Wednesday, January 18, 2017

CARA MENGAJARKAN TAUHID KEPADA ANAK

Wednesday, January 18, 2017

Bagaimana cara seorang ayah mengajarkan tauhid kepada anak-anaknya?
Jawaban:
Alhamdulillah rabbil’aalamain. Aku mendoakan shalawat dan kesalamatan kepada Nabi kita dan juga keluarga beliau, para sahabat beliau dan siapa saja yang mengikuti mereka hingga kiamat. Amma ba’du.
Mengajarkan perkara agama kepada anak-anak caranya sama seperti mengajarkan kepada orang selain mereka.
Materi yang paling bagus untuk pengajaran adalah kitab Tsalatul Ushul karya Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab.
Jika anak-anak mampu menghafalnya dengan hati (tanpa membaca kitab) kemudian sang ayah menjelaskan kepada mereka sesuai dengan daya tangkap anak dan nalar mereka maka hal ini akan menjadi kebaikan yang banyak.
Karena kitab Tsalatul Ushul ini dikemas dengan metode tanya jawab, menggunakan istilah yang jelas dan mudah, tidak ada yang sulit.
Kemudian selanjutnya, memperlihatkan mereka tanda-tanda kebesaran Allah untuk mengaplikasikan isi yang disebutkan di dalam kitab kecil ini.
Misalnya tentang matahari, bulan, bintang, malam, siang. Tanyakan kepada mereka:
Siapa yang mengatur (mengendalikan) matahari? Allah.
Siapa yang mengatur bulan? Allah
Siapa yang mengendalikan malam? Allah.
Siapa yang mengatur siang? Allah.
Semua alam semesta ini yang mengatur adalah Allah Azza wa Jalla.
Ajarkan pada mereka sampai pohon fitrah (pada manusia) mendapat asupan air. Karena setiap manusia itu sendiri berada diatas fitrahnya yaitu mentauhidkan Allah Azza wa Jalla.
Sebagaimana hadits Nabi shallallahu’alaihi wasallam,
كل مولود يولد على الفطرة، فأبواه يهودانه أو ينصرانه أو يمجسانه
“Setiap anak dilahirkan diatas fitrah (mentauhidkan Allah) kemudian kedua orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nashrani atau Majusi.”
Demikian juga mengajarkan wudhu kepada mereka. Bagaimana cara berwudhu dengan mencontohkan.
Hendaknya sang ayah mengatakan, ‘Begini cara berwudhu lalu mempraktekkan didepan mereka. Demikian juga cara mengajarkan shalat.
Dengan memohon pertolongan AllahTa’alaserta meminta kepada Allah agar memberi hidayah kepada mereka. Dan menghindari setiap perkataan yang menyeslisihi perbuatan dan menjauhi perbuatan haram didepan mereka. Jangan membiasakan mereka berdusta, ingkar janji dan akhlak tercela lainnya.
Meskipun sang ayah diuji dengan perbuatan buruk tersebut. Semisal jika seorang ayah diuji menjadi pecandu rokok maka jangan sekali-kali menghisapnya didepan anak-anak. Karena mereka akan terbiasa dengan rokok dan mengentengkan hukum rokok.
Perlu diketahui setiap kepala rumah tangga akan dimintai pertanggungjawaban atas anggota keluarganya. Berdasarkan firman AllahTa’ala,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارا
“Wahai orang-orang beriman jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka.”
(QS. At Tahrim: 6)
Penjagaan kita terhadap mereka dari api neraka tidaklah tercapai kecuali jika kita membiasakan mereka dengan melakukan amal shalih dan menjauhi perbuatan buruk.
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam menegaskan akan hal ini dalam sabda beliau,
الرجل راع في أهله ومسؤول عن رعيته
“Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan akan dimitai pertanggungjawaban atas mereka.”
Perlu ayah ketahui, bahwa perbaikan mereka adalah sumber kemashalatan di dunia dan akhirat. Karena manusia yang paling dekat dengan para ayah dan para ibu adalah anak-anak mereka yang shalih baik laki-laki ataupun perempuan.
إذا مات الإنسان انقطع عمله إلا من ثلاث: صدقة جارية، أو علم ينتفع به، أو ولد صالح يدعو له
Jika manusia mati terputuslah amalnya kecuali tiga: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendoakannya.”
Kami memohon kepada Allah Ta’ala agar menolong kita semua agar mampu memikul amanah dan tanggungjawab. (Silsilah Fatawa Nur Ala Darb No. 350)
Sumber: Tathbiiq Fatawa Ibn Utsaimin Lianduruwid

0 comments:

 
Catatan Damar. Design by Pocket - Fixed by Blogger templates