Thursday, June 16, 2016

Hukum menginjak Al-quran

Thursday, June 16, 2016

MENGAKU MUSLIM, TAPI MENGINJAK AL QUR'AN?
Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullah berkata:
[Kalau ada seorang manusia yang bersaksi dengan Laa ilaaha Illallah wa Annaa Muhammadan Rasulullah, mengerjakan shalat, puasa dan menunaikan zakat serta pergi haji. Tapi menghinakan mushaf (Al Qur'an). Dia menginjaknya dengan kakinya atau mendudukinya menghinakannya, atau mengotorinya dengan najis. Orang ini telah kafir berdasarkan ijma' disebabkan perlakuannya terhadap mushaf (Al Qur'an). Karena tindakannya ini menjadi dalil akan pelecehannya terhadap perkataan Allah dan sama saja dia telah mencaci Allah dengan dia menghinakan ucapan-Nya. Sehingga dia kafir menurut seluruh ulama. Walaupun dia mengucapkan: Saya bersaksi dengan Laa ilaaha Illallah wa Anna Muhammadan Rasulullah. Dan walaupun dia shalat, walaupun dia menunaikan zakat dan walaupun dia berpuasa serta pergi haji (orang ini tetap kafir -ed).
Maka sudah sepatutnya bagi seorang muslim untuk berhati-hati dari perkara seperti ini. Dan bahwasanya keislaman itu tetap tinggal bersamaan dengan bersihnya seseorang dari pembatal-pembatal keislaman dan menjauh dari apa-apa yang membatalkan Islam.
Kita mohon untuk semua hidayah dan keselamatan.]
قال الشيخ عبد العزيز بن باز ـ رحمه الله ـ :
لو أن إنسانا يشهد أن لا إله إلا الله ، وأن محمدًا رسولُ الله، ويُصَلي، ويصوم، ويزكي، ويحج، ولكنه يستهين بالمصحف، يَطؤُه برجله، أو يجلس عليه إهانة له، أو يُلَطخه بالنجاسة ؛ كَفَرَ إجْماعًا بعمله مع المصحف؛ لأن هذا يدل على استخفافه بكلام الله، وسبِّه لله بإهانة كلامه؛ فيكون كافرا عند جميع العلماء، ولو قال: أشهد أن لا إله إلا الله، وأن محمدًا رسول الله، ولو صلى، ولو زكى، ولو صام، ولو حج.
فينبغي للمسلم التنبه لهذه الأمور، وأن الإسلام إنما يبقى مع السلامة من نواقض الإسلام، ومع البعد عما ينقض الإسلام، نسأل الله للجميع الهداية والعافية.
Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah berkata:
[Perkara takfir mu'ayyan merupakan perkara yang populer. Apabila seseorang mengucapkan perkataan dimana ucapan tersebut adalah kekufuran, maka dikatakan: Barangsiapa mengucapkan ucapan ini maka dia kafir. Tapi person tertentu apabila mengucapkan ucapan kufur tersebut tidak dinilai kafir sampai hujjah tegak atasnya. Yaitu hujjah yang barangsiapa meninggalkan hujjah itu orangnya menjadi kafir. Dan yang seperti ini berlaku dalam perkara khafiyyah (samar) yaitu perkara yang dalilnya bisa tersamarkan atas sebagian orang....
Dan adapun perkara yang mereka lakukan dari kekufuran yang dhahirah (jelas) lagi terang, atau darurat dikenal termasuk bagian dari agama, dalam perkara ini tidak boleh abstain dari menilai kafir pelakunya.]
يقول الشيخ محمد بن عبد الوهاب: ومسألة تكفبر المعين مسألة معروفة، اذا قال قولا يكون القول به كفرا، فيقال من قال بهذا القول فهو كافر، لاكن الشخص المعين اذا قال ذلك لايحكم بكفره حتى تقوم عليه الحجة التي يكفر تاركها، وهذا في المسائل الخفية التي قد يخفى دليلها على بعض الناس ..... وأما مايقع منهم في المسائل الظاهرة الجلية، أو ما يعلم من الدين بالضرورة فهذا لايتوقف في كفر قائله. (الدرر السنية 244/ج8/ 90)
dari postingan fb ustadz Jafar Shalih
Damar Muhisa

3 comments:

SILVIA EKA said...

Kalau tidak sengaja menyenggol alquran dengan kaki hingga terjatuh bagaimana?

SILVIA EKA said...

Kalau tidak sengaja menyenggol alquran dengan kaki hingga terjatuh bagaimana?

damar said...

“Sesungguhnya Allah memaafkan umatku ketika ia tidak sengaja, lupa atau dipaksa.” (HR. Ibnu Majah, no. 2043. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih karena memiliki penguat dari jalur lainnya)


 
Catatan Damar. Design by Pocket - Fixed by Blogger templates