dan berlomba untuk mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi." (Ali-Imran : 133)


Para penduduk surga akan mendapatkan rumah-rumah yang mewah. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman


لَـٰكِنِ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَوۡاْ رَبَّہُمۡ لَهُمۡ غُرَفٌ۬ مِّن فَوۡقِهَا غُرَفٌ۬ مَّبۡنِيَّةٌ۬ تَجۡرِى مِن تَحۡتِہَا ٱلۡأَنۡہَـٰرُ‌ۖ


"Akan tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Allah, bagi mereka kamar-kamar di dalam surga, yang di atasnya ada kamar-kamar yang dibangun" (Az-Zumar : 20)


Rasulullah ﷺ telah mengabarkan tentang bangunan dan tanah di surga. Ketika beliau ﷺ ditanya oleh para sahabat tentang bangunan surga, Beliau ﷺ berkata,


Batu bata dari perak dan batu bata dari emas, lumpurnya bau wangi kasturi yang sangat harum. Kerikilnya mutiara dan batu mulia. Tanahnya elok seperti warna za'faron (Hadits shahih riwayat Tirmidzi)


Di dalam sebuah hadits Rasulullah ﷺ mengabarkan bahwasanya


orang yang shalat dua belas raka'at setiap hari, maka akan dibangunkan rumah di surga (HR. Muslim)

Maksud dari dua belas raka'at adalah shalat rawatib yang terdiri dari empat raka'at sebelum dzhuhur, dua raka'at setelah dzhuhur, dua raka'at setelah maghrib, dua raka'at setelah isya' dan dua raka'at sebelum shubuh.


Di dalam surga juga ada kemah. Rasulullah ﷺ bersabda,


Kemah di surga terbuat dari mutiara-mutiara yang berongga  dalamnya, tinggi kemah tersebut 30 mil ke atas (HR. Bukhari)

Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mengabarkan dalam Surat Al-Baqarah : 25

dan juga ayat-ayat yang lain bahwasanya surga di bawahnya mengalir sungai-sungai. Dan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mengabarkan di dalam ayat yang lain bahwa di dalam surga ada sungai dari air yang tidak akan payau, ada sungai dari susu yang tidak akan berubah rasanya. Ada sungai-sungai dari khamr yang lezat bagi orang-orang yang meminumnya, Dan ada sungai-sungai dari madu yang tersaring lagi bersih (Lihat Surat Muhammad:15)


Dan di antara sungai-sungai yang ada adalah Al-Kautsar, sungai yang Allah berikan untuk Rasulullah ﷺ. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman 


إِنَّآ أَعۡطَيۡنَـٰكَ ٱلۡكَوۡثَرَ


"Sungguh Aku telah memberimu wahai Muhammad, Al-Kautsar." (Al-Kautsar : 1)


Di dalam surga juga ada mata air-mata air yang mengalir. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman


إِنَّ ٱلۡمُتَّقِينَ فِى جَنَّـٰتٍ۬ وَعُيُونٍ


"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam kebun-kebun dan mata air-mata air yang mengalir" (Adz-Dzariyat : 15)


Dan di antara nama mata air surga adalah salsabil (Lihat Al-Insan : 15)

Di dalam surga juga ada pohon-pohon. Rasulullah ﷺ menyebutkan di dalam sebuah hadits,


Sesungguhnya di dalam surga ada sebuah pohon yang apabila seorang pengendara berjalan menuruti bayangannya, yaitu bayangan pohon tersebut, niscaya 100 tahun dia tidak akan selesai (HR. Bukhari)


Dan di antara pohon surga adalah Sidratul Muntaha yang Allah sebutkan dalam Surat An-Najm : 14.

Adapun bau wanginya maka Rasulullah ﷺ telah mengabarkan di dalam sebuah hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Majah,

وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ سَبْعِينَ خَرِيْفاً


Sungguh bau wangi surga tercium dari jarak perjalanan 70 tahun.

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.



Halaqah yang ke-73 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Al-Jannah dan Kenikmatannya Bagian yang Ketiga"

Di antara makanan penduduk surga adalah daging burung dan buah-buahan. Mereka akan meminum arak di dalam surga yang tidak memabukkan dan tidak membuat pening kepala. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman


يَطُوفُ عَلَيۡہِمۡ وِلۡدَٲنٌ۬ مُّخَلَّدُونَ (١٧) بِأَكۡوَابٍ۬ وَأَبَارِيقَ وَكَأۡسٍ۬ مِّن مَّعِينٍ۬ (١٨) لَّا يُصَدَّعُونَ عَنۡہَا وَلَا يُنزِفُونَ (١٩) وَفَـٰكِهَةٍ۬ مِّمَّا يَتَخَيَّرُونَ (٢٠) وَلَحۡمِ طَيۡرٍ۬ مِّمَّا يَشۡتَہُونَ (٢١


"Mereka akan dikelilingi oleh anak-anak muda yang akan tetap muda, dengan membawa gelas, cerek dan seloki atau piala yang berisi arak yang diambil dari mata air yang mengalir. Mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk. Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih. Dan daging burung dari apa yang mereka inginkan" (Al-Waqi'ah : 17-21)

Rasulullah ﷺ bersabda,

Di dalam surga ada burung yang lehernya seperti leher unta, Kemudian beliau ﷺ mengatakan, Yang memakannya lebih baik dari padanya (Hadits hasan riwayat Tirmidzi)


Makanan pertama penduduk surga adalah tambahan hati ikan paus (HR. Bukhari)

Maksudnya adalah sepotong daging yang menggantung pada hati ikan paus dan dia adalah bagian yang paling lezat dari hati ikan paus.

Di dalam hadits Tsauban Radhiyallahu 'anhu yang diriwayatkan oleh Imam Muslim,

Beliau ﷺ ditanya oleh seorang ulama Yahudi, Apa yang mereka makan setelah itu? Beliau ﷺ berkata, Akan disembelih bagi mereka sapi jantan dari surga yang akan dimakan oleh semua penduduk surga.

Ulama Yahudi tersebut berkata, Apa yang mereka minum setelahnya?


Beliau ﷺ berkata, mereka akan minum dari mata air di dalam surga yang dinamakan salsabil.


Para penduduk surga makan bukan karena lapar, dan minum bukan karena haus. Dan mereka tidak mengeluarkan kotoran.

Rasulullah ﷺ bersabda,

Sesungguhnya penduduk surga makan dan minum. Dan tidak meludah, tidak buang air kecil, tidak buang air besar dan tidak membuang ingus. Mereka bertanya, Lalu ke mana makanannya? Beliau ﷺ mengatakan, Menjadi sendawa dan keringat, seperti keringat minyak kasturi (HR. Muslim)


Bejana-bejana mereka seperti piring, cangkir dan teko terbuat dari emas dan perak.

Rasulullah ﷺ bersabda,

Dua surga terbuat dari perak, bejana-bejana keduanya dan apa-apa yang ada di dalam keduanya. Dua surga terbuat dari emas, bejana-bejana keduanya dan apa-apa yang ada di dalam keduanya (HR. Bukhari dan Muslim)

Pakaian penduduk surga terbuat dari sutra, memakai perhiasan dari emas, perak dan mutiara. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman


يُحَلَّوۡنَ فِيهَا مِنۡ أَسَاوِرَ مِن ذَهَبٍ۬ وَلُؤۡلُؤً۬ا‌ۖ وَلِبَاسُهُمۡ فِيهَا حَرِيرٌ۬


"Mereka diberi perhiasan gelang dari emas dan perhiasan mutiara, dan pakaian mereka dari sutra" (Al-Hajj : 23)

Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman

عَـٰلِيَہُمۡ ثِيَابُ سُندُسٍ خُضۡرٌ۬ وَإِسۡتَبۡرَقٌ۬‌ۖ وَحُلُّوٓاْ أَسَاوِرَ مِن فِضَّةٍ۬ وَسَقَٮٰهُمۡ رَبُّہُمۡ شَرَابً۬ا طَهُورًا


"Mereka akan memakai pakaian dalam dari sutra halus yang berwarna hijau dan memakai pakaian luar dari sutra tebal dan dihiasi dengan gelang dari perak dan Rabb mereka memberi minum kepada mereka dengan air yang sangat bersih" (Al-Insan : 21)

Mereka akan bersandar di atas permadani yang dalamnya terbuat dari sutra tebal (Lihat Ar-Rahman : 54)

Dan akan bersandar di atas sofa yang tersusun (Lihat At-Thur : 20)

Para penduduk surga akan saling bertemu dan bertegur sapa. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman 


وَأَقۡبَلَ بَعۡضُہُمۡ عَلَىٰ بَعۡضٍ۬ يَتَسَآءَلُونَ (٢٥) قَالُوٓاْ إِنَّا ڪُنَّا قَبۡلُ فِىٓ أَهۡلِنَا مُشۡفِقِينَ (٢٦)فَمَنَّ ٱللَّهُ عَلَيۡنَا وَوَقَٮٰنَا عَذَابَ ٱلسَّمُومِ (٢٧) إِنَّا ڪُنَّا مِن قَبۡلُ نَدۡعُوهُ‌ۖ إِنَّهُ ۥ هُوَ ٱلۡبَرُّ ٱلرَّحِيمُ (٢٨

"Dan mereka akan saling berhadapan dan saling bertanya. Mereka berkata, Sesungguhnya kita dahulu di dunia sewaktu berada di tengah-tengah keluarga kita merasa takut dengan adzab. Maka Allah memberikan karunia kepada kita. Dan memelihara kita dari azab neraka. Sesungguhnya kita dahulu menyembahnya sejak dahulu dan Dia-lah yang Maha Melimpahkan Kebaikan dan Maha Penyayang" (At-Thur : 25-28)

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.




Halaqah yang ke-74 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Al-Jannah dan Kenikmatannya Bagian yang Ke Empat"

Para penduduk surga akan masuk ke dalam surga seperti manusia yang berumur 33 tahun.

Rasulullah ﷺ bersabda,


يَدْخُلُ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ جُرْدًا مُرْدًا مُكَحَّلِينَ أَبْنَاءَ ثَلَاثٍ وَثَلَاثِينَ سَنَةً


Penduduk surga akan masuk ke dalam surga dalam keadaan kulit tidak berambut, tidak berjenggot, bercelak matanya seperti manusia yang berumur 30 atau 33 tahun (Hadits Hasan Riwayat Tirmidzi).

Tiga puluh atau tiga puluh tiga adalah keraguan dari rawi. Dan di dalam hadits hasan yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu disebutkan bahwasanya mereka akan masuk surga dalam keadaan kulit berwarna putih, berumur tiga puluh tiga tahun dengan tinggi enam puluh hasta. Satu hasta adalah dari siku ke ujung jari.

Allah akan menikahkan para laki-laki penduduk surga dengan bidadari yang sempurna kecantikannya.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman

وَزَوَّجۡنَـٰهُم بِحُورٍ عِينٍ۬


"Dan Kami akan menikahkan mereka dengan bidadari-bidadari" (Ath-Thuur : 20)

Dan yang dimaksud dengan Huur adalah wanita-wanita yang putih matanya sangat putih. Dan bagian hitam matanya sangat hitam. Dan 'iin adalah wanita-wanita yang lebar matanya. Allah menyebutkan bahwasanya bidadari-bidadari tersebut besar payudaranya dan sebaya umurnya (An-Nabaa : 33).

Mereka diciptakan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى secara langsung dalam keadaan perawan dan penuh rasa cinta kepada suaminya (Al-Waqi'ah : 35-37)

Sangat cantik seperti mutiara yang tersimpan, yang tidak berubah warnanya (Al-Waqi'ah : 23)

Dan ada yang seperti batu mulia dan mereka menjaga pandangan mereka hanya untuk suaminya (Ar-Rahman : 56-58).

Para bidadari tersebut tidak pernah haid dan mereka bersih dari segala kotoran (Al-Baqarah : 25)

Rasulullah ﷺ menyebutkan bahwasanya
seandainya seorang bidadari muncul dan melihat ke bumi, niscaya dia akan menyinari apa yang ada di antara surga dan bumi. Dan niscaya akan memenuhi antara surga dan bumi dengan bau wangi. Dan sungguh khimar atau kerudung seorang bidadari lebih baik dari pada dunia dan seisinya (Hadits Riwayat Bukhari).


Para bidadari tersebut akan cemburu bila suaminya yang sedang di dunia disakiti oleh istrinya di dunia, sebagaimana tersebut didalam hadits yang shahih riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah.

Lelaki penduduk surga akan diberi kekuatan seratus kali lipat dalam makan, minum, syahwat dan mendatangi istrinya (Hadits Shahih Riwayat Ath-Thabrani dalam Al-Mu'jamul Kabiir).


Istri di dunia akan menjadi istri di akhirat apabila istri tersebut beriman. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman


جَنَّـٰتُ عَدۡنٍ۬ يَدۡخُلُونَہَا وَمَن صَلَحَ مِنۡ ءَابَآٮِٕہِمۡ وَأَزۡوَٲجِهِمۡ وَذُرِّيَّـٰتِہِمۡ‌ۖ


"Surga-surga yang mereka akan masuk ke dalamnya dan juga orang-orang yang shaleh dari bapak-bapak mereka, istri-istri mereka dan keturunan-keturunan mereka" (Ar-Ra'ad : 23)

Para penduduk surga akan dilayani oleh anak-anak muda yang Allah ciptakan di dalam surga, mereka sangat indah dipandang dan banyak seperti mutiara-mutiara yang bertebaran (Lihat Al-Waqi'ah : 17 dan Al-Insan : 19)

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.



Halaqah yang ke-75 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Al-Jannah dan Kenikmatannya Bagian yang Ke Lima"

Sebagian besar penduduk surga adalah orang-orang lemah. Rasulullah ﷺ bersabda,


فَكَانَ عَامَّةُ مَنْ دَخَلَهَا الْمَسَاكِينَ


Maka sebagian besar orang yang memasukinya adalah orang-orang miskin (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah ﷺ telah mengabarkan beberapa nama penduduk surga, di antaranya Abu Bakr, Umar, Utsman dan Ali Radhiyallahu 'anhum. Sebagaimana di dalam hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Tirmidzi.


Kenikmatan paling besar penduduk surga di atas segala kenikmatan surga yang mereka rasakan adalah memandang wajah Allah yang mulia

Rasulullah ﷺ bersabda,

Apabila penduduk surga masuk ke dalam surga maka Allah Tabaraka wa ta'ala akan berkata, Apakah kalian menginginkan aku tambah kenikmatan kepada kalian? Mereka berkata, Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam surga? Dan menyelamatkan kami dari neraka? Allah pun menyingkap hijab, maka mereka tidak diberi sesuatu yang lebih mereka cintai dari pada melihat kepada Rabb mereka 'Azza wa jalla (HR. Muslim).


Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman


لِّلَّذِينَ أَحۡسَنُواْ ٱلۡحُسۡنَىٰ وَزِيَادَةٌ۬‌ۖ


Bagi orang-orang yang berbuat baik adalah surga dan tambahan"(Yunus : 26)

"Tambahan" dalam ayat di atas adalah memandang wajah Allah. Sebagaimana datang tafsirnya dari para sahabat seperti Abu Bakr, Abu Musa Al-Asy'ari dan Hudzaifah Radhiyallahu 'anhum.


Para penduduk surga akan sangat berbahagia dan wajah mereka berseri-seri ketika melihat Allah 'Azza wa jalla, Dzat yang selama di dunia mereka imani dan mereka sembah, padahal mereka tidak pernah melihat-Nya. Mereka taati perintah-Nya, mereka jauhi larangan-Nya, mereka benarkan kabar-kabar-Nya, bersabar atas ujian-Nya, mereka baca dan dengarkan firman-Nya, mereka ikuti Nabi-Nya, menyeru kepada jalan-Nya, dan merindukan pertemuan dengan-Nya. Meskipun dengan segala kekurangan yang mereka miliki. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman

وُجُوهٌ۬ يَوۡمَٮِٕذٍ۬ نَّاضِرَةٌ (٢٢) إِلَىٰ رَبِّہَا نَاظِرَةٌ۬ (٢٣


"Wajah-wajah pada hari itu berseri-seri, melihat kepada Robb mereka" (Al-Qiyamah : 22-23)


Saudaraku, jalan ke surga adalah jalan yang penuh rintangan. Tidak sampai ke sana kecuali orang yang bersabar. Ada perintah yang harus dikerjakan, ada larangan yang harus dijauhi, dan ada ujian yang harus kita sabar menghadapinya.
Rasulullah ﷺ bersabda,

حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ


Surga dikelilingi perkara-perkara yang dibenci dan neraka dikelilingi perkara-perkara yang menyenangkan (HR. Muslim).

Kesenangan dunia adalah kesenangan yang sedikit. Sebentar dan banyak kekurangan. Sedangkan kesenangan akhirat adalah kesenangan yang sangat banyak, kekal selamanya dan tanpa ada kekurangan sedikitpun. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman


بَلۡ تُؤۡثِرُونَ ٱلۡحَيَوٰةَ ٱلدُّنۡيَا (١٦) وَٱلۡأَخِرَةُ خَيۡرٌ۬ وَأَبۡقَىٰٓ (١٧


"Akan tetapi kalian mendahulukan kehidupan dunia padahal akhirat lebih baik dan lebih kekal" (Al-A'la : 16-17)

Dan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman yang artinya,

Ketahuilah, bahwasanya kehidupan dunia hanyalah permainan, sesuatu yang melalaikan, perhiasan, saling berbangga di antara kalian, saling memperbanyak harta dan juga anak-anak. Seperti hujan yang tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu jadi kering dan kalian melihat warnanya menjadi kuning kemudian hancur. Dan di akhirat ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu"  (Al-Hadid : 20)

Untuk mendapatkan surga bukan berarti seseorang harus meninggalkan seluruh kesenangan dunia.

Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menciptakan dunia dan kenikmatannya supaya kita manfaatkan dengan baik untuk mencari ridha Allah dan surga-Nya. Orang yang tercela adalah orang yang menjadikan kebahagiaan di dunia sebagai tujuan dan melupakan kebahagiaan akhirat.

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.



Halaqah yang ke-76 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "An-Naar (Neraka) dan Adzabnya Bagian yang Pertama"


An-Naar secara bahasa adalah api. Secara syariat, An-naar adalah negeri di akhirat yang penuh dengan adzab, yang Allah sediakan untuk orang-orang kafir. Adzab yang sangat pedih dan menghinakan. Bagaimanapun pedihnya manusia menyiksa manusia yang lain di dunia, maka adzab Allah di neraka lebih pedih. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman

فَيَوۡمَٮِٕذٍ۬ لَّا يُعَذِّبُ عَذَابَهُ ۥۤ أَحَدٌ۬


Maka pada hari itu, tidak ada yang mengadzab seperti adzab Allah(Al-Fajr : 25)

Orang yang masuk ke dalam neraka akan lupa dengan segala kenikmatan dunia.

Rasulullah ﷺ bersabda,

Akan didatangkan seorang penghuni neraka yang paling banyak mendapat kenikmatan di dunia pada hari kiamat. Kemudian dicelupkan sekali celupan di dalam neraka. Kemudian ditanya, Wahai anak Adam, pernahkah engkau melihat kebaikan? Apakah engkau pernah mendapatkan kenikmatan? Dia menjawab, Tidak Demi Allah, wahai Rabb-ku. (HR. Muslim).

Karena sangat pedihnya, mereka akan menebus adzab di neraka dengan orang-orang yang sangat mereka cintai di dunia dan seluruh manusia. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman


 يَوَدُّ ٱلۡمُجۡرِمُ لَوۡ يَفۡتَدِى مِنۡ عَذَابِ يَوۡمِٮِٕذِۭ بِبَنِيهِ (١١) وَصَـٰحِبَتِهِۦ وَأَخِيهِ (١٢) وَفَصِيلَتِهِ ٱلَّتِى تُـٔۡوِيهِ (١٣) وَمَن فِى ٱلۡأَرۡضِ جَمِيعً۬ا ثُمَّ يُنجِيهِ (١٤


Orang kafir berangan-angan seandainya bisa menebus adzab saat itu dengan anak anak laki-lakinya, istrinya dan saudara laki-lakinya dan keluarganya yang menaunginya. Dan semua yang ada di permukaan bumi, kemudian tebusan itu bisa menyelamatkan dia.(Al-Ma'aarij : 11-14)

Di dunia seseorang rela berkorban untuk orang-orang yang ia cintai. Namun di neraka justru dia akan mengorbankan orang-orang yang dia cintai demi keselamatan dirinya. Di antara nama-nama eraka adalah Hawiyah yang artinya jurang yang dalam (lihat Al-Qaari'ah :9)

Di antara namanya adalah Al-Hutamah yang artinya yang menghancurkan apa yang ada di dalamnya (Al-Humazah : 4).

Dan di antara namanya adalah Jahiim yaitu api yang menyala-nyala (lihat Al-Infithar :14).

Dan di antara namanya adalah Saqar yang artinya yang menghanguskan (lihat Al-Mudatsir : 26).


Penjaga neraka adalah 19 malaikat yang keras dan kejam, yang mereka menyiksa sesuai dengan perintah Allah (lihat At-Tahrim : 6 dan Al-Mudatsir : 30).

Penduduk neraka sangat banyak jumlahnya. Setiap 1000 orang, satu orang akan masuk surga, 999 orang akan masuk neraka. Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari,

Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berkata kepada Nabi Adam, Keluarkanlah dari setiap seribu, 999 orang.

Rasulullah ﷺ bersabda di dalam hadits ini,
Bergembiralah kalian, sesungguhnya dari kalian 1 orang dan dari Ya'juj dan Ma'juj 1000 orang.

Orang-orang kafir yang jumlahnya sangat banyak tersebut badannya akan dibuat besar. Satu gigi geraham akan sebesar gunung uhud. Dan jarak antara dua ujung pundak salah seorang di antara mereka sejauh tiga hari perjalanan bagi pengendara cepat.

Rasulullah ﷺ bersabda,

Antara dua ujung pundak orang kafir di dalam neraka perjalanan orang yang naik kendaraan dengan cepat selama tiga hari (HR. Bukhari dan Muslim).

Dan beliau ﷺ juga bersabda,

Sesungguhnya tebal kulit orang kafir 42 hasta dan satu gigi geraham dia seperti gunung uhud. Dan sesungguhnya tempat duduk dia di jahannam seperti antara Mekkah dan Madinah(Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi).

42 hasta kurang lebih 19 meter. Tinggi gunung uhud kurang lebih 128 meter. Dan jarak Mekkah dan Madinah kurang lebih 450 km. Jumlah penghuni neraka yang sangat banyak dengan ukuran tubuh masing-masing yang sangat besar, menunjukkan tentang sangat besarnya neraka.

Meskipun demikian masih ada tempat yang tersisa di dalam neraka. Dan neraka masih terus bertanya, Apakah masih ada tambahan?

Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman


يَوۡمَ نَقُولُ لِجَهَنَّمَ هَلِ ٱمۡتَلَأۡتِ وَتَقُولُ هَلۡ مِن مَّزِيدٍ۬


Pada hari di mana Kami berkata kepada jahannam, Apakah kamu sudah penuh? Dan jahannam berkata, Apakah masih ada tambahan?  (Qaaf :30)

Di dalam sebuah hadits, Rasulullah ﷺ bersabda,

Senantiasa jahannam berkata, Apakah masih ada tambahan? Sampai Rabbul 'izzah yaitu Allah, meletakkan telapak kakinya di neraka, kemudian barulah neraka berkata, Cukup, cukup, demi keperkasaan-Mu. Maka neraka-pun saling melipat sebagian ke sebagian yang lain (HR. Bukhari).

Di antara yang menunjukkan besarnya neraka suatu hari para sahabat Radhiyallahu 'anhum sedang bersama Rasulullah ﷺ tiba-tiba mereka mendengar suara sesuatu yang jatuh. Maka Nabi bertanya, Tahukah kalian apa ini? Mereka menjawab, Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.


Beliau ﷺ bersabda,

Ini adalah batu yang telah dilempar ke dalam neraka semenjak 70 tahun yang lalu. Maka dia jatuh melesat ke dalam neraka sehingga sekarang sampai di dasarnya (HR. Muslim).

Dan di antara yang menunjukkan besarnya neraka, bahwa 4,9 miliar malaikat akan menyeret neraka jahannam pada hari kiamat, sebagaimana telah berlalu haditsnya.


itulah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.



Halaqah yang ke-77 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "An-Naar (Neraka) dan Adzabnya Bagian yang Kedua"


Neraka akan dinyalakan pada hari kiamat dan apabila sudah dinyalakan dia tidak akan padam. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى


وَإِذَا ٱلۡجَحِيمُ سُعِّرَتۡ

"Dan apabila neraka dinyalakan" (At-Takwir : 12)


Dan AllAh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman

ڪُلَّمَا خَبَتۡ زِدۡنَـٰهُمۡ سَعِيرً۬ا


Setiap kali neraka akan padam, maka Kami akan menambah nyala apinya (Al-Israa : 97)


Neraka bisa melihat, mendengar dan berbicara. Rasulullah ﷺ bersabda,


Akan keluar potongan dari neraka yang berbentuk leher pada hari kiamat. Dia memiliki dua mata yang melihat, dua telinga yang mendengar dan lisan yang berbicara. Dia berkata, Aku diberi tugas untuk mengadzab tiga golongan. Setiap orang yang sombong dan keras kepala (maksudnya dalam menentang kebenaran). Orang yang berdoa kepada selain Allah bersama Alloh. Dan orang-orang yang menggambar (Yaitu menggambar mahluk yang bernyawa)(Hadits shahih riwayat Tirmidzi).


Pintu-pintu neraka ada tujuh. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman


لَهَا سَبۡعَةُ أَبۡوَٲبٍ۬ لِّكُلِّ بَابٍ۬ مِّنۡہُمۡ جُزۡءٌ۬ مَّقۡسُومٌ


Neraka memiliki tujuh pintu. Setiap pintu ada bagiannya (Al-Hijr : 44)


Maksudnya, akan dimasuki penghuni neraka sesuai dengan amalannya. Pintu-pintu tersebut akan dibuka langsung ketika penduduk neraka sampai di depan pintu neraka tanpa adanya syafaat (Lihat Az-Zumar : 71).

Di bulan Ramadhan, tujuh pintu ini akan ditutup (HR. Bukhari dan Muslim). 


Setelah masuk orang-orang kafir ke dalam neraka, maka pintu-pintu tersebut tidak akan dibuka untuk mereka. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman


عَلَيۡہِمۡ نَارٌ۬ مُّؤۡصَدَةُۢ


Bagi mereka neraka yang tertutup (Al-Balad : 20)


Neraka memiliki tingkatan-tingkatan sesuai dengan kedahsyatan adzabnya. Orang-orang munafik berada di tingkat paling bawah. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman 


إِنَّ ٱلۡمُنَـٰفِقِينَ فِى ٱلدَّرۡكِ ٱلۡأَسۡفَلِ مِنَ ٱلنَّارِ وَلَن تَجِدَ لَهُمۡ نَصِيرًا


Sesungguhnya orang-orang munafik berada di tingkat paling bawah dari neraka  (An-Nisa : 145)


Dan orang yang paling ringan adzabnya adalah yang disebutkan oleh Rasulullah ﷺ

Sesungguhnya penghuni neraka yang paling ringan adzabnya adalah orang yang memakai dua sandal dan dua tali sandal dari api. Akan mendidih otaknya oleh sebab keduanya. Seperti mendidihnya periuk. Dia tidak melihat ada orang yang lebih keras adzabnya dari pada dia. Padahal sesungguhnya dialah orang yang paling ringan adzabnya. (HR. Bukhari dan Muslim).


Bahan bakar neraka adalah orang-orang kafir, batu dan segala sesuatu yang disembah selain Allah dan dia ridha. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman


فَإِن لَّمۡ تَفۡعَلُواْ وَلَن تَفۡعَلُواْ فَٱتَّقُواْ ٱلنَّارَ ٱلَّتِى وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلۡحِجَارَةُ‌ۖ أُعِدَّتۡ لِلۡكَـٰفِرِينَ


Maka hendaklah kalian takut dengan neraka, yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan untuk orang-orang kafir. (Al-Baqarah : 24)


Dan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman


إِنَّڪُمۡ وَمَا تَعۡبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ حَصَبُ جَهَنَّمَ أَنتُمۡ لَهَا وَٲرِدُونَ


Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah adalah bahan bakar jahannam. Kalian akan memasukinya. (Al-Anbiya : 98)


Api neraka adalah api yang sangat panas. Dan telah berlalu bahwasanya api di dunia adalah satu dari tujuh puluh bagian api neraka. Tidak ada kesejukan sama sekali di dalam neraka. Benda-benda sekitar yang diharapkan memiliki kesejukan, ternyata merupakan adzab tersendiri bagi penghuninya. Angin yang sangat panas, air yang mendidih dan teduhan atau naungan dari asap yang sangat hitam.

Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman


وَأَصۡحَـٰبُ ٱلشِّمَالِ مَآ أَصۡحَـٰبُ ٱلشِّمَالِ (٤١) فِى سَمُومٍ۬ وَحَمِيمٍ۬ (٤٢) وَظِلٍّ۬ مِّن يَحۡمُومٍ۬ (٤٣) لَّا بَارِدٍ۬ وَلَا كَرِيمٍ (٤٤


Dan golongan kiri, betapa sengsaranya golongan kiri. Di dalam siksaan angin yang sangat panas, air yang mendidih dan teduhan asap yang hitam. Teduhan yang tidak dingin dan tidak menyenangkan untuk dipandang (Al-Waqi'ah : 41-44)


Dan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman dalam Surat Al-Mursalat : 30-33 yang artinya,


Pergilah kalian kepada teduhan yang memiliki tiga cabang. Yang tidak menaungi dan tidak melindungi dari api neraka. Sungguh neraka akan melemparkan percikan api sebesar istana (Maksudnya tinggi dan besar). Percikan api tersebut seperti unta-unta hitam yang condong ke warna kuning. (Al-Mursalat : 30-33)

Penghuni neraka adalah orang-orang kafir yang terdiri dari orang-orang musyrik, ahlul kitab yaitu Yahudi dan Nasrani dan orang-orang munafik. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى


إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَـٰبِ وَٱلۡمُشۡرِكِينَ فِى نَارِ جَهَنَّمَ خَـٰلِدِينَ فِيہَآ‌ۚ


Sesungguhnya orang-orang kafir dari ahlul kitab dan orang-orang musyrik berada di dalam neraka jahannam, kekal di dalamnya.(Al-Bayyinah : 6)

Dan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman 


إِنَّ ٱللَّهَ جَامِعُ ٱلۡمُنَـٰفِقِينَ وَٱلۡكَـٰفِرِينَ فِى جَهَنَّمَ جَمِيعًا


Sesungguhnya Alloh akan mengumpulkan orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam jahannam semuanya (Surat An-Nisa:140)


Di antara penghuni neraka adalah Fir'aun yang ada di zaman Nabi Musa (Lihat Surat Hud:98).

Istri Nabi Nuh dan Nabi Luth (At-Tahrim : 10).

Serta Abu Lahab dan istrinya (Lihat Surat Al-Massad :1-5).


itulah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.



ول الله وعلى آله وصحبه أجمعين


Halaqah yang ke-78 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "An-Naar (Neraka) dan Adzabnya Bagian yang Ketiga"


Di antara makanan penduduk neraka adalah dharii'. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman dalam Surat 


لَّيۡسَ لَهُمۡ طَعَامٌ إِلَّا مِن ضَرِيعٍ۬ (٦) لَّا يُسۡمِنُ وَلَا يُغۡنِى مِن جُوعٍ۬ (٧) وُ


Tidak ada makanan bagi mereka kecuali dzori' yang tidak menggemukkan dan tidak menghilangkan lapar.
Al-Ghosiyah : 6-7

Ada yang mengatakan dharii' adalah nama tumbuhan berduri. Dan di antara nama makanan mereka adalah buah dari pohon zaqqum. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman 


إِنَّ شَجَرَتَ ٱلزَّقُّومِ (٤٣) طَعَامُ ٱلۡأَثِيمِ (٤٤) كَٱلۡمُهۡلِ يَغۡلِى فِى ٱلۡبُطُونِ (٤٥) كَغَلۡىِ ٱلۡحَمِيمِ (٤٦) خُ


Sesungguhnya pohon zaqqum adalah makanan orang yang sangat berdosa. Dia seperti cairan logam yang mendidih di dalam perut. Seperti mendidihnya air yang sangat panas. (Ad-Dukhan : 43-46)

Dalam ayat yang lain Allah mengabarkan bahwasanya zaqqum adalah pohon yang keluar dari dasar neraka. Mayangnya seperti kepala-kepala setan dan para penghuni neraka akan memakannya dan memenuhi perutnya dengan buah tersebut (As-Shaffaat: 62-66).

Allah juga menyebutkan bahwasanya setelah penuh perut mereka dengan buah zaqqum, maka mereka akan meminum dari air yang mendidih seperti unta yang sangat kehausan (Lihat Al-Waqi'ah : 51-55).


Di dalam surat Al-Kahfi : 29, disebutkan bahwasanya setiap kali mereka meminta air minum, maka mereka akan diberi air minum seperti cairan logam yang mendidih yang akan menghanguskan wajah-wajah mereka.

Maksudnya ketika air tersebut mendekat ke mulut mereka. Dan ketika meminumnya, maka air tersebut akan memotong-motong usus mereka. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman


وَسُقُواْ مَآءً حَمِيمً۬ا فَقَطَّعَ أَمۡعَآءَهُمۡ


Dan mereka akan diberi air minum yang sangat panas, maka air panas tersebut akan memotong-motong usus-usus mereka. (Muhammad : 15)

Dan di antara makanan penghuni neraka adalah gislin,yaitu nanah penduduk neraka yang sangat busuk baunya dan sangat tidak enak rasanya. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman


فَلَيۡسَ لَهُ ٱلۡيَوۡمَ هَـٰهُنَا حَمِيمٌ۬ (٣٥) وَلَا طَعَامٌ إِلَّا مِنۡ غِسۡلِينٍ۬ (٣٦) لَّا يَأۡكُلُهُ ۥۤ إِلَّا ٱلۡخَـٰطِـُٔونَ (٣٧


Maka tidak ada baginya pada hari ini teman dekat di sini. Dan tidak ada makanan bagi mereka kecuali dari gislin. Tidak akan memakannya kecuali orang-orang yang berdosa. (Al-Haqqah : 35-37)

Pakaian mereka dari api dan tembaga panas. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman 


فَٱلَّذِينَ ڪَفَرُواْ قُطِّعَتۡ لَهُمۡ ثِيَابٌ۬ مِّن نَّارٍ۬ يُصَبُّ


Maka orang-orang kafir akan dipotongkan bagi mereka pakaian-pakaian dari api. (Al-Hajj :19)

Dan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman 


سَرَابِيلُهُم مِّن قَطِرَانٍ۬ وَتَغۡشَىٰ وُجُوهَهُمُ ٱلنَّارُ


Pakaian mereka dari tembaga panas dan api akan menutupi wajah-wajah mereka. (Ibrahim : 50)

Kulit penghuni neraka yang begitu tebal akan matang. Namun setiap matang Allah akan mengembalikan seperti semula, supaya dia merasakan adzab kembali (Lihat Surat An-Nisa:56).

Isi perut mereka akan meleleh dan kulit mereka akan hancur setelah disiram dengan air panas. Dan mereka akan dipukul dengan palu-palu dari besi setiap kali mereka berusaha untuk keluar dari siksa (Al-Hajj :19-22).

Di dalam neraka mereka akan diseret di atas wajah-wajah mereka. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman 


يَوۡمَ يُسۡحَبُونَ فِى ٱلنَّارِ عَلَىٰ وُجُوهِهِمۡ ذُوقُواْ مَسَّ سَقَرَ


Pada hari di mana mereka akan diseret di dalam neraka di atas wajah-wajah mereka (Al-Qamar :48)

Wajah mereka akan menjadi hitam (Lihat Surat Ali-Imran : 106).

Leher mereka akan dibelenggu dan kaki mereka akan dirantai kemudian diseret di dalam air yang mendidih dan dibakar dengan api (Lihat Ghafir : 71-72).

Demikianlah pedihnya adzab bagi penghuni neraka. Mereka berteriak meminta kepada Allah supaya dikeluarkan dari neraka dan beramal shaleh. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman 


وَهُمۡ يَصۡطَرِخُونَ فِيہَا رَبَّنَآ أَخۡرِجۡنَا نَعۡمَلۡ صَـٰلِحًا غَيۡرَ ٱلَّذِى ڪُنَّا نَعۡمَلُۚ


Dan mereka berteriak dari dalam neraka, Wahai Rabb kami, keluarkanlah kami maka kami akan beramal shaleh, amalan yang lain dari apa yang sudah kami amalkan. (Faathir : 37)

Namun permintaan mereka tidak berarti. Mereka juga meminta kepada para penjaga neraka supaya mereka berdoa kepada Allah agar meringankan adzab kepada mereka, meskipun hanya satu hari, supaya mereka bisa istirahat (Ghafir :49).

Namun permintaan mereka tidak membawa hasil. Mereka juga berkata kepada Malaikat Malik, malaikat penjaga neraka, supaya Allah mematikan mereka saja. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman 


وَنَادَوۡاْ يَـٰمَـٰلِكُ لِيَقۡضِ عَلَيۡنَا رَبُّكَ‌ۖ قَالَ إِنَّكُم مَّـٰكِثُونَ


Dan mereka memanggil, Wahai Malik hendaklah Rabb-mu mematikan kami. (Az-Zukhruf : 77)

Malik berkata, Sesungguhnya kalian akan terus tinggal di neraka. Mereka tidak akan keluar dari neraka, tidak akan diringankan adzabnya dan tidak akan dimatikan. Balasan bagi orang-orang yang kafir kepada Allah Rabbul 'Alamiin.


itulah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.



aqah yang ke-79 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Percakapan Penghuni Surga Dan Penghuni Neraka"


Akan terjadi percakapan antara penghuni surga, penghuni neraka dan Ashabul A'raf. Mereka adalah orang-orang yang berada di sebuah tempat yang tinggi antara surga dan neraka yang dinamakan dg Al A'raf. Mereka adalah orang-orang yang timbangan kebaikan dan kejelekannya sama.


Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al A'Raf ayat 44-51 yang artinya : 


Dan para penghuni surga memanggil para penghuni neraka dengan mengatakan "Sesungguhnya kami telah memperoleh apa yang Rabb kami janjikan kepada kami dengan haq. Apakah kalian telah memperoleh apa yang Rabb kalian janjikan kepada kalian dengan Haq?" Maka para penghuni neraka menjawab Betul. Kemudian seorang penyeru menyeru diantara kedua golongan itu seraya mengatakan Laknat Allah atas orang-orang yang zhalim, 

(yaitu) orang-orang yang menghalang-halangi manusia dari jalan Allah dan menginginkan jalan tersebut menjadi bengkok. Dan mereka mengingkari kehidupan akhirat.


Dan diantara keduanya yaitu antara penghuni surga dan penghuni neraka ada batas dan di atas Al A'raf ada orang-orang yang mereka mengenal masing-masing dari dua golongan tersebut dengan tanda-tanda mereka. Maksudnya mengenal penghuni surga dan penghuni neraka dengan tanda-tanda mereka. Dan para Ashabul A'raf menyeru penghuni surga, seraya mengatakan Salamun Alaikum (Keselamatan atas kalian) Mereka belum memasuki surga sedang mereka ingin segera memasukinya.


"Dan apabila pandangan mereka dipalingkan ke arah penghuni neraka, mereka berkata "Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan kami bersama-sama orang-orang yang zhalim"


Kemudian Ashabul A'raaf memanggil beberapa pemuka orang kafir yang mereka kenal dengan tanda-tanda mereka seraya mengatakan "Harta yang kalian kumpulkan dan apa yang kalian sombongkan, tidaklah bermanfaat bagi kalian"

Apakah mereka ini (yaitu para penghuni surga) adalah orang-orang yang kalian telah bersumpah bahwasanya mereka tidak akan mendapat rahmat Allah?".Maka dikatakan kepada Ashabul A'Raf Masuklah kalian ke dalam surga, tidak ada ketakutan atas kalian dan tidak (pula) kalian akan bersedih.


Kemudian penghuni neraka menyeru penghuni surga Limpahkanlah kepada kami air atau makanan yang telah Allah berikan kepada kalian. Para penghuni surga menjawab "Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya atas orang-orang kafir


(yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai permainan dan senda gurau. Dan kehidupan dunia telah menipu mereka. Maka pada hari ini, Kami melupakan mereka sebagaimana mereka dahulu telah melupakan pertemuan mereka dengan hari ini. Dan dahulu mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.

Dan akan didatangkan Al Maut (kematian). Rasulullah ﷺ bersabda:


Akan didatangkan kematian atau Al Maut dalam bentuk domba jantan yang amlah, maksudnya yang berwarna putih dan hitam. Dan warna putihnya lebih banyak.Maka menyerulah penyeru:


Wahai penghuni surga! Para pemghuni surga pun menjulurkan leher-leher mereka dan melihat.Kemudian penyeru itu berkata:


Apakah kalian mengenal ini?Mereka berkata:


Ya, ini adalah kematianDan mereka semuanya sebelumnya telah melihat kematian. Kemudian penyeru berkata:


Wahai penghuni neraka!Maka para penghuni neraka menjulurkan leher-leher mereka dan melihat, kemudian penyeru berkata:


Apakah kalian mengenal ini?Mereka menjawab:


Ya, ini adalah kematian.Dan mereka semua sebelumnya sudah melihat kematian tersebut. Maka disembelihlah kematian. Berkatalah penyeru tersebut:


Wahai penghuni surga, kekekalan dan tidak ada kematian, dan wahai penghuni neraka, kekekalan dan tidak ada kematian (Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim).

Para penghuni surga bergembira karena mereka akan kekal di dalam kenikmatan dan tidak akan meninggal dunia. Adapun para penghuni neraka, maka mereka akan bersedih karena mereka akan kekal di dalam adzab dan tidak akan meninggal dunia.


Ketika penghuni surga telah masuk ke dalam surga dan penghuni neraka telah masuk ke dalam neraka maka syetan yang telah menyesatkan para penghuni neraka akan berlepas diri dari mereka. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman dalam Al-Qur'an Surat Ibrahim ayat 22 yang artinya :


Dan berkatalah syaitan tatkala perkara telah diselesaikan "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada kalian janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepada kalian tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali aku tidak memiliki kekuasaan atas kalian, melainkan (sekedar) aku mengajak kalian lalu kalian mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kalian mencerca aku akan tetapi cercalah diri kalian sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolong kalian dan kalian pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku mengingkari perbuatan kalian, ketika kalian sebelumnya mempersekutukan aku (dengan Allah). Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih".Demikianlah akhir yang buruk bagi syetan dan para pengikut mereka karena mereka akan kekal di dalam neraka selama-lamanya. Dan demikianlah akhir yang baik bagi orang-orang yang bertakwa, mereka akan kekal selama-lamanya di dalam surga.


itulah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.



ke-80 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Manfaat Mempelajari Iman Kepada Hari Akhir"


Beriman kepada hari akhir memiliki manfaat yang banyak dan pengaruh yang baik bagi seorang muslim, di antaranya:

1. Mengingatkan seorang muslim bahwa dunia hanyalah sebentar dan bahwasanya hari kiamat dan hisab mereka sudah dekat. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al Anbiya ayat 1:

اقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ مُعْرِضُونَ


Telah dekat bagi manusia hisab mereka, sedang mereka dalam kelalaian berpaling.


2. Mengingatkan seorang muslim supaya tidak tertipu dengan kenikmatan dunia dan kenikmatan yang Allah berikan kepada orang-orang kafir dunia. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman dalam Al-Qur'an Surat Ali Imran ayat 196-197:


لَا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي الْبِلَادمَتَاعٌ قَلِيلٌ ثُمَّ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۚ وَبِئْسَ الْمِهَادُِ


Janganlah sekali-kali kamu tertipu dengan kegiatan orang-orang kafir negeri-negeri. Kesenangan yang sedikit, kemudian kembali mereka adalah Jahannam. Dan Jahannam adalah sejelek-jelek alas.


لَا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي الْبِلَادمَتَاعٌ قَلِيلٌ ثُمَّ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۚ وَبِئْسَ الْمِهَادُِ 


Janganlah sekali-kali kamu tertipu dengan kegiatan orang-orang kafir negeri-negeri. Kesenangan yang sedikit, kemudian kembali mereka adalah Jahannam. Dan Jahannam adalah sejelek-jelek alas.


3. Mengingatkan seorang muslim bahwa kesuksesan yang sebenarnya adalah kesuksesan di akhirat. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman dalam Al-Qur'an Surat Ali Imran : 185


فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ 


Barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Dan tidaklah kehidupan di dunia, kecuali kesenangan yang menipu.


4. Mengingatkan seorang muslim bahwa kehinaan dan kerugian yang sebenarnya adalah apabila seseorang masuk ke dalam neraka. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman dalam Al-Qur'an Surat Ali Imran:192 menceritakan orang-orang yang beriman


رَبَّنَا إِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ أَخْزَيْتَهُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ 


Wahai Rabb kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh Engkau telah menghinakannya, dan tidak ada penolong bagi orang-orang yang zhalim.


5. Menguatkan kesabaran seorang muslim di dalam menghadapi musibah-musibah dunia yang menimpanya. Dia menyadari bahwasanya dirinya dan apa yang ia miliki adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah.


6. Beriman kepada hari akhir mendidik seorang muslim supaya senantiasa ikhlas dalam beramal karena dia menyadari bahwasanya amalan yang ikhlaslah yang akan bermanfaat di hari kiamat.


7. Mengingatkan seorang muslim tentang pentingnya dalam segera bertaubat dan beristighfar dari dosa karena dosa adalah penyebab semua bencana di akhirat.


8. Beriman kepada hari akhir mengingatkan seorang muslim untuk senantiasa bersabar di atas ketaatan kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dan bersabar dalam menjauhi kemaksiatan. Dan semua itu jauh lebih ringan dari pada adzab di akhirat.


9. Mengingatkan seorang muslim akan besarnya nikmat Islam dan Iman yang Allah berikan kepadanya. Karena dengan sebab itulah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى akan memberikan kebahagiaan kepadanya di dunia dan di akhirat.


10. Mengingatkan seorang muslim akan bahayanya kekafiran, kesyirikan dan kemunafikan. Di mana ketiganya adalah penyebab kekekalan di dalam neraka.


11. Beriman kepada hari akhir mendorong seorang muslim untuk semangat berdakwah di jalan Alloh, mengajak saudara se-Islam untuk berpegang teguh dengan agamanya dan mengajak orang kafir untuk masuk Islam supaya terhindar dari adzab yang kekal.


12. Beriman kepada hari akhir mengingatkan kita tentang pentingnya berdoa kepada Alloh meminta kebahagiaan akhirat. Di antara doa di dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah:201 adalah:


رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ


Wahai Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan jagalah kami dari azab neraka.


Rasulullah ﷺ pernah berdoa:


اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ


Ya Allah aku meminta kepada Mu surga dan apa yang mendekatkan kepada surga baik ucapan ataupun perbuatan. Dan aku berlindung kepada Mu dari neraka dan apa yang mendekatkan kepada neraka baik ucapan ataupun perbuatan (Hadist Shahih Riwayat Ibnu Majah).

Akhirnya kita berdoa kepada Allah, semoga Allah menetapkan hati kita di atas agamanya, mengumpulkan kita semua di dalam surga dan menjaga kita semua dari api neraka.


itulah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.




























 
Catatan Damar. Design by Pocket - Fixed by Blogger templates