Tuesday, January 10, 2017

TIPUAN DAN TRIK SYAITHON : MENAMPAKKAN DIRI DENGAN MENYERUPAI KERABAT/LELUHUR/ORANG YANG SUDAH MENINGGAL

Tuesday, January 10, 2017

----------------------------------------------------------------
Tidak jarang kita mendapatkan di masyarakat kita,
Orang yang meyakini akan sesuatu hal,
Atau yang melakukan dan mengamalkan sesuatu hal,
Yang mana hal-hal itu bertentangan dengan syari'at Islam
Atau yang bersifat klenik, mistis, dan khurofat
Atau yang bersifat mengada-adakan suatu amalan baru.

Yang mana dia melakukan hal itu,
dengan alasan dia "didatangi" atau "ditampakkan" kerabat atau leluhur atau tokoh besar yang telah meninggal,
Yang datang kepadanya untuk kemudian memberikan suatu perkataan.
Baik itu dengan lewat mimpi, ataupun ketika dia masih dalam keadaan sadar.
Baik datang dengan wujud orang tuanya yang sudah meninggal,
Atau kakek dan leluhurnya yang sudah meninggal,
Atau suami/istrinya yang sudah meninggal,
Ataupun orang-orang besar, Kyai, Syaikh, Habib, Orang-orang sholih, Ustadz, Pemuka masyarakat, ataupun yang semisal.
Ketahuilah,
Sesungguhnya itu hanyalah tipuan dan trik dari jin atau syaithon saja untuk mempermainkan dan menggelincirkan kita.
---------------------
Andaikata dia datang "menampakkan diri kepada kita" dan memberikan kita perkataan-perkataan yang baik,
Maka Syaithon lebih mengetahui teknik "ilmu marketing" dibandingkan kita...
Sebagaimana Narkoba yang "awalnya gratis dulu dan untuk seterusnya bayar",
Maka Syaithon mau saja memberikan perkataan-perkataan yang baik kepada kita agar kita mau "Mempercayainya" terlebih dahulu.
Sehingga setelah kita "Percaya" kepadanya, maka mudah saja kemudian syaithon menggelincirkan dan mempermainkan kita dengan modal kita "sudah percaya kepadanya".
Sehingga contoh dari hal ini adalah dengan suburnya Animisme dan klenik-klenik mistisme,
Mempercayai akan kekuatan ruh-ruh, memuja-muja roh nenek moyang.
Yang seakan mereka "mampu" membantu kita,
"mampu memberikan manfaat kepada kita,
Bisa mencegah madhorot, menolak bala, dan hal-hal yang semisal.
Yang juga berakibat kepada pemujaan kepada kuburan-kuburan,
Beranggapan bahwa ruh sang mayyit bisa memberikan manfaat kepada kita,
Sehingga kita berdo'a kepada sang kuburan, atau menjadikannya wasilah, atau beristighotsah meminta pertolongan kepadanya, mengadukan masalah-masalah kita kepadanya, mencari barokah/tabaruk kepadanya, dan hal-hal yang lain yang semisal.
--------------------
Tidakkah kita tahu kisah bagaimana Barseso sang ahli Ibadah itu tergelincir?
Yang mana Syaithon mendatanginya dalam bentuk orang sholih yang ahli ibadah.
Hingga kemudian setelah Barseso "tertarik dan percaya" kepadanya maka mulailah syaithon menggelincirkannya.
Hingga Barseso pun sampai meninggal dalam keadaan kufur.
Atau sebagaimana yang dilakukan oleh Iblis sang penghulu Syaithon
Yang dia bersumpah kepada Nabi Adam bahwa dia hanyalah ingin memberikan nasehat saja demi kebaikan Nabi Adam 'Alaihis Salaam
Hingga kemudian setelah "percaya" maka Iblis pun menggelincirkan Nabi Adam
Tidakkah kita bisa mengambil pelajaran?
----------------------
Trik serta tipu daya Syaithon model seperti ini mencapai puncaknya ketika kita mengalami sakarotul maut hampir meninggal.
Karena inilah kesempatan terakhir syaithon untuk menggelincirkan anak adam.
Sebagaimana yang disebutkan oleh para ulama rohimahumulloh, yang dinukil oleh Imam Al-Qurthubi rohimahulloh
Imam Al-Qurthubi rohimahulloh berkata :
“Para ulama telah menceritakan bahwa setan mendatangi manusia pada detik-detik ajalnya, DALAM BENTUK ibunya atau bapaknya, teman dekat atau lainnya yang sangat ia nantikan bimbingannya.
Kemudian setan dalam rupa semacam ini akan mengajaknya untuk mengikuti agama Yahudi atau Nasrani atau pemikiran menyimpang lainnya. Dalam kondisi semacam ini, ada beberapa orang yang tersesat, kecuali mereka yang mendapat taufik dari Allah.”
(Tadzkirah Al-Qurthubi, Hal. 33, dinukil dari Al-Yaumul Akhir I, karya Dr. Umar bin Sulaiman Al-Asyqar)
------------------------
Sesungguhnya ruh-ruh orang yang sudah meninggal itu terputus amalannya dari perkara dunia.
Dan dia akan berada di alam Barzah di Kubur sesuai dengan tingkatannya masing-masih.
Yang mana entah dia akan mendapatkan Siksa kubur ataupun nikmat kubur.
Perkara yang dia hadapi lebih besar,
dan dia jauh lebih membutuhkan bantuan daripada orang-orang yang hidup karena dia sudah tidak ada kesempatan untuk beramal.
Maka bagaimanakah bisa yang terjadi justru orang yang hidup meminta bantuan kepada orang yang mati? Tipuan siapakah ini?
*********
Syeikh Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar menjelaskan posisi roh setelah terpisah dari jasad, dengan rincian sebagai berikut:
a). Ruh para nabi.
Ruh mereka berada di tempat tertinggi, bersama para malaikat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, pada detik-detik wafatnya, mengatakan, “Ar-Rafiiqul a’la (kumpulkanlah aku bersama sahabat terbaik yang berada di atas).”
b). Ruh para syuhada.
Roh mereka berada di tembolok burung-burung hijau di surga. Burung ini memiliki sarang yang menggantung di bawah ‘Arsy, sebagaimana disebutkan dalam hadis sahih riwayat muslim.
c). Ruh orang mukmin yang saleh.
Roh mereka berada di tembolok burung (bukan burung berwarna hijau) yang bergelantungan di pohon-pohon surga, sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Ahmad yang dinilai sahih oleh Al-Albani.
d). Ruh ahli maksiat (orang yang gemar bermaksiat).
Ruh mereka berada di tempat mereka mendapat siksaan.
- Ruh pezina berada di suatu lubang seperti tanur; bagian atasnya sempit, dan bagian bawahnya longgar. Dari bawah tanur ini dinyalakan api, kemudian mereka berlomba-lomba berebut naik ke atas.
- Ruh orang yang makan hasil riba berada di sungai darah; dia berenang, berusaha menepi. Ketika hampir sampai ke tepi, dia dilempari batu, kemudian dia berbalik lagi ke tengah.
- Ruh tukang bohong akan digantung, kemudian mulutnya dirobek sampai ke tengkuk.
Semua ini disebutkan dalam hadis sahih yang diriwayatkan Bukhari.
e). Ruh orang kafir.
Ruh mereka disiksa di alam kubur, dengan siksaan yang pedih. Dia dipukul dengan gadha oleh sosok makhluk yang buta lagi tuli. Andaikan gadha itu dipukulkan ke gunung, niscaya gunung tersebut akan menjadi tanah. Ini, sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat An-Nasa’i.
[Syeikh Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar, Al-Yaumul Akhir, hlm. 102]
*************
Dan Alloh bisa saja memperlihatkan tempat ruh-ruh itu dengan mempertemukan ruh kita ketika sedang tidur sebagai harapan baik bagi kita (bisyaroh), atau sebagai peringatan bagi kita (tanbih).
Bukankah Rosululloh juga pernah diperlihatkan ruh-ruh orang yang sedang disiksa dan tempat penyiksaannya ?
Namun bukan berarti dan difahami bahwa ruh orang-orang yang meninggal itu berjalan-jalan di alam dunia dan memberikan penampakan kepada kita.
Apalagi meyakini bahwa ruh itu bisa memberikan bantuan, memberikan manfaat, menghindarkan madhorot, memberikan barokah, menolak bala', dan hal-hal yang semisal.
Ataupun untuk tujuan mistik, klenik, khurofat, takhayul, dan yang semisal.
Sehingga berakibat kita berdo'a kepadanya, meyakini bahwa ruh itu bisa memberikan pengaruh kepada kita, animisme, pemujaan kuburan dan roh nenek moyang/kerabat, dan implikasi-implikasi yang lain.
Disinilah tipuan dan trik Syaithon.
*******************
Alloh-lah yang mengambil ruh kita dari jasad kita sewaktu kita tidur dan mengembalikannya sewaktu kita bangun.
اللهُ يَتَوَفَّى اْلأَنفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ اْلأُخْرَى إِلَى أَجَلٍ مُّسَمًّى
"Allah memegang jiwa (roh seseorang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (seseorang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Ia tahan jiwa (roh orang) yang telah ia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan lagi jiwa (roh) yang lain sampai waktu yang ditentukan" [Az-Zumar 42]
Dan ruh itu adalah urusan Robb kita (Alloh), bukan sama sekali bagian dari urusan kita.
وَيَسْئَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَآأُوتِيتُم مِّنَ الْعِلْمِ إِلاَّ قَلِيلاً
"Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah:"Roh itu termasuk urusan Rabb-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit" [QS. Al-Isro : 85]
Al-Mu’allimi berkata:
“Sesungguhnya para Ulama bersepakat bahwa sesungguhnya mimpi tidak bisa dijadikan hujjah. Tetapi ia hanya sebatas sebagai harapan baik (bisyârah), dan peringatan (tanbîh). Dan juga bisa sebagai dalil pendukung jika bersesuaian dengan hujjah syar’iyah (agama)” [At-Tankîl:2/243]
-------------------------
Semoga bermanfaat.
Baarokalloohu fiik
oleh: Kautsar Amru (fb)

0 comments:

 
Catatan Damar. Design by Pocket - Fixed by Blogger templates